Kadin Indonesia Ajak UMKM Masuk Market Place E-Commerce dan Jaga Kualitas Barang yang DIjual

Wabah Virus Corona ( covid-19 ) yang menjangkit hampir di seluruh penjuru dunia menjadi tantangan tersendiri untuk sektor ekonomi dan yang paling kuat

TRIBUNKALTIM.CO, HERIANI
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri ( Kadin ) Erwin Aksa mengimbau pelaku UMKM harus masuk ke market place e-commerce, Tokopedia, Bukalapak dan lainnya. Mereka harus masuk ke pasar digital karena di situ sudah terbentuk ekosistem yang sangat baik 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Wabah Virus Corona ( covid-19 ) yang menjangkit hampir di seluruh penjuru dunia menjadi tantangan tersendiri untuk sektor ekonomi dan yang paling kuat terkena pukulannya adalah sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Berbeda dengan krisis pada tahun 1998, sektor UMKM menjadi juru selamat bagi perekonomian Indonesia karena yang mengalami krisis utama pada saat itu adalah sektor keuangan.

Sedangkan krisis yang dihadapi akibat dampak covid-19 mencakup aspek kesehatan, sosial dan ekonomi.

Hal tersebut membuat pelaku sektor bisnis terkhusus UMKM harus menghadapi masa sulit untuk bertahan sehingga diperlukan strategi dan liat khusus untuk tetap survive.

Bank Indonesia menilai, UMKM dewasa ini harus didigitalisasi.

Baca juga: Suka Duka Jubir Gugus Tugas Tarakan Kabarkan Covid-19, Tanggal Merah Serasa jadi Hitam Semua

Baca Juga: Besuk Online Rutan Kelas IIB Tanjung Redeb Berau, Prayitno: Kita Belum Buka Sebelum Ada Perintah

Kiat bagi UMKM agar mampu bertahan di tengah gempuran wabah corona adalah memperhatikan strategi pasar dengan melek teknologi.

"Pelaku UMKM harus masuk ke market place e-commerce, Tokopedia, Bukalapak dan lainnya. Kita harus masuk ke pasar digital karena di situ sudah terbentuk ekosistem yang sangat baik.

Pembayarannya aman, dan paling penting adalah kualitas barang yang dijual sesuai dengan ekspektasi para pembeli," ujar Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Erwin Aksa.

Dalam forum Webinar 'Strategi Bertahan dan Bangkit Pasca Pandemic Covid-19, Saving the 2020 Sales Target; Strategies Survival, Recovery and Growth' yang diselenggarakan Bank Indonesia Kalimantan Timur, Senin (22/6/2020),

Komisaris Utama Bosowa Grup ini tidak bisa memungkiri sebelum covid-19, e-commerce sudah tumbuh dan memukul pasar ritel yang ada di pusat perbelanjaan.

Sehingga dalam perjalanannya, kesempatan untuk digitalisasi ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin.

"Saya imbau untuk masuk ke e-commerce karena caranya juga mudah sekali, tidak sulit. Ketika masuk akan teregistrasi otomatis sebagai merchant dari e-commerce tersebut," ujarnya.

Baca juga: Penelitian Dokter Italia Temukan Virus Corona Sudah Sangat Melemah Bisa Hilang Sendiri Tanpa Vaksin

Baca juga: Kehamilan di Balikpapan Meningkat Kala Pandemi Corona, DP3AKB Berencana Bagi-bagi Alat Kontrasepsi

Bank Indonesia mencatat perubahan perilaku konsumen ke arah yang lebih digital di masa pandemi covid-19.

Pada Maret 2020 lalu, volume transaksi e-commerce di Indonesia mencapai 98,3 juta atau meningkat 18,1% (mtm) dengan total transaksi Rp 20,9 triliun meningkat 9,9% (mtm).

Peningkatan transaksi terbesar bersumber dari kebutuhan primer atau makanan dan minuman sebanyak 52%, perlengkapan sekolah 34%, dan perawatan pribadi seperti pensanitasi tangan dan masker 29%.

"Kita harus tangguh, tahan banting, kreatif daripada covid-19 itu sendiri. Di sini tidak hanya kita sendiri, ada juga teman-teman lain yang berjuang keras untuk mencari jalan terbaik," ucapnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved