Virus Corona

Vladimir Putin Bandingkan Penanganan Virus Corona Rusia dengan Amerika, Pemda Tak Ikuti Presiden

Vladimir Putin bandingkan penanganan Virus Corona Rusia dengan Amerika Serikat, Pemda tak ikuti Presiden

Editor: Rafan Arif Dwinanto
abc.net.au
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia, Vladimir Putin 

TRIBUNKALTIM.CO - Vladimir Putin bandingkan penanganan Virus Corona Rusia dengan Amerika Serikat, Pemda tak ikuti Presiden.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyoroti cara Amerika Serikat menangani Virus Corona atau covid-19.

Vladimir Putin mengungkapkan, tak semua pemerintah di level regional di Amerika Serikat, mengikuti arahan Presiden.

Hal tersebut, kata Vladimir Putin, tak terjadi di Rusia sehingga lebih bisa mengendalikan Virus Corona.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Moskow lebih berhasil menangani Virus Corona (Covid-19) ketimbang Amerika Serikat (AS).

Demikian disampaikan Putin seperti dilansir Reuters, Senin (15/6/2020).

Terungkap, Penyebab Pesawat TNI AU Jatuh ke Permukiman, Alami Hal Ini, Jatuh 4 Km Sebelum Landasan

 Intip Harta Kekayaan Jokowi, Juragan Tanah di Solo, Tak Punya Mobil Esemka, Utang Hampir Rp 1 M

 Kisah Pilu di Balik Helikopter TNI AD Jatuh: 2 Kali Mendaftar Tak Lulus, Puasa Hebat Sampai Diterima

Sejauh ini terdapat 528.964 kasus konfirmasi positif Covid-19.

Rusia termasuk negara dengan jumlah kasus tertinggi ketiga di dunia, setelah Brasil dan Amerika Serikat.

Jumlah kasus kematian di Rusia mencapai 6.948 orang. Jumlah ini jauh lebih rendah daripada di banyak negara lain, termasuk Amerika Serikat tercatat lebih dari 115.000 kasus kematian.

"Sistem politik Rusia menangani krisis lebih baik daripada AS," kata Putin, dalam wawancara Televisi.

Karena kata Putin, di Rusia, otoritas di tingkat pusat dan regional bekerja sebagai salah satu tim tanpa perselisihan seperti yang ada di Amerika Serikat.

"Aku tidak bisa membayangkan ada seseorang di pemerintah pusat atau daerah mengatakan,

"kami tidak akan melakukan apa yang pemerintah atau Presiden katakan," kata Putin.

Virus Corona ini telah menjadi krisis internal yang mendalam bagi Presiden Donald Trump untuk kembali bisa memenangkan pilpres mendatang.

Putin menggunakan wawancara yang sama untuk menyangkal tuduhan bahwa reformasi konstitusional akan dapat memungkinkan dia memperpanjang pemerintahannya.

Sebuah pengambilan suara nasional terkait amandemen konstitusi akan berlangasung dari 25 Juni-1 Juli.

Jika disetujui, maka reformasi akan memungkinkan Putin berkuasa sejak 1999, hingga setelah 2024-- saat ia berdasarkan hukum harus mundur.

 Pesawat Airbus Bawa 107 Penumpang Jatuh, Puluhan Orang Tewas, Korban Selamat Ungkap Hal Mengerikan

Donald Trump Salahkan WHO

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memberi ultimatum kepada kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa AS akan menghentikan dana secara permanen jika lembaga itu tidak melakukan perubahan dalam 30 hari.

Dalam pernyataannya itu, Trump bahkan menyebut WHO sebagai "Boneka China".

Melalui sebuah surat kepada Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang dipublikasikan melalui Twitter pada Senin (19/5/2020) waktu AS, Trump menuding WHO "kurang independen dari China" pada tahap "yang mengkhawatirkan"

Trump menuduh lembaga itu "secara konsisten mengabaikan" apa yang dia sebut sebagai "berbagai laporan kredibel" bahwa virus telah menyebar di Wuhan pada awal Desember atau bahkan sebelumnya.

 Kabar Duka Jelang Idul Fitri, Pesawat Airbus A320 Angkut 107 Penumpang Jatuh di Kawasan Permukiman

Poin-poin lainnya yang disebut Donald Trump:

  • Mengutip sejumlah laporan bahwa WHO menunda pengumuman kondisi darurat akibat tekanan Presiden Xi Jinping
  • Mengritik WHO yang memuji "transparansi" China di tengah sejumlah laporan tentang penyensoran dan kurangnya kerja sama internasional
  • Menuduh WHO gagal mengomentari mengenai diskriminasi ras terkait Virus Corona yang diduga terjadi di China
  • Mengatakan Dr Tedros bisa saja menyelamatkan "banyak nyawa" jika dia bertindak seperti Dr Harlem Brundtland, kepala WHO saat wabah Sars berlangsung

Pada kesimpulannya, Donald Trump menuding terdapat "kesalahan-kesalahan langkah berulang kali" yang dilakukan Dr Tedros dan WHO yang "sangat mahal harganya bagi dunia".

"Satu-satunya jalan ke depan bagi Organisasi Kesehatan Dunia adalah jika mereka dapat menunjukkan independensi dari China," sebut surat Donald Trump.

Trump lalu menyeru kepada WHO untuk melakukan "perbaikan-perbaikan substantif yang besar" dalam 30 hari.

Namun, dia tidak mengklarifikasi apa maksudnya.

Jika perubahan tidak dilakukan, Trump menegaskan bahwa AS akan mengubah penangguhan aliran dana ke WHO menjadi penghentian dana secara permanen sekaligus "mempertimbangkan keanggotaan kami dalam organisasi".

Sebelum merilis ultimatum ini, Trump menyebut WHO sebagai "boneka China".

Menurutnya, WHO "memberikan kami banyak nasihat yang sangat buruk, nasihat jelek" dan "sangat salah dan selalu berpihak kepada China".

Surat ultimatum itu muncul di tengah Pertemuan Kesehatan Dunia PBB—sebuah pertemuan tahunan yang melibatkan 194 negara anggota yang meninjau kinerja lembaga kesehatan PBB.

Trump, yang bakal menghadapi pemilihan presiden tahun ini, juga dikritik atas penanganan pandemi di AS.

Dia beberapa kali menuding China yang dituduhnya menutupi terjadinya wabah dan menuding WHO tidak meminta pertanggungjawaban China.

AS saat ini mencatat 1,5 juta kasus positif Virus Corona, dengan lebih dari 90.000 orang meninggal dunia.

Pada pertengahan April lalu, Trump mengumumkan penangguhan aliran dana ke WHO.

"Saya memerintahkan jajaran saya untuk menghentikan pendanaan.

Selagi menyusun tinjauan terhadap peran Organisasi Kesehatan Dunia dalam salah kelola yang parah dan menutupi penyebaran Virus Corona," papar Trump dalam jumpa pers di Gedung Putih, Selasa (14/04) waktu setempat.

"WHO gagal melakukan tugas dasar mereka dan harus dimintai pertanggungjawaban," lanjutnya.

Seorang pakar gugus tugas penanganan covid-19 menyatakan Amerika Serikat "bisa menyelamatkan banyak nyawa" seandainya lebih awal menerapkan langkah-langkah untuk menghentikan covid-19.

 Sering Layani Evakuasi Medis, Berikut Fakta di Balik Tragedi Pesawat Jatuh di Danau Sentani Jayapura

"Jika kita melakukannya sejak awal, untuk menutup semuanya, barangkali akan sedikit berbeda," kata Dr. Anthony Fauci, pakar dari gugus tugas penanganan Virus Corona di AS, kepada CNN.

Trump menuding WHO tidak bersikap obyektif sehingga menerima klaim China tanpa melakukan peninjauan.

"Jika saja WHO melakukan tugasnya dalam mengutus pakar-pakar kesehatan ke China untuk secara obyektif meninjau situasi di lapangan dan membeberkan kurangnya transparansi China.

Wabah ini bisa diatasi pada sumbernya dengan sedikit kematian," kata Trump.

"Ini akan menyelamatkan ribuan nyawa dan menghindari kerusakan ekonomi dunia," imbuhnya.

Donald Trump menuding WHO terlalu percaya terhadap klaim pemerintah China.

"Kepercayaan WHO pada pernyataan China mungkin menyebabkan peningkatan 20 kali lipat di dunia dan mungkin lebih.

Begitu banyak kematian disebabkan kesalahan mereka," tuding Trump.

Sebelumnya, Trump mengklaim bahwa WHO bersikap "China sentris" dalam menangani pandemi Virus Corona.

Namun, klaim itu ditepis Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. Dia justru meminta semua pihak untuk "jangan mempolitisasi virus ini".

"Yang paling kuat seharusnya memimpin jalan dan mohon karantinakan politik covid," papar Tedros, dalam pernyataan yang secara implisit merujuk Trump.

WHO mengandalkan baik dari negara-negara maupun pihak swasta sebagai sumber pendanaan.

Pendanaan tersebut juga dibagi menjadi kontribusi wajib dan sukarela.

Selama beberapa tahun terakhir, pendanaan sukarela terlihat semakin penting.

Pemerintah AS adalah kontributor dana sukarela terbesar, mencapai 15% dari seluruh pendanaan yang diterima WHO pada 2019.

 Eks Kepala BIN, AM Hendropriyono Dilaporkan ke Polisi, Dugaan Pencemaran Nama Baik Sultan Hamid II

Perlu dicatat AS juga berutang pada WHO dalam hal kontribusi wajib.

Data pada Maret 2020 menunjukkan AS masih berutang lebih dari US$99 juta (Rp1,5 triliun). Jumlah ini terbanyak dari negara manapun.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Putin Klaim Rusia Lebih Berhasil Tangani Covid-19 Ketimbang AS, https://www.tribunnews.com/internasional/2020/06/15/putin-klaim-rusia-lebih-berhasil-tangani-covid-19-ketimbang-as.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved