Ricuh di Green Lake City
Tak Main-Main, Idham Azis Angkat Bicara Penangkapan John Kei, Negara Tak Boleh Kalah dengan Preman
Tak main-main, Idham Azis angkat bicara penangkapan John Kei, Negara tak boleh kalah dengan preman
TRIBUNKALTIM.CO - Tak main-main, Idham Azis angkat bicara penangkapan John Kei, Negara tak boleh kalah dengan preman.
Kapolri Jenderal Idham Azis memuju kinerja jajarannya di Polda Metro Jaya terkait penangkapan John Kei.
Idham Azis pun mengajak semua pihak mengawal kasus upaya pembunuhan oleh Godfather Jakarta hingga ke persidangan.
Tak main-main, polisi menjerat John Kei dengan pasal berlapis dengan ancama hukuman mati.
Kapolri Jenderal (Pol) Idham Azis mengungkapkan, negara tidak boleh kalah dengan aksi-aksi kriminalisme.
Polri, kata Idham, tidak akan memberi ruang kepada kelompok yang meresahkan masyarakat.
• Andai Bertemu John Kei, Nus Kei akan Ambil Posisi Ini, Beber Filsafat Suku Kei Maluku Satu Kesatuan
• Jajaran Idham Azis Beber John Kei Terancam Hukuman Mati, Godfather Jakarta Kena Pasal Berlapis Ini
• Polisi Bongkar Peran John Kei di Rencana Pembunuhan Nus Kei, Hukuman Mati Jerat Godfather Jakarta
• Anies Baswedan Sebut Angka Reproduksi Covid-19 Menurun di Jakarta, PSBB Transisi Bakal Diperpanjang?
“Kuncinya adalah negara tidak boleh kalah dengan preman,” kata Idham melalui keterangan tertulis, Senin (22/6/2020).
Hal itu ia sampaikan terkait penangkapan kelompok John Kei terkait kasus penyerangan dan penganiayaan di Tangerang dan Jakarta Barat.
Idham sekaligus mengapresiasi Polda Metro Jaya yang telah melakukan penangkapan terhadap kelompok John Kei.
Menurut mantan Kepala Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, tindakan penganiayaan, perusakan, hingga penjarahan tak dibenarkan dan mengandung konsekuensi hukum.
Lebih lanjut, Kapolri meminta seluruh pihak mengawal kasus tersebut.
“Kita proses dan kita kawal hingga ke persidangan nanti,” ucap dia.
Diberitakan, total 30 anggota kelompok John Kei yang ditangkap terkait kasus penyerangan dan penganiayaan di Tangerang dan Jakarta Barat.
Salah satu yang ditangkap adalah John Kei.
Menurut Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana, polisi awalnya menangkap 25 orang di Jalan Tytyan Indah Utama X, Bekasi, Jawa Barat pada hari Minggu (21/6/2020) kemarin sekitar pukul 20.15 WIB.
"Tim ini melakukan penangkapan terhadap 25 orang di markas kelompok John Kei," kata Nana dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui akun Youtube Polda Metro Jaya, Senin.
Nana menyampaikan, polisi kemudian mengembangkan penyelidikan kasus penyerangan dan penganiayaan tersebut hingga tertangkap lima orang lainnya.
Penyerangan tersebut diduga berawal dari kekecewaan John Kei terhadap pamanya yaitu Nus Kei.
John menilai Nus tidak membagi rata uang hasil penjualan tanah.
John Kei pun memerintahkan anak buahnya untuk mencari keberadaan Nus Kei dan membunuhnya.
Anak buah John Kei selanjutnya mencari keberadaan Nus Kei dengan melakukan penyerangan di dua lokasi berbeda yakni kawasan Green Lake City di Cipondoh, Kota Tangerang; dan daerah Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat pada Minggu siang.
Saat menyerang kawasan Green Lake City, anak buah John Kei melepaskan tembakan sebanyak tujuh kali, merusak gerbang perumahan, dan mengacak-acak rumah Nus Kei.
Akibatnya, satu orang petugas sekuriti perumahan mengalami luka karena ditabrak anak buah John Kei dan satu pengendara ojek online tertembak di bagian kaki.
Sementara penyerangan di Cengkareng menyebabkan satu anak buah Nus Kei berinisial ER tewas dan satu orang lainnya terluka.
Kini, John Kei dan 29 anak buahnya telah ditetapkan sebagai tersangka kasus penyerangan, penganiayaan, dan pembunuhan berencana.
Sebagai informasi, John Kei baru dinyatakan bebas bersyarat pada 26 Desember 2019 atas kasus pembunuhan berencana.
Filosofi Suku Kei
Paman sekaligus korban penyerangan John Kei, yakni Nus Kei sempat menyinggung filosofi sukunya.
Hal itu diungkapkan saat ditanya wartawan terkait hubungannya dengan John Kei setelah insiden penyerangan di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat dan Green Lake City, Tangerang.
Nus Kei membenarkan masalahnya dengan John Kei didasari masalah penjualan tanah.
Namun, ia merasa masalah itu sudah selesai.
"Memang ada sebuah pekerjaan di Kota Ambon di Provinsi Maluku sana tapi itu sudah selesai dan itu sudah selesai, memang sudah selesai," kata Nus Kei dikutip dari tvOneNews pada Senin (22/6/2020).
Nus merasa sebenarnya tak ada masalah, namun ia mengakui sang keponakan mungkin kurang sabar dalam menghadapi masalah ini.
"Cuma memang tidak ada kesabaran antara mungkin keponakan saya ini, akhirnya jadi seperti kemarin."
"Sebetulnya enggak ada masalah," ujar dia.
Saat ditanya apakah dirinya tahu akan diserang, Nus bersaksi dirinya tak tahu.
"Saya enggak tahu, kan saya memang dalam posisi diserang tapi saya enggak tahu, tapi saya berharap jangan ada seperti itu," kata dia.
Lantas ia hanya bisa berharap agar masalahnya dengan masalah John Kei tak berlanjut.
"Semoga ini kemarahan terakhir, kita kubur bersama-sama dengan keponakan kami yang kami kubur Erwin, semoga ke depan jangan terulang lagi," harapnya.
Lalu, Nus Kei menyinggung John Kei yang baru saja keluar dari LP Nusakambangan setelah bebas bersyarat pada 26 Desember 2019 lalu.
• Bukan Wilayah Risma, Kota di Jawa Timur Ini Jadi Zona Hijau Virus Corona, Khofifah Beber Kabar Baru
Diketahui ia harus dipenjara karena kasus pembunuhan tehadap pengusaha Tan Harry Tantono alias Ayung pada 2012 silam.
"Ponakan ini mungkin namanya juga baru keluar dari dalam ya kita musti maklumi, mungkin terlalu lama di dalam."
"Makanya saya tetap menahan diri, saya tidak melakukan hal-hal di luar dari ponakan saya lakukan itu," singgung Nus.
Ditanya sudah bertemu dengan John Kei setelah masalah ini bergulir, Nus mengaku belum.
Sehingga ia berharap bisa segera bertemu dengan keponakkannya tersebut.
"Belum ada, kami belum diberi ruang ke sana, tapi saya berharap satu waktu mungkin bisa ada ke situ, mungkin lewat pihak kepolisian saya berharap."
"Saya posisikan diri sebagai orang tua, paman, itu yang saya katakan," ujar dia.
Lalu, Nus menyinggung filsafat suku Kei dari Maluku.
Menurut penuturannya, Suku Kei memegang teguh persatuan antara masyarakatnya.
"Kami ini itu punya filsafat, orang Kei punya filsafat ini, kami satu, satu kesatuan, tiang tidak bisa dilepaskan-pisahkan itu kami orang Kei, itu sangat mengikat kami," jelas Nus Kei.
Ia merasa bahwa apa yang dilakukan John Kei hanya sebatas emosi sesaat.
"La ini makanya tadi dari awal saya bilang, mungkin ini cuma emosi, egonya ponakan saya, dan egonya saya."
"Mungkin saya masih bisa kontrol ego saya, tapi ponakan saya tidak bisa," ungkapnya.
Lalu ia lagi-lagi menyinggung soal John Kei yang baru saja keluar dari lapas.
Kini, Nus Kei hanya bisa berharap agar John Kei bertobat.
"Dan saya memaklumi mungkin juga di dia baru keluar saya berharap kemarin sih dari wawancaranya dia bisa berubah, tapi sudah terjadi, saya tetap berdoa, saya percaya sama Tuhan suatu ketika dia akan berubah dan dia akan kembali ke jalan yang benar," harapnya.
• Penyederhanaan Kurikulum Arahan Jokowi, Nadiem Makarim Jawab Isu Peleburan Mata Pelajaran Agama
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Proses dan Kawal Kasus John Kei hingga ke Persidangan, Idham Azis: Tak Boleh Kalah dari Preman, https://wow.tribunnews.com/2020/06/23/proses-dan-kawal-kasus-john-kei-hingga-ke-persidangan-idham-azis-tak-boleh-kalah-dari-preman?page=all.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/instruksi-idham-azis-untuk-polres-seluruh-indonesia-lakukan-ini-untuk-warga-yang-belum-terima-bansos.jpg)