Penggunaan Bahan Kimia Air Baku Ditambah, Begini Penjelasan PDAM Danum Taka PPU

PDAM Danum Taka Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur menambah dua kali lebih banyak penggunaan bahan kimia selama pandemi covid-19.

Penulis: Aris Joni | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/ ARIS JONI
Suasana petugas PDAM Danum Taka PPU saat melakukan perbaikan di salah satu WTP. Selama covid-19 ini dilakukan penambahan bahan kimia untuk air bersih 

TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM - PDAM Danum Taka Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur menambah dua kali lebih banyak penggunaan bahan kimia selama pandemi covid-19.

Hal tersebut diungkapkan langsung Direktur PDAM Danum Taka PPU, Abdul Rasyid kepada Tribunkaltim.co, Kamis, (11/6/2020).

Dikatakan Rasyid, penambahan bahan kimia pada air baku tersebut dilakukan selama covid-19, karena bahan kimia seperti salah satunya kaporit tersebut dapat menjadi disinfektan untuk membunuh bakteri dan kuman pada air.

Terlebih ucap dia, dengan kondisi air baku saat ini yang hanya mencapai PH 3, maka penggunaan bahan kimia non kaporit akan lebih ditingkatkan lagi.

Baca Juga

Pemkab Kutim Segera Bahas Raperda PDAM dan Tata Ruang Kawasan Ekonomi Bengalon -Kaliorang

Tingkatkan Kualitas Layanan PDAM Kukar, Hari ini Lakukan Interkoneksi Pipa

Penunggak Pembayaran Air di PPU Menurun, Direktur PDAM Danum Taka Sebut Bayar Tunggakan Bisa Dicicil

“Kalau kemarin kita gunakan per satu kubik itu satu kilogram, maka dengan PH yang ada sekarang kita bisa tambah setengah kilogram, jadi 1,5 kilogram per satu kubik,” ujarnya.

Otomatis ucap dia, dengan adanya penambahan penggunaan bahan kimia untuk air baku, maka anggaran yang dibutuhkan juga akan mengalami peningkatan.

Saat ini ucap dia, dalam kondisi normal, pihaknya dalam tiga bulan dapat menghabiskan Rp 400 juta untuk kebutuhan bahan kimia air baku seperti Soda AS, kaporit dan tawas.

Tetapi, selama pandemi Corona ini, biaya penggunaan bahan kimia menjadi naik yang biasanya Rp 400 juta per tiga bulan bisa menjadi Rp 600 juta per tiga bulan.

“Tambahan biayanya pasti lebih besar lagi, selama covid-19 ini biaya yang kita keluarkan meningkat, karena kita gunakan kaporit dan tawas lebih tinggi,” tuturnya.

Rasyid menambahkan, anggaran untuk bahan kimia air baku tahun ini tersedian sekitar Rp 1,5 miliar dan telah digunakan sekitar Rp 800 juta dan masih tersisa sekitar Rp 700 juta.

“Sisa anggaran itu saya perkirakan tidak cukup,” pungkasnya.(*)

Baca Juga

Subsidi Berakhir, Pelanggan PDAM di Kutai Kartanegara Per 1 Juni Kembali Membayar Seperti Sedia Kala

Anggaran Penanganan Covid-19 di Kota Bontang, Realisasi Penggratisan Tagihan PDAM Selama 3 Bulan

Kini Warga Perumahan PSI di Sempaja, Samarinda Diguyur Air Bersih PDAM

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved