Virus Corona
Anak-anak Positif Covid-19, Diduga Karena Prilaku Orangtua dan Ketika Bermain Tak Gunakan Masker
Anak-anak positif terjangkit covid-19, hal ini diduga karena prilaku orangtua dan saat bermain di luar rumah tidak menggunakan masker.
Klaster keluarga adalah penyebaran covid-19 dari satu rumah ke rumah lainnya, yang ada dalam satu lingkungan tersebut.
Rahmat merinci, kasus klaster keluarga dari Maret hingga 6 September, yakni 196 keluarga dengan rincian 519 jiwa terpapar covid-19.
“Kasus aktif saat ini masih ada 25 keluarga yang masih dipantau dan dievaluasi perkembangannya,” kata Rahmat.
Ia juga memaparkan bahwa klaster keluarga tersebar di sejumlah kecamatan. Kecamatan Pondok Melati ada 6 kasus, di Kecamatan Jatisampurna ada 10 kasus, dan di Kecamatan Pondok Gede ada 15 kasus.
Lalu, di Kecamatan Medan Satria ada 15 kasus, di Kecamatan Bekasi Timur ada 18 kasus, di Kecamatan Bekasi Barat ada 22 kasus, di Kecamatan Rawalumbu ada 26 kasus, dan di Kecamatan Bekasi Utara ada 28 kasus.
“Jadi yang paling tinggi ada di Kecamatan Bekasi Utara ya, dalam kasus keluarga,” kata dia.
Meski begitu, Kecamatan Bantargebang hingga kini menjadi satu-satunya kecamatan dengan catatan 0 kasus covid-19.
Sementara dari segi usia, Rahmat memaparkan, dalam rentang 20-29 tahun ada 15 persen yang terpapar covid-19. Lalu, dari usia 30-39 tahun ada 20 persen dan usia 40-49 tahun ada 20 persen.
Namun, tak dijelaskan berapa banyak detail dari usia tersebut yang terpapar covid-19, Rahmat hanya menyebutkan, 211 anak telah terinfeksi virus corona tipe-2 (SARS-CoV-2) di Bekasi.
Untuk kasus anak di Kota Bekasi dari usia 0-19 tahun dari Maret sampai Agustus itu ada 211 kasus covid-19,” kata Rahmat.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi Dezi mengatakan, 211 anak yang terpapar covid-19 itu transmisinya menyebar, baik dari keluarga maupun dari teman bermainnya.
Sebab, ada beberapa kasus yang ditemukan, anaknya positif, tetapi orangtuanya tidak.
“Itu kan (kasusnya) bercampur. Ada yang memang mereka sendiri anak, artinya mungkin ada yang tidak tahu kegiatannya mereka seperti apa (mengakibatkan tertular covid-19) dan kemudian ada juga yang memang dari klaster keluarga,” kata Dezi.
Namun, Dezi membantah bahwa kasus anak berasal dari kegiatan belajar mengajar tatap muka yang sempat digelar tiga hari oleh beberapa sekolah di wilayahnya.
Baca juga: Antisipasi Penyebaran Covid-19, KPU Kukar Apresiasi Langkah Polres Kutai Kartanegara