Virus Corona
Peringatan Penting dari Dokter Reisa! Jenis-jenis Olahraga Ini Punya Risiko Tinggi Tertular Covid-19
Ada dua jenis risiko dari kegiatan olahraga yang dilakukan masyarakat yaitu risiko rendah dan risiko tinggi.
TRIBUNKALTIM.CO - Anggota Tim Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19, Reisa Broto Asmoro memberikan peringatan penting bagi masyarakat seputar olahraga di tengah pandemi virus Corona atau covid-19.
Di tengah pandemi covid-19 banyak masyarakat mulai melakukan aktivitas olahraga untuk meningkatkan imun tubuh dan menjaga kesehatan.
Akan tetapi olahraga yang dilakukan juga harus diperhatikan agar tidak terpapar virus corona atau covid-19.
Reisa Broto Asmoro mengingatkan, masyarakat dapat memperhatikan tingkat risiko penularan virus corona dari olahraga yang dilakukan.
• NEWS VIDEO Gara-gara Satu Penumpang Garuda Positif Corona Lolos Pemeriksaan, 90 Orang Dikarantina
• Kisah Pasien Corona Dilakukan Tes Swab 15 Kali, Karantina 82 Hari, Kini Berstatus Sembuh
• Berupaya Turunkan Kasus Corona, Revisi APBN Difokuskan ke Anggaran Kesehatan Penanganan Covid-19
• Mahasiswa Ini Syok Lihat Kamar Kos Usai Ditinggal 3 Bulan Karena Corona, yang Belum Pulang Was-was
Ada dua jenis risiko dari kegiatan olahraga yang dilakukan masyarakat yaitu risiko rendah dan risiko tinggi.
Jenis olahraga yang termasuk risiko rendah terpapar covid-19 yaitu olahraga yang dilakukan di rumah, sendiri atau dengan anggota keluarga, serta menggunakan peralatan sendiri.
"Sebaiknya, utamakan jenis ini di masa pandemi covid-19 yang masih berlangsung," kata Reisa di Graha BNPB, Jakarta, Minggu (28/6/2020).
Sedangkan, olahraga dengan tingkat risiko tinggi terpapar covid-19 adalah jenis olahraga yang dilakukan di tempat umum dan berkelompok, serta menggunakan peralatan bersama secara bergantian.
"Apabila Anda mempunyai penyakit seperti diabetes, hipertensi, gangguan paru, dan gangguan ginjal, kondisi immuno compromise, kondisi autoimun dan sedang hamil sebaiknya hindari tipe olahraga seperti ini," ujarnya.
Pada masa adaptasi kebiasaan baru, ia menambahkan, potensi kegiatan olahraga secara bersama-sama di tempat umum akan mulai meningkat.
Pemerintah, kata dia, tak mempersoalkan bila masyarakat ingin kembali berolahraga di tempat umum.
• Terjawab Sudah Status Hubungan Nella Kharisma & Cak Malik, Terungkap Karena Celetukan Dory Harsa Ini
• Siswi SMP yang Pacaran dengan Pria 30 Tahun Ditemukan, Laporan Penculikan Dicabut, Apa yang Terjadi?
Sebab, olahraga juga memiliki fungsi positif untuk meningkatkan imunitas tubuh seseorang.
Namun, ada lima hal yang harus diperhatikan bila masyarakat ingin melaksanakan di tempat umum.
Pertama, olahraga sebaiknya dilakukan tanpa berpindah tempat atau olahraga dilakukan dengan posisi sejajar berjarak minimal 2 meter dari orang lain.
"Kedua, untuk olahraga jalan kaki, usahakan jaraknya 5 meter dari orang di depannya," kata dia.
Berikutnya, bagi yang hendak berlari, sebaiknya menjaga jarak mencapai 10 meter dari orang di depannya.
Jaga jarak, imbuh dia, juga berlaku bagi mereka yang ingin bersepeda, minimal 20 meter dari orang di depannya.
"Kelima, setelah berolahraga, ingat, untuk selalu segera cuci tangan, mandi, ganti pakaian, dan bersihkan alat olahraga dan barang bawaan kita seperti handphone, kacamata, tas dan barang bawaan lainnya dengan cairan disinfektan," kata Reisa.
• Mobil yang Ditumpangi Ziva Magnolya Ditabrak Truk, Update Kondisi Penyanyi Jebolan Indonesian Idol
• Lewati Jawa Timur & Jakarta, Tambahan Kasus Sembuh Covid-19 di Provinsi Ini Terbanyak, 28 Juni 2020

Awas! Ini 3 Lokasi yang Berpotensi jadi Titik Penularan Corona saat New Normal
Ada 3 lokasi yang dinilai sangat berpotensi menjadi titik penularan virus Corona atau covid-19 di masa new normal.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan virus Corona Achmad Yurianto saat konferensi pers di Graha BNPB, Jumat (26/6/2020) sore.
Hal ini menurutnya berdasarkan kajian dari para ahli.
Jumlah kasus virus Corona (covid-19) di Indonesia kini belum menunjukkan kurva penurunan.
Hari ini, Jumat (26/6/2020) terdapat penambahan 1.240 kasus baru.
Sehingga sejak pertama diumumkan 2 Maret 2020 hingga hari ini, jumlah kasus virus Corona di Tanah Air sudah mencapai 51.427.
Dan di tengah pandemi, pemerintah akan mulai menerapkan new normal di wilayah tertentu.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan virus Corona Achmad Yurianto mengatakan ada tiga lokasi yang berpotensi menjadi titik-titik baru penularan covid-19.
"Di era adaptasi kebiasaan baru ( new normal) maka ada beberapa titik yang berpotensi untuk bisa menjadi tempat sebaran baru (penularan) covid-19," ujar Yuri dalam
Pertama, kata dia, adalah ruang kantor. Untuk menghindari penularan covid-19 di kantor, pemilik perusahaan atau pengelola disarankan mencermati tiga hal.
"Satu, perhatikan pengisian ruang dengan jumlah orang. Untuk memastikan setiap pekerja di kantor bisa menjaga jarak setidaknya 1,5 meter, antara satu dengan yang lain," tutur Yuri.
Lalu, yang harus dicermati bahwa adanya kontak yang lama antara sesama karyawan akan berpeluang untuk terjadi penularan.
Sehingga, para karyawan diharuskan menjaga jarak dan tetap memakai masker saat berada di ruang kerja.
Kemudian, harus mengatur ventilasi dan sirkulasi udara di kantor.
"Diupayakan penggunaan pendingin ruangan tidak sepanjang waktu. Mungkin dimulai pada jam tertentu. Dan diupayakan juga setiap hari udara di dalam kantor berganti udara segar dari luar," jelasnya.
Lokasi kedua, lanjut Yuri, adalah rumah makan, restoran, warung atau kantin.
Mayoritas individu akan sering berada di lokasi tersebut di jam tertentu, misalnya saat makan siang.
Oleh karenanya, pemilik tempat makan dan masyarakat harus disiplin menjaga jarak, mengindari kerumunan dan memakai masker saat berada di tempat makan.
Lokasi ketiga adalah sarana transportasi massal.
Yuri mengungkapkan bahwa pemerintah sudah menempuh sejumlah kebijakan untuk mengurai kepadatan di transportasi umum.
Merujuk kepada tiga hal di atas, Yuri mengimbau masyarakat agar selalu disiplin menjalankan protokol kesehatan di masa new normal.
Setidaknya, kata dia, ada tiga kebiasaan yang tidak bisa ditinggalkan, yakni memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan memakai sabun.
"Jadi produktivitas harus kembali dilakukan tetapi syarat mutlaknya harus aman dan mampu menjalankan protokol kesehatan dengan baik," tambah Yuri.
Media asing sebut Indonesia bisa jadi hotspot Corona dunia selanjutnya
Dalam sebuah pemberitaan media asing, Indonesia disebut bisa menjadi hotspot virus Corona atau covid-19 dunia, alasannya tak main-main.
Saat sebagian besar negara di Asia Tenggara telah berhasil meratakan kurva tingkat infeksi virus Corona, Indonesia disebut justru kewalahan dengan pertempuran melawan covid-19.
Perhatian dunia kini tengah difokuskan pada Amerika Serikat, India, Rusia, dan Brasil yang mencatat angkat infeksi harian hingga puluhan ribu.
Sedangkan kasus Corona atau covid-19 di Indonesia terbang di bawah radar.
Media luar negeri, Sydney Morning Herald (SMH), menilai Indonesia akan menjadi hotspot virus Corona berikutnya di dunia.
Dilansir SMH, Jumat (19/6/2020), selama 8 hari Indonesia telah mencatat lebih dari 1.000 kasus baru covid-19.
Para ahli epidemiologi khawatir jumlah kasus di Indonesia dapat mencapai lebih dari 60.000 kasus (saat berita itu ditulis angkanya sudah mencapai 42.762 kasus).
Lalu, hal yang jauh lebih memprihatinkan adalah tingkat pengujian yang sangat rendah dan tingkat kematian yang tinggi secara proporsional.
Menurut situs Worldometer, Rusia menempati peringkat ke-18 dunia dalam melakukan tes dengan jumlah 107.445 tes per 1 juta orang.
Amerika Serikat berada di urutan ke-27 dengan 80.750 tes per 1 juta orang, Brasil berada di urutan ke-108 dengan 11.302 tes per 1 juta orang, dan India berada di urutan ke-138 dengan 4.530 tes per 1 juta orang.
Sementara itu Indonesia mendekam di peringkat ke-163 dengan hanya melakukan 2.193 tes per 1 juta orang.
Pada Kamis (18/6/2020), Indonesia mencatat rekor 10.000 orang diuji per hari.
Namun itu hanya terjadi pada hari itu.
IKUTI >>> Update virus Corona
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemerintah Ingatkan Dua Risiko Olahraga di Masa Pandemi covid-19"