Sosok Ini Beber 3 Penyebab Merosotnya Elektabilitas Anies Baswedan, Tersalip Ganjar, Ada Faktor Ojol

Sosok ini beber 3 faktor penyebab merosotnya elektabilitas Anies Baswedan, tersalip Ganjar Pranowo, ada faktor ojek online

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Tribunnews.com
Anies Baswedan 

TRIBUNKALTIM.CO - Sosok ini beber 3 faktor penyebab merosotnya elektabilitas Anies Baswedan, tersalip Ganjar Pranowo, ada faktor ojek online.

Merosotnya elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi perhatian publik.

Diketahui, lembaga survei Indikator Politik merilis elektabilitas Anies Baswedan disalip Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

Politikus Partai Amanat Nasional membeber 3 faktor merosotnya elektabilitas Anies Baswedan, salah satunya faktor ojek online alias ojol.

Ketua DPP PAN, Saleh Daulay mengungkapkan setidaknya ada tiga alasan menurunya elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Elektabilitas Anies Baswedan menurun dari 12,1 persen pada survei Februari lalu, menjadi 10,4 persen.

 Tak Main-main, Ada Sanksi Berat Bagi Perusahaan yang Tak Potong Gaji Karyawan 2,5 % untuk Tapera

 Ali Ngabalin Bicara Pemotongan Gaji Karyawan oleh Kebijakan Tapera Jokowi: Jadi Berkah Masyarakat

 Jokowi sudah Teken PP Tapera, Mengenal Tapera, Iuran Baru yang Bakal Potong Gaji PNS Hingga Karyawan

Dan sebaliknya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengalami kenaikan dari bulan Februari hanya 9,1 persen menjadi 11,8 persen.

Dalam tayangan Youtube KompasTV, Selasa (9/6/2020), Saleh Daulay mengatakan banyak masyarakat Jakarta yang merasa tidak puas dengan kinerja Anies Baswedan.

Terutama berkaitan dengan penanganan Virus Corona yang saat ini sedang dihadapi.

Saleh Daulay menilai faktor pertama menurunya elektabilitas Anies Baswedan adalah adanya kisruh bantuan sosial dampak Virus Corona.

Seperti yang diketahui, permasalahan yang sempat menjadi sorotan negatif adalah adanya bantuan sosial yang tidak merata dan tidak tepat sasaran.

Meski sebenarnya kejadian tersebut tidak hanya terjadi di Jakarta.

"Saya melihat bahwa penurunan elektabilitas daripada Anies Baswedan di survei terakhir menunjukkan bahwa ada kecenderungan masyarakat kita tidak begitu puas dengan hasil kinerjanya Anies Baswedan," ujar Saleh Daulay.

"Terutama di masa pandemi seperti ini, kita melihat bahwa ada beberapa persoalan yang saya kira juga cukup serius yang dihadapi oleh masyarakat.

Terutama dalam hal ini mereka yang sebagian mendapat bantuan sosial, sebagian lagi tidak mendapatkan bantuan sosial," jelasnya.

Faktor kedua menurut Saleh Daulay adalah adanya kebijakan yang tumpang tindih dengan pemerintah pusat.

Satu di antaranya adalah berhubungan dengan perizinan ojek online untuk beroperasi maupun mengangkut penumpang selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

"Kemudian juga banyak aturan-aturan yang kadang-kadang tumpang tindih di antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat," kata Saleh Daulay.

"Ini membuat masyarakat melihat bahwa Anies Baswedan ini belum begitu kokoh sebagai gubernur untuk mengatasi berbagai masalah yang ada di Jakarta," sambungnya.

Tidak hanya soal penanganan masalah, Saleh Daulay mempunyai satu faktor lain.

Menurutnya, belum ada gebrakan dari Anies Baswedan selama menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta yang tentunya sudah ditunggu-tunggu oleh pendukungnya.

Faktor terakhir itulah yang membuat masyarakat Jakarta yang masih belum yakin dengan Anies Baswedan.

"Kemudian yang berikutnya, saya melihat bahwa para pendukung Anies pada pilkada yang lalu itu belum begitu puas dengan kinerja Anies ini.

Karena sejauh ini belum ada kerja-kerja yang betul-betul membagakan pendukungnya," pungkasnya.

Elektabilitas Prabowo Subianto

Pengamat Politik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Karim Suryadi menyoroti anjloknya elektabilitas Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.

Karim Suryadi menduga melorotnya ekektabilitas Prabowo disebabkan karena masa pandemi Virus Corona.

Ia menyatakan, wabah Virus Corona dijadikan ajang perlombaan sejumlah tokoh demi maju di Pilpres 2024.

 Pemotongan Gaji PNS dan Karyawan Swasta Untuk Tapera Berlaku Mulai Januari 2021, Berapa Jumlahnya?

Hal itu disampaikan Karim Suryadi dalam kanal YouTube Kompas TV, Senin (8/6/2020).

Selain Prabowo, Karim juga menyoroti kepuasan publik terhadap kinerja Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Ia menilai, publik menilai Anies Baswedan dengan cara yang berbeda dibandingkan dengan kepala daerah lainnya.

"Tapi beda dengan DKI, bagaimana mungkin cara Anies menangani banjir sebelum Covid ini muncul kok dibanding-bandingkan dengan pemerintahan sebelumnya," kata Karim.

"Ini kan dua hal yang tidak relevan menurut saya."

Karim mengatakan, sebagian besar publik menilai kinerja pemimpin daerah dari cara penanganan Virus Corona.

Meskipun begitu, Karim menyebut banyak parameter lain yang bisa menunjang jalan kepala deerah menuju Pilpres 2024.

"Jadi saya percaya ini sebagian besar merupakan cerminan publik atas kinerja mereka terhadap penanganan Covid," jelas Karim.

"Tapi ini bukan satu-satunya parameter yang digunakan publik untuk menilai mereka."

Tak hanya itu, Karim juga menilai waktu menuju Pilpres 2024 masih cukup panjang.

Dengan jeda waktu sekitar 4 tahun, para tokoh memiliki banyak kesempatan untuk menarik hati masyarakat Indonesia.

"Meskipun jujur masih akan banyak variabel yang akan menentukan dinamika elektabilitas para tokoh yang punya kans untuk 2024," tuturnya.

"Pertama, karena waktunya masih panjang."

Lantas, Karim menyebut isu soal Virus Corona menjadi faktor paling penting untuk menunjang elektabilitas para pemimpin daerah.

Jika pemimpin daerah dirasa maksimal menangani Virus Corona, Karim menduga elektabiltas akan semakin mudah ditingkatkan.

"Kemudian yang kedua juga sekarang ini relatif tidak ada faktor lain yang mengantrol elektabilitas tokoh itu," kata Karim.

"Selain ya Corona ini."

Tak hanya soal pemimpin daerah, Karim turut menyinggung nama Prabowo.

Sebelumnya, Prabowo sudah digadang-gadang menjadi calon kuat di Pilpres 2024 mendatang.

Namun selama wabah Virus Corona berlangsung, Karim justru menilai elektabilitas Prabowo turun drastis.

"Sehingga tokoh-tokoh yang tidak terlibat langsung akan sulit mendapatkan keuntungan dari isu ini," tutur Karim.

"Sebagai contoh bagaimana Pak Prabowo begitu drastis melorot karena performnya tidak terlibat langsung."

"Demikian juga calon-calon yang lain," tandasnya.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Saleh Daulay Sebut 3 Alasan Turunnya Elektabilitas Anies Baswedan di Bawah Ganjar Pranowo, https://wow.tribunnews.com/2020/06/10/saleh-daulay-sebut-3-alasan-turunnya-elektabilitas-anies-baswedan-di-bawah-ganjar-pranowo?page=all.

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved