Virus Corona di Kaltim

Ekonomi Kaltim Mulai Membaik, Ekspor Batu Bara dan CPO Menggeliat

Pandemi Corona atau covid-19 yang terjadi hingga mendekati akhir tahun, berdampak cukup signifikan terhadap perekonomian di daerah

Penulis: Heriani AM | Editor: Budi Susilo
TRIBUN KALTIM/NEVRIANTO HP
Sejumlah kapal tongkang ditarik tug boat mengangkut batu bara melintasi Sungai Mahakam, Kota Samarinda, Kalimantan Timur. 

Hal tersebut disebabkan oleh membaiknya ekspor batu bara serta tingginya pertumbuhan ekspor Crude Palm Oil (CPO) atau minyak sawit mentah.

Tingginya pertumbuhan ekspor CPO juga diriingi oleh peningkatan harga yang cukup tinggi dari dari 7,66 persen (yoy) di triwulan sebelumnya menjadi 31,71 persen (yoy).

Alasan dibalik tingginya ekspor CPO tersebut utamanya disebabkan pengiriman ke Tiongkok yang mengalami pertumbuhan dari -33,42 persen (yoy) di triwulan sebelumnya menjadi 28,27 persen (yoy).

"Pangsa ekspor CPO ke Tiongkok sendiri berkontribusi mencapai 66 persen terhadap total ekspor CPO Kaltim," jelas Tutuk.

Selanjutnya, pertumbuhan volume ekspor batu bara Kaltim triwulan III 2020 tercatat sedikit membaik dari minus 16,56 persen (yoy) menjadi minus 16,38 persen (yoy).

Baca Juga: 6 Ribu UMKM di Penajam Paser Utara Sudah Menerima Bantuan Pembiayaan Usaha

Baca Juga: Terminal Antar Kota Dalam Provinsi di Samarinda Sama Lesunya Seperti AKAP

Baca Juga: Kejati Kaltim Tangkap Dirut PT AKU, Berikut Jumlah Kerugian Negara yang Diterima

Baca Juga: Beginilah Respon Tim Pemenangan Paslon Pilkada Bontang Soal Pembubaran Kegiatan LSI Denny JA

Perbaikan tersebut bersumber dari volume ekspor yang mampu tumbuh positif ke India, ASEAN, dan Korea Selatan di tengah masih terkontraksinya pertumbuhan ekspor ke Tiongkok.

Di sisi lain, curah hujan triwulan III 2020 tercatat sebesar 1789 mm lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1909 mm.

Curah hujan yang lebih rendah membuat pelaku usaha tambang batu bara mampu meningkatkan produksinya.

"Kembali berproduksinya kilang minyak Pertamina RU V Balikpapan yang sempat menghentikan produksi pada April hingga Mei 2020 membuat kinerja industri pengolahan mengalami perbaikan," paparnya.

Tutuk menyebutkan, realisasi investasi Refinery Development Master Plan (RDMP) (RDMP) RU V Kaltim triwulan III 2020 tercatat berada jauh di bawah rencana dan hanya mampu terealisasi sebesar 54 persen dari target setelah pada triwulan sebelumnya mampu terealisasi lebih dari target mencapai 115 persen.

Baca Juga: Presiden Jokowi Teken UU Cipta Kerja, Beginilah Tujuan Pembentukan Undang-undang Ini

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved