Virus Corona
Khofifah Bocorkan Mengapa Banyak Kasus Sekeluarga Terpapar Virus Corona di Surabaya, Wilayah Risma
Khofifah Indar Parawansa bocorkan mengapa banyak kasus sekeluarga terpapar Virus Corona di Surabaya, wilayah Risma
TRIBUNKALTIM.CO - Khofifah Indar Parawansa bocorkan mengapa banyak kasus sekeluarga terpapar Virus Corona di Surabaya, wilayah Risma.
Surabaya jadi kota dengan angka kasus Virus Corona atau covid-19 tertinggi.
Sekitar separuh kasus Virus Corona di Jawa Timur disumbang oleh Surabaya yang dipimpin Tri Rismaharini atau Risma.
Belakangan, Risma meminta Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengakhiri PSBB di Surabaya.
Satu keluarga terkonfirmasi positif Virus Corona banyak terjadi di Surabaya.
Misalnya kasus tiga dari delapan anggota keluarga di Gubeng Surabaya diduga karena terpapar Virus Corona.
• Anies Baswedan Pilih Opsi PSBB Transisi, Wagub DKI Anggap Masa Sangat Berbahaya, Bukan Masa Bebas
• Saingan Anak Jokowi Tak Jadi Mundur di Pilkada Solo, FX Hadi Rudyatmo Beber Achmad Purnomo Terharu
• Bukan Mall, Sandiaga Uno Sarankan Anies Baswedan Buka Sektor Ekonomi Ini di Masa PSBB Transisi
Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa menilai satu keluarga mudah tertular Virus Corona karena keterbatasan ruang isolasi dalam rumah.
Hal itu diungkapkam Khofifah dalam acara Sapa Indonesia Pagi Kompas TV pada Kamis (4/6/2020).
Khofifah menceritakan bahkan ada empat anggota dari suatu keluarga meninggal akibat Virus Corona.
"Saya khawatir sekali dari awal karena memang ada kemudian basis keluarga yang satu keluarga itu terkonfirmasi positif itu semua."
"Hal itu terutama terjadi di Surabaya bahkan ada satu keluarga yang akhirnya empat anggota keluarga tidak tertolong semua," jelas Khofifah.
"Saya khawatir sekali dari awal karena memang ada kemudian basis keluarga yang satu keluarga itu terkonfirmasi positif itu semua."
"Hal itu terutama terjadi di Surabaya bahkan ada satu keluarga yang akhirnya empat anggota keluarga tidak tertolong semua," jelas Khofifah.
Khofifah mengatakan bahwa banyak keluarga yang tidak memiliki ruang yang cukup untuk melakukan isoalisi mandiri.
"Karena memang tidak semua memiliki ruang yang cukup, kamar yang cukup untuk dijadikan isolasi secara mandiri."
"Saya beberapa kali menyampaikan tidak semua warga kita memiliki rumah yang cukup luas yang tiap warga, tiap anggota keluarga memiliki kamar sendiri," jelasnya.
Mantan Menteri Sosial ini mengaku, dari awal sudah khawatir dengan fakta tersebut.
"Saya memang dari awal sudah khawatir ini akan menyebar ke anggota keluarga di dalam satu rumah itu," ucap dia.
• Dokter Bocorkan Dugaan Racun Penyebab Sepasang PNS Selingkuh Pingsan Dalam Mobil, Polisi Bertindak
3 dari 8 Keluarga Meninggal Diduga covid-19
Tiga dari delapan anggota keluarga diduga meninggal karena terpapar Virus Corona.
Kejadian tersebut terjadi di Gubang, Kertajaya, Surabaya.
Satu di antara yang meninggal itu sudah terkonfimasi positif.
Sedangkan, dua lainnya yang masih berstastus PDP (Pasien Dalam Pengawasan) sudah meninggal sebelum hasil swabnya keluar.
Dari channel YouTube metrotvnews pada Minggu (8/6/2020), tiga anggota keluarga yang meninggal adalah ayah, ibu serta anak sulung bersama dengan janinya.
Anak bungsu berinisial DW mengatakan, hal itu bermula dari kakak kandung bersama sang suami mengecek kandungan di rumah sakit.
Setelah itu, suami dari kakak sulungnya itu mengalami sakit selama tiga hari.
"Jadi awal pertama kali itu kakak saya itu kan kontrol kandungan ke rumah sakit."
"Setelah dari situ, itu terus suaminya kakak langsung sakit terus kemudian setelah suaminya kakak sakit terus sembuh itu kan sakitnya tiga hari," ujar DW.
Setelah suami dari kakak sulungnya itu sembuh, gantian kakak kedua kandungnya yang sakit.
Baru kemudian, kakak sulung yang hamil tersebut sakit.
"Setelah suami kakak sakit terus gantian kakak saya kedua saya yang sakit."
"Kemudian setelah kakak kedua saya sakit, baru kakak saya yang hamil itu yang sakit terus langsung mamah, baru itu papah," jelas DW.
• Ali Ngabalin Bicara Pemotongan Gaji Karyawan oleh Kebijakan Tapera Jokowi: Jadi Berkah Masyarakat
DW menceritakan, mereka mengalami sakit demam, flu, hingga sesak nafas.
"Gejala awalnya itu sama kayak flu, meriang, panas, dan semuanya diakhiri dengan sesak nafas,' lanjutnya.
Kakak yang hamil itu sempat disarkankan pihak rumah sakit untuk rawat jalan di rumah, namun karena sesak nafas tak tertahankan mereka baru ke rumah sakit.
"Jadi kalau kakak itu sempat dilarikan ke rumah sakit yang pertama kali itu sama IGD disuruh rawat jalan."
"Terus kemudian besoknya kembali lagi karena sudah enggak kuat karena sesak nafasnya itu," cerita DW.
Sedangkan, Ayah dan Ibunya yang ikut sakit awalnya hanya menjalani rawat jalan.
Lantaran terjadi sesak nafas, mereka lantas dibawa ke rumah sakit.
"Terus kalau Mamah sama Papah sama juga, pertama kali saya bawa ke IGD terus kemudian disuruh rawat jalan, karena memang sudah enggak kuat balik lagi ke rumah sakit," ungkap DW.
DW menceritakan, mulanya pihak rumah sakit belum memberi tahu hasil swab sang kakak sulung.
Pada 28 Mei baru diberi tahu oleh pihak puskesmas bahwa kakak sulungnya positif terpapar Virus Corona.
• Blak-blakan ke Refly Harun, Achmad Yurianto Beber WhatsApp, YouTube, Twitter Hebohkan Virus Corona
"Jadi kalau tes swabnya kan itu kan dilakukan sama pihak rumah sakit itu pihak keluarga sebetulnya enggak dikasih tau kalau kakak itu di swab pada saat itu."
"Jadi pada saat kritis di Rumah Sakit PHC itu ternyata kakak di swab kemudian tanggal 28nya itu keluarga ditelpon dari pihak puskesmas kalau hasil swabnya kakak itu positif covid," jelas dia.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Banyak Kasus Satu Keluarga Terpapar Corona di Surabaya, Khofifah: Tidak Semua Miliki Kamar Cukup, https://wow.tribunnews.com/2020/06/08/banyak-kasus-satu-keluarga-terpapar-corona-di-surabaya-khofifah-tidak-semua-miliki-kamar-cukup?page=all.