Arsul Sani Ungkap Kondisi Wapres Ke 9 RI Hamzah Haz, Alami Gangguan Fungsi Organ & Dirawat di RSPAD
Hamzah Has Wakil Presiden dari Kalimantan Barat ini menderita sakit akibat gangguan fungsi organ.
TRIBUNKALTIM.CO - Hamzah Haz, Wakil Presiden (Wapres) ke 9 Republik Indonesia kini sedang mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot (RSPAD) Soebroto Jakarta.
Wakil Presiden dari Kalimantan Barat ini menderita sakit akibat gangguan fungsi organ.
Melansir dari KompasTV, Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Arsul Sani, meminta doa masyarakat untuk Wakil Presiden ke 9 tersebut.
Arsul Sani juga mengungkap sakit yang diderita Hamzah Has.
Baca juga: Wapres Maruf Amin Beber Sejak Zaman Nabi Ada Pandemi, Ada Pola Pentingnya Cuci Tangan
Baca juga: Menkes Terawan Bersama Luhut Lapor ke Wapres Maruf Amin, Bahas soal Kedatangan Vaksin Covid-19
Baca juga: Hampir Lupa Sebut Nama Wapresnya di Istana Negara, Begini Cara Jokowi Minta Maaf ke Maruf Amin
Baca juga: Orang Dekat Wapres Tak Tinggal Diam Adly Fairuz Disebut Cucu Maruf Amin, Direstui Megawati dan PDIP
"Mohon doanya supaya cepat sembuh. Beliau gangguan fungsi organ karena faktor usia," kata Arsul saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (15/10/2020).
Menurut Arsul, Wapres RI pendamping Presiden Kelima RI, Megawati Soekarnoputri itu tidak memiliki kesulitan makan.
Namun selang infus tampak dipasang di tangan mantan Menteri Negara Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada kabinet Presiden Ke-3 RI, Bacharuddin Jusuf Habibie.
Ia menjabat sebagai Wakil Presiden pada periode 2001-2004.
Sebelum menjabat Wakil Presiden, Hamzah Haz merupakan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan dalam Kabinet Presiden Keempat RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Hamzah Haz dikenal sebagai Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) keempat yang memimpin dari 1998 hingga 2007.
Ia digantikan oleh Suryadharma Ali pada Februari 2007.
Selama dipimpin Hamzah Haz, PPP mencapai masa keemasan dengan keberhasilan meraih kursi di DPR terbanyak ketiga hasil Pemilu 1999 dan 2004 (setelah Golkar dan PDI Perjuangan).
Baca juga: KABAR GEMBIRA Tak Lagi Pencetak Kasus Tertinggi di Kaltim, Balikpapan Catat 11 Positif Covid-19
Baca juga: MUDAH, Cara Daftar Online Bantuan UKM Facebook, Hari Ini Terakhir dan Cara Cek Dana UMKM Rp 2,4 Juta
Sekilas tentang Hamzah Haz
Berikut sekilas tentang sosok Hamzah yang dilansir Wikipedia:
Dr. H. Hamzah Haz, M.A., Ph.D. (lahir di Ketapang, Kalimantan Barat, 15 Februari 1940; umur 80 tahun) adalah Wakil Presiden Republik Indonesia kesembilan yang menjabat sejak tahun 2001 bersamaan dengan naiknya Megawati Soekarnoputri menjadi Presiden Republik Indonesia.
Dalam kepartaian, Hamzah Haz menjabat sebagai Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tahun 1998–2007.
Kehidupan awal
Pada 1961 setelah lulus dari Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) di Pontianak, ia menjadi Wartawan surat kabar Bebas, Hamzah pernah kuliah di Yogyakarta sampai lulus pada 1965 dan melanjutkan kuliah di Jurusan Ilmu Perusahaan Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura.
Selama menuntut ilmu di Pontianak, ia juga merupakan Ketua Presidium KAMI Konsulat Pontianak.
Baca juga: Login www.depkop.go.id, Daftar BLT UMKM Tahap 2, Dapat Rp 2,4 Juta Syarat Mudah & Langsung Berhasil
Baca juga: Pencairan Dana BLT UMKM Setelah Dapat SMS dari BRI, Cara Daftar Bantuan UMKM Rp 2,4 Juta, Masih Bisa
Karier
Pada tahun 1971 Hamzah pernah menjadi Wakil Ketua DPW Nahdlatul Ulama (NU) Kalimantan Barat, setelah itu dia menjadi wakil rakyat bagi NU pada tahun itu juga.
Pasca terjadinya fusi antara Nahdlatul Ulama (NU) dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hamzah aktif bergerak menjadi anggota DPR bagi PPP serta menjadi pengurus penting PPP sampai akhirnya menjabat mejadi Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan itu.
Pada 1998, Hamzah Haz diangkat menjadi Menteri Negara Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) oleh Presiden Habibie, tetapi ia mengundurkan diri setelah satu tahun menjabat akibat desakan masyarakat agar pimpinan partai tidak menjabat menteri.
Kemudian, pada 6 Oktober 1999, Hamzah Haz terpilih sebagai Wakil Ketua DPR-RI untuk periode 1999-2004.
Baru beberapa minggu jadi Wakil Ketua DPR-RI, Presiden Abdurrahman Wahid memintanya menjadi menteri pada Kabinet Persatuan Nasional sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, dia kembali menerima amanat tersebut, dan kembali pada 26 November 1999.
Hamzah kembali mengundurkan diri dengan alasan yang sama dan ingin fokus ke partai.
Aksi pengunduran itu juga merupakan aksi pengunduran diri pertama dalam kabinet Persatuan Nasional, setelah Hamzah hanya menjabat selama dua bulan.
Puncak karier politik Hamzah Haz adalah ketika ia berhasil menjabat menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia menggantikan Megawati Soekarnoputri yang saat itu naik jabatan menjadi Presiden Republik Indonesia menggantikan Presiden Abdurrahman Wahid yang diberhentikan melalui Sidang Istimewa MPR yang dipimpin Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat saat itu, Amien Rais.
Dalam pemilihan Wakil Presiden yang dilakukan oleh 700 orang anggota MPR tersebut, Hamzah Haz berhasil unggul dari Susilo Bambang Yudhoyono dan Akbar Tandjung.
Pada Pemilu 2004, Partai Persatuan Pembangunan meraih posisi keempat, berada di bawah Partai Kebangkitan Bangsa dengan 8,15% suara, sehingga Hamzah Haz dicalonkan sebagai calon presiden oleh partainya, PPP, berpasangan dengan Agum Gumelar sebagai calon wakil presiden, tetapi ia kalah dengan perolehan suara hanya 3%.
Artikel ini telah tayang di KompasTV dengan judul, Wakil Presiden ke-9 RI, Hamzah Haz Sakit dan Dirawat di RSPAD Gatot Soebroto.