Di Mata Najwa, M Qodari Sebut Wajar Spekulasi Terawan Direshuffle: Tjahjo Kumolo Tak akan Diganti
Di acara Mata Najwa, Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menyebut wajar jika ada spekulasi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto direshuffle.
TRIBUNKALTIM.CO - Di acara Mata Najwa, Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menyebut wajar jika ada spekulasi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto direshuffle.
Bahkan Qodari juga meminta Terawan Agus Putranto muncul ke publik.
Apalagi usai Presiden Joko Widodo ( Jokowi) mengumbar ancaman akan melakukan perombakan kabinet, sontak nama Terawan pun kembali jadi bahan pembicaraan.
• Kata-kata Melecehkan Ini Buat Pije Nekat Bakar Alphard Via Vallen, Ditolak Dua Kali Bertemu Idola
• Siap-siap! Kapan SKB CPNS Digelar Akhirnya Dirilis, Ada yang Unik tentang Jenis Soal, Cek Kisi-kisi
• Di Depan Najwa Shihab, Arief Poyuono Yakin Menkes Terawan tak Akan Diganti, Jokowi tak Niat Marah
• Seperti Salam Perpisahan, Putri Engku Emran Sampaikan Pesan Haru Untuk Laudya Cynthia Bella
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam acara Mata Najwa di kanal YouTube Najwa Shihab, Rabu (1/7/2020).
Seperti diketahui, nama Terawan menjadi sorotan sejak dikritik Presiden Joko Widodo ( Jokowi) karena dinilai kurang tanggap menangani pandemi Virus Corona ( covid-19).
Minimnya penyerapan anggaran sebesar Rp 75 triliun menjadi keprihatinan utama Jokowi.
Sebagai pengamat politik, M Qodari menyinggung sudah lama Terawan tidak hadir di publik.
"Tentu saja kalau kita bicara Covid, penanggung jawab utamanya adalah Menteri Kesehatan," komentar M Qodari.
Ia menyinggung pernyataan Terawan di awal munculnya pandemi yang tampak seperti menganggap covid-19 adalah penyakit biasa.
"Setelah itu Terawan relatif hilang dari peredaran. Kita tidak mendengarkan kutipan-kutipan yang lain," ungkapnya.
Sebelumnya Jokowi juga mengancam akan membuka opsi perombakan kabinet (reshuffle) jika tidak ada perubahan.
Qodari menilai wajar jika ternyata Terawan adalah menteri yang di-reshuffle.
"Jadi spekulasi bahwa Pak Terawan adalah orang yang akan diganti adalah sesuatu yang menurut saya cukup realistis," kata Qodari.
Ia lalu menyinggung penyerapan anggaran Rp 75 triliun yang baru dimanfaatkan 1,53 persen.

"Sekali lagi, persoalan penyerapan anggaran yang kurang ini bisa jadi memang duitnya enggak ada, yang tanggung jawab enggak mau cetak duit," papar Qodari.
"Atau duitnya ada tapi enggak mau dikeluarin, tapi bisa juga menterinya kurang bekerja keras untuk menekan birokrasi agar pekerjaan jadi lebih cepat," lanjutnya.
Dalam pidatonya, Jokowi meminta agar pencairan anggaran jangan sampai terhambat birokrasi.
Ia juga mendorong pembuatan peraturan jika memang diperlukan.
Menurut Qodari, hal itu menjadi masalah utama yang dikritik Jokowi.
"Kalau Pak Moeldoko mengatakan memang birokrasi kita panjang, menurut saya justru itu adalah poin yang sedang ditunjuk Pak Jokowi saat ini," kata Qodari.
Qodari menduga hal yang membuat Jokowi geram adalah karena jajarannya masih bersikap biasa-biasa saja menghadapi pandemi.
Presenter Najwa Shihab meminta narasumbernya itu menyampaikan spekulasi tentang kemungkinan Terawan akan di-reshuffle.
"Jadi wajar kalau spekulasi itu muncul dan wajar kalau pun spekulasi itu berbuah kenyataan?" tanya Najwa Shihab.
Qodari justru meminta Najwa Shihab menghadirkan Terawan agar dapat memberikan keterangan langsung.
Ia menyinggung Najwa yang saat itu mengundang Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo dan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar.
"Sebetulnya paling bagus acara ini kalau bisa menghadirkan Pak Terawan. Jangan Pak Abdul Halim dan Pak Tjahjo Kumolo, itu dua menteri extraordinary, enggak akan diganti," ucap Qodari.
"Yang satu kakaknya Ketua Umum PKB, yang satu mantan sekjennya Bu Mega. Tidak akan diganti itu," tambahnya.
Lihat videonya mulai menit 2.00:
• Kementrian Kesehatan akan Hapus ODP dan PDP Virus Corona, Diganti 3 Istilah Baru Ini, Lebih Spesifik
• Tidak Main-main, Risma Tegaskan Jajarannya Jangan Cari Alasan, Kematian Pasien Covid-19 Masih Tinggi
• Risma Ikut Anjuran WHO yang Ditolak Doni Monardo, Cukup 1 Kali Tes Swab Pasien Virus Corona Pulang
• Sembuh dari Virus Corona, Dybala Semakin Gacor Bareng Cristiano Ronaldo di Juventus
Jokowi Kembali Tegur Menkes Terawan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyoroti kinerja Kementerian Kesehatan yang dipimpin Menteri Terawan Agus Putranto.
Ia meminta supaya proses insentif tenaga kesehatan dan klaim pembayaran rumah sakit diringkas.
Jokowi menilai seharusnya prosedur di Kemenkes dapat dibuat lebih sederhana melalui Peraturan Menteri (Permen).
Dilansir TribunWow.com, hal itu disampaikan Jokowi dalam Rapat Terbatas Percepatan Penanganan Covid-19.
"Saya minta agar pembayaran deposito untuk pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan Covid ini dipercepat pencairannya," kata Joko Widodo, dikutip dari Breaking News di Metro TV, Senin (19/6/2020).
"Jangan sampai ada keluhan," tegasnya.
Ia menyinggung biaya santunan bagi tenaga kesehatan yang meninggal saat menangani kasus Covid-19.
Diketahui tingkat kematian tenaga medis di Indonesia mencapai yang tertinggi di Asia Tenggara, bahkan dunia.
Jumlah tenaga kesehatan yang meninggal akibat tertular Virus Corona mencapai 5-6 persen dari seluruh total pasien Covid-19.
Jokowi menegaskan mereka seharusnya mereka segera mendapat bantuan santunan.
"Misal ada yang meninggal ini segera bantuan santunan harus ada. Mestinya begitu meninggal, langsung bantuan santunan harus harus keluar," tegas Kepala Negara.
Ia lalu meminta agar prosedur di Kemenkes dapat diringkas.
Jokowi menyinggung prosedur yang ada saat ini terlalu berbelit-belit.
"Prosedurnya di Kementerian Kesehatan harus betul-betul bisa dipotong, jangan sampai bertele-tele," papar Jokowi.
Menurut dia, prosedur yang ada dapat disederhanakan melalui Permen yang dikeluarkan Menteri Terawan.
"Kalau aturan di Permen terlalu berbelit-belit, ya disederhanakan," kata Jokowi.
Tidak hanya itu, Jokowi juga menyoroti proses pembayaran klaim rumah sakit dan insentif untuk tenaga medis.
"Pembayaran klaim rumah sakit secepatnya. Insentif tenaga medis secepatnya," ujar mantan Wali Kota Solo ini.
"Insentif untuk petugas lab secepatnya," tambahnya.
• Di Mata Najwa, Akui Ada Strategi Soal Video Kemarahan Jokowi, Moeldoko: Sudah Nggak Usah Dilanjutkan
• Dana Covid-19 Rp 695,2 Triliun, Instruksi Jokowi ke Jajaran Idham Azis: Yang Korupsi Digigit Saja
• Perintah Terbaru Jokowi ke Jajaran Idham Azis, Terutama Bhabinkamtibmas Desa Saat Pandemi Covid-19
• Jadwal Acara TV Hari Ini 2 Juli 2020, RCTI SCTV Indosiar ANTV: Film India & Film Korea A Taxi Driver
Diketahui pemerintah mengucurkan anggaran sebesar Rp 75 triliun untuk penanganan Covid-19.
Sebelumnya Jokowi sempat menyinggung dana itu baru dimanfaatkan sebesar 1,53 persen.
"Kita nunggu apa lagi? Anggarannya sudah ada," kata Jokowi. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Minta Najwa Shihab Hadirkan Menkes Terawan, M Qodari: Jangan Tjahjo Kumolo, Enggak akan Diganti, https://wow.tribunnews.com/2020/07/02/minta-najwa-shihab-hadirkan-menkes-terawan-m-qodari-jangan-tjahjo-kumolo-enggak-akan-diganti?page=all.