Kisah Warga Samarinda, Suami Istri Tinggal di Gerobak Bersama Anaknya Berusia Satu Bulan

Masyarakat Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur digegerkan dengan kabar adanya sepasang suami istri beserta anaknya yang berumur satu bulan.

Penulis: Muhammad Riduan | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD RIDUAN
Andika Pratama (35), bersama istri bernama Yanti (32), dan anaknya bernama Muhammad Aditya Pratama yang baru saja menginjak usia 1 bulan, di di Rumah Singgah, Jalan Dr Soetomo, Gang 4A, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Samarinda Ulu, pada Kamis (3/9/2020) Sore. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Masyarakat Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur digegerkan dengan kabar adanya sepasang suami istri beserta anaknya yang berumur satu bulan tinggal di gerobak.

Diketahui bahwa sang suami bernama Andika Pratama (35), dan istrinya bernama Yanti (32), sedangkan anaknya bernama Muhammad Aditya Pratama.

Pak Andika sapaannya, bersama istri dan anaknya sudah 14 hari tinggal di gerobak, yang terletak di tepi Jalan Belatuk, Kelurahan Temindung Permai, Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

Tidak dipungkirinya ketika panasnya terik matahari dan derasnya air yang berjatuhan dari langit, membuatnya terganggu.

MIRIS! Pasutri dan Bayi 1 Bulan Tinggal di Gerobak Sampah Usai Diusir dari Indekos, Basah Saat Hujan

Cangkuli Tanah, Angkut ke Gerobak dan Tambal Jalan Berlubang, Aksi 2 Bocah di Berau Ini Dipuji

NEWS VIDEO Kisah Suami Istri di Samarinda Tinggal di Gerobak Bersama Anaknya yang Berusia Satu Bulan

Beralaskan baliho dan beratap dari baliho juga, serta berselimutkan kardus, dirinya harus tetap tegar menghadapi kerasnya kehidupan di Kota tepian.

Gerobak yang ditinggalinya pun, hanya berukuran untuk cukup dua orang saja di dalamnya.

"Kalau hujan ya kehujanan, istri sama anak saja yang berteduh, alasnya dan penutup menggunakan baliho/atau sapanduk aja," ucapnya saat ditemui TribunKaltim.co di Rumah Singgah, Jalan Dr Soetomo, Gang 4A, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda

Pak Andika merupakan warga Asli Samarinda. Namun pada dua tahun lalu ia berlabuh ke Tanjung Selor, Bulungan, Kalimantan Utara, dan di sana ia bekerja sebagai buruh angkut kepiting, ke negeri tetangga Malaysia.

Hingga akhirnya menikahlah dengan istrinya di sana pula.

Lalu pada Februari 2020, dirinya bersama istri mengadu nasib ke Ibu Kota Kalimantan Timur (Kaltim) Samarinda.

Lantaran tidak kunjung mendapatkan pekerjaan di Samarinda, terpaksa dirinya harus mengais sampah atau bekerja sebagai pemulung guna memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari.

Berikan Bimtek untuk Para Kepala Sekolah, Kadisdikpora PPU Tak Ingin Ada Guru Copy-Paste Motode

Disebutkannya bahwa ia tinggal Samarinda di indekos. Dan pada pertengahan Juli 2020, anak pertamanya lahir.

“Waktu anak kami lahir, kami enggak bisa bayar klinik. Terpaksa gadai handphone,” ucap Andika.

Diceritakannya, mengapa akhirnya dirinya tidak tinggal lagi di Indekos, dan memilih untuk tinggal di gerobak. Hal itu dilatarbelakangi dirinya sudah tidak sanggup lagi membayar uang kost yang dipinta yaitu Rp 350 ribu, sejak 14 hari yang lalu.

"Saya bayar kost telatnya sudah 10 hari, per bulannya saya bayar 350," ucapnya.

Andika Pratama (35) saat ditemui TribunKaltim.co pada Jumat (4/9/2020).
Andika Pratama (35) saat ditemui TribunKaltim.co pada Jumat (4/9/2020). (TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD RIDUAN)
Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved