Sebulan Lebih Dilanda Kemarau, Warga Dua Desa di Cianjur Tempuh Jarak 2 Km ke Sumber Mata Air

Warga Desa Haurwangi dan Sukatani itu kini tengah kesulitan untuk mendapatkan air bersih akibat musim kemarau.

Editor: Budi Susilo
KOMPAS.COM
Seorang warga di wilayah Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat melintas di bantaran sungai yang airnya mengering akibat musim kemarau. 

TRIBUNKALTIM.CO, CIANJUR - Sebulan lebih dilanda musim kemarau, warga di dua desa di Cianjur Jawa Barat harus tempuh jarak 2 kilometer terlebih dahulu ke sumber mata air.

Warga di dua desa di wilayah Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengalami krisis air bersih.

Warga Desa Haurwangi dan Sukatani itu kini tengah kesulitan untuk mendapatkan air bersih akibat musim kemarau.

Akibatnya, mereka terpaksa menempuh jarak hingga 2 kilometer agar bisa mengakses sumber mata air yang terletak di bantaran Sungai Cinangsi demi memenuhi kebutuhan mandi, cuci dan kakus (MCK).

Cucu (48), warga Kampung Curwangi, Desa Sukatani menyebutkan, kondisi tersebut sudah berlangsung sebulan lebih sejak musim kemarau melanda.

Baca Juga: Chelsea Kalah Melawan Liverpool, Kepa Alami Blunder, Ditanggapi Frank Lampard

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini, Senin 21 September 2020, Bakal Ada Hujan Ringan

Baca Juga: Kapal Ferry yang Tenggelam di Kutai Timur Ditarik Pemilik Kapal, Satu ABK Masih dalam Pencarian

Ia pun terpaksa mengantri sedari pagi untuk mendapatkan giliran. Setiap hari, Cucu mendatangi lokasi sumber mata air pada pagi dan sore hari.

"Kalau tidak ingin mengantri lama, ya harus bangun subuh," kata Cucu kepada wartawan, Minggu (20/9/2020).

Sementara itu, Ketua RW 12 Desa Haurwangi, Didi (45) mengemukakan, kesulitan air bersih yang dialami warga merupakan kondisi yang kerap terjadi setiap tahun saat musim kemarau.

"Pasalnya, sumur yang biasa dipakai untuk memenuhi kebutuhan MCK debit airnya terus surut selama kemarau ini," ujar Didi.

Baca Juga: Pembatasan Aktivitas Jam Malam Lantaran Pandemi Covid-19, Begini Tanggapan PHRI Samarinda

Baca Juga: Bangun Ibu Kota Negara, Penajam Paser Utara Strategis, Jadi Bahan Penelitian Universitas Pertahanan

Dikatakan, selain mengambil air, warga juga mandi dan mencuci pakaian serta peralatan dapur di lokasi sumber mata air.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved