Padahal Harga BBM Tak Turun, 3 Pukulan Telak Ini Bikin Pertamina Merugi Rp 11,3 T di Semester I 2020

Padahal harga BBM tak turun, 3 pukulan telak ini bikin Pertamina merugi Rp 11,3 triliun di Semester I 2020

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Humas Pertamina
Ilustrasi Pertamina 

TRIBUNKALTIM.CO - Padahal harga BBM tak turun, 3 pukulan telak ini bikin Pertamina merugi Rp 11,3 triliun di Semester I 2020.

Pertamina mengalami kerugian cukup serius pada semester pertama 2020 ini.

Diketahui, harga minyak dunia sempat menyentuh level terendah di awal 2020 yang membuat sebagian masyarakat berharap harga BBM turun.

Namun, Pemerintah akhirnya memilih tak menurunkan harga BBM.

PT Pertamina (Persero) mencatat kerugian bersih mencapai US$767,92 juta atau sekitar Rp 11,327 triliun (kurs Rp 14.750 per dolar AS) di semester I-2020.

Sedangkan periode yang sama tahun lalu, perusahaan masih membukukan laba sebesar US$ 658,96 juta atau sekitar Rp9,7 triliun.

RESMI, BLT Karyawan Swasta Batal Dicairkan 25 Agustus, Ida Fauziyah Jelaskan Alasan Data BPJamsostek

 Kasus Covid-19 Jakarta 34 Ribu, Pakar Epidemiologi Bocorkan Pergub Anies Baswedan Hanya Formalitas

 Terbakar 11 Jam, Pakar Konstruksi Beber Nasib Gedung Kejaksaan Agung, Jilatan Api dari Atas ke Bawah

 Haris Azhar Tak Tinggal Diam Disorot Antasari Azhar, Pakar Bongkar Kejanggalan Kebakaran Kejagung

VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menjelaskan, sepanjang semester I 2020 Pertamina menghadapi triple shock.

Yakni penurunan harga minyak mentah dunia, penurunan konsumsi BBM di dalam negeri serta pergerakan nilai tukar dollar.

“Pandemi covid-19, dampaknya sangat signifikan bagi Pertamina.

Penurunan demand, depresiasi rupiah, dan juga crude price yang berfluktuasi yang sangat tajam membuat kinerja keuangan kita sangat terdampak,” ujarnya dalam keterangan, Senin (24/8/2020).

Menurut Fajriyah, penurunan demand tersebut terlihat pada konsumsi BBM secara nasional yang sampai Juni 2020 hanya sekitar 117 ribu kilo liter (KL) per hari.

Atau turun 13 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yang tercatat 135 ribu KL per hari.

Saat pemberlakuan PSBB konsumsi BBM anjlok sampai 50-60 persen di kota-kota besar.

“Pertamina tetap optimis sampai akhir tahun akan ada pergerakan positif.

Sehingga diproyeksikan laba juga akan positif, mengingat perlahan harga minyak dunia sudah mulai naik dan juga konsumsi BBM baik industri maupun retail juga semakin meningkat,’ ujar Fajriyah.

Untuk mencapai kinerja positif di akhir tahun, Pertamina berhasil memeroleh laba operasi Juni 2020 sebesar USD 443 juta dan EBITDA sebesar USD 2,61 miliar.

Pertamina juga telah melakukan sejumlah inisiatif untuk perbaikan internal dengan tetap melakukan penghematan sampai 30 persen.

Tak hanya itu, Pertamina juga melakukan skala prioritas rencana investasi, renegosiasi kontrak eksisting serta refinancing untuk mendapatkan biaya bunga yang lebih kompetitif.

“Pertamina juga terus meningkatkan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) sehingga menurunkan tekanan kurs dan bisa menekan biaya secara umum,” imbuh Fajriyah.

Ahok Sebut Jokowi Kesal

Komisaris Utama (Komut) Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok mengungkapkan kekecewaan Presiden Joko Widodo ( Jokowi) soal pembangunan Kilang.

Pasalnya, Jokowi telah menyampaikan intruksi pembangunan Kilang sejak dirinya dilantik sebagai presiden 2014-2019.

 Kabar Duka, Jaksa yang Tuntut 2 Penyiram Novel Baswedan Setahun Penjara, Meninggal, Apa Penyebabnya?

 Bagikan Link Film dari WhatsApp ke Twitter, Tjahjo Kumolo Disemprot Sutradara, Ini Reaksi MenPAN-RB

 Tiba-Tiba Diminta Ganjar Pranowo Naik Podium Inspektur Upacara, Veteran Ini Prihatin Lihat Indonesia

 Jokowi Cairkan BLT Karyawan Swasta 25 Agustus, Bagaimana Nasib Pegawai Honor? Menaker Beri Bocoran

Namun, intruksinya untuk membangun Kilang minyak tak kunjung dijalankan.

Dalam video yang diunggah di kanal YouTube Najwa Shihab, Senin (17/8/2020), Ahok mengungkapkan kekecewaan Jokowi terkait pembangunan Kilang di Indonesia.

"Presiden udah teriak-teriak bangun Kilang, perbarui Kilang.

Presiden bilang 5 tahun lewat gitu aja, nggak ada yang dibangun, nggak ada yang di-upgrade juga."

"Untung presiden ke pilih kedua kalinya, bisa ngegas lagi, itu kenyataannya begitu.

Fakta kita begitu," papar Ahok.

Ahok mengungkapkan, kenyataan tersebut membuatnya kesal.

"Itu Kilang bikin keki saya, udah gue semprot aja, kesel gue," ujarnya.

"Saya katakan, ngeyel tahu nggak, antara ngeyel kalau dibilang nggak ngerti, nggak juga kok pinter-pinter," jelasnya.

Saat ditanya terkait pihak yang membuat pembangunan Kilang terhambat, Ahok enggan menyebutkan.

Ia berujar, bahwa pejabat di Pertamina adalah orang-orang dengan pendidikan tinggi.

Namun, ia masih tak mengerti, mengapa pembangunan Kilang belum juga terealisasi.

"Pejabat-pejabat kita di Pertamina, di Migas kan nggak bodoh semua, doktor profesor semua."

"Tapi kita nggak ngerti, yang jelas barangnya nggak jadi kan, 5 tahun pak Jokowi kan nggak ada yang jadi," tandasnya.

Sebelumnya, Jokowi telah mengungkapkan kekesalannya soal pembangunan Kilang.

Hal itu disampaikan Jokowi dalam Peresmian Pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2014 di Istana Negara, Jakara, Senin (16/12/2019).

 Hari Kemerdekaan, Puan Maharani Beber Pidato Soekarno Relevan di Zaman Ini, Baju Modern Kolonialisme

Awalnya, Jokowi menyinggung impor Petrokimia yang nilainya mencapai Rp 332 triliun per tahun.

"Impor Petrokimia ini gede sekali, Rp 322 triliun impor kita, saya hafal di luar kepala karena tiap hari jengkel, hafal," kata Jokowi, seperti dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com.

Menurut Jokowi, impor yang besar tersebut karena jumlah Kilang minyak sangat minim.

Dalam 34 tahun terakhir, Indonesia tak pernah lagi membangun Kilang minyak.

Oleh karena itu, sesaat setelah dilantik bersama Jusuf Kalla pada akhir 2014, Jokowi langsung mengintruksikan jajarannya untuk membangun Kilang minyak.

"Habis pelantikan yang pertama saya sampaikan, saya minta Kilang ini segera dibangun."

"Tapi sampai detik ini, dari lima yang ingin kita kerjakan, satu pun nggak ada yang berjalan, satu pun," kata Jokowi.

Jokowi mengaku, selama ini hanya diberi janji-janji palsu.

"Kemarin dijanjiin 2 tahun lagi, 3 tahun lagi. Saya nggak ngecek tiap hari kan.

(Ternyata) enggak selesai satu persen pun," terangnya.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Semester I Alami Kerugian Rp 11,327 T, Ini Tiga Hal Yang Memukul Pertamina, https://www.tribunnews.com/bisnis/2020/08/24/semester-i-alami-kerugian-rp-11327-t-ini-tiga-hal-yang-memukul-pertamina.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved