Virus Corona
Polisi Anak Buah Idham Azis Ancam Pidanakan Masyarakat yang Ambil Paksa Jenazah PDP Virus Corona
Masyarakat yang mengambil paksa jenazah PDP Virus Corona alias covid-19 tanpa izin rumah sakit, bakal diancam Pidana opolisi jajaran Idham Azis
TRIBUNKALTIM.CO - Maraknya insiden masyarakat yang mengambil paksa jenazah PDP Virus Corona alias covid-19 tanpa izin rumah sakit, bakal segera ditindak polisi jajaran Idham Azis.
Insiden ini tak dianggap main-main oleh jajaran Idham Azis, hingga mnasyarakat bisa terancam hukuman Pidana.
Hal tersebut menyangkut masyarakat yang mengambil paksa jenazah PDP Virus Corona dari rumah sakit.
Belum lama ini, kasus tersebut terjadi di Kota Makassar yang membuat heboh masyarakat.
• Jenazah PDP Covid-19 Hilang Dicuri, Makamnya Dibongkar Orang tak Dikenal
• Demi Masyarakat Luas Aparat Harus Tegas Warga yang Ambil Paksa Jenazah PDP, tanpa Protokol Kesehatan
• Keluarga & Warga yang Ambil Paksa Jenazah PDP di RS Labuang Baji Makassar akan Ditracing Gugus Tugas
Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Ibrahim Tompo menegaskan, insiden pengambilan jenazah PDP Virus Corona tanpa persetujuan rumah sakit masuk ranah Pidana.
"Itu Pidana dan akan kita proses, apalagi ini berdampak kepada masyarakat luas," kata Ibrahim melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Senin (8/6/2020).
Anak buah Idham Azis ini mengaku prihatin atas peristiwa tersebut.
Menurut dia, pemahaman masyarakat akan penyebaran Virus Corona dan penanganannya yang keliru bisa berdampak buruk bagi masyarakat lain.
Untuk itu, dia berharap masyarakat bisa lebih memahami prosedur yang diterapkan rumah sakit dalam menangani jenazah pasien baik itu berstatus PDP maupun positif covid-19.
"Prosedur itu untuk melindungi masyarakat yang lebih luas atau kepentingan bersama masyarakat," ujar Ibrahim.
Sebelumnya diberitakan, pengambilan paksa jenazah PDP kembali terjadi di Rumah Sakit Stella Maris di Makassar, Minggu (7/6/2020) malam.
ekitar 150 warga memaksa menerobos blokade aparat TNI dan Polri yang berjaga dan membawa pulang jenazah dengan berjalan kaki.
Sempat terjadi aksi saling dorong antara warga dan aparat dari rumah sakit.
Dengan membawa jenazah berstatus PDP menggunakan tandu tertutup kain sarung, massa tetap menerobos barikade aparat berseragam TNI dan Polri menggunakan tameng.
Setelah berhasil menerobos barikade aparat, massa berjalan kaki membawa jenazah dengan menggunakan tandu hingga ke Jalan Lamaddukelleng yang berjarak sekitar 500 meter.