Terkait Sekolah Asrama yang Lakukan Tatap Muka di Tengah Pandemi Covid-19, Ini Kata DKK Samarinda
Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia (BPSDM) Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar Bincang Santai (BiSa) seri kelima melalui aplikasi zoom meeting
Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia (BPSDM) Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar Bincang Santai (BiSa) seri kelima melalui aplikasi zoom meeting, Rabu (2/12/2020).
Dalam kegiatan tersebut Kabid Pembinaan SMK Disdikbud Kaltim Idhamsyah menjadi moderator. Sementara Dr. Ery Wardhana Tim Surveillance DKK Samarinda menjadi pemateri dalam bincang-bincang tersebut.
Beberapa pertanyaan keluar dari perwakilan sekolah. Khususnya sekolah yang memiliki asrama menjadi perhatian guru selama pandemi.
Sebab tidak dapat dipungkiri kontak rutin dengan murid di asrama dilakukan setiap hari. Sehingga potensi penularan Covid-19 lebih tinggi.
Baca Juga: Ketua Satgas Covid-19 Disdikbud Tegaskan Kukar Jauh Lebih Siap Gelar Pembelajaran Tatap Muka
Baca Juga: Begini Tanggapan Ketua Komisi IV DPRD Kukar Terkait Rencana Pembelajaran Tatap Muka,Dimulai dari SMA
Baca Juga: Disdik Kaltim Persilakan Sekolah Tatap Muka Tahun Depan. Asalkan Memenuhi Kriteria Berikut
Ery Wardhana memberikan jawaban terkait pertanyaan para guru. Pertama ia mengatakan pengetatan protokol kesehatan di asrama dilakukan lebih sederhana untuk sekolah asrama.
Namun yang menjadi catarannya adalah fokus pengetatan kepada faktor luar sekolah.
Contohnya saja guru atau tamu yang hilir mudik masuk ke dalam sekolah. Potensi penularan Covid-19 itu lebih besar dari luar sekolah ketimbang di Dalam sekolah.
Sementara itu bagi murid yang baru tiba dari daerah, zona atau pernah kontak dengan pasien Covid-19 berkordinasi dahulu dengan satgas daerah setempat.
Tujuannya untuk melakukan screening ataupun tes swab maupun rapid test sebelum masuk ke Sekolah asrama.
"Saat masuk ke asrama atau pesantren dilakukan screening. Bisa melakukan tes swab atau rapid. Jika Ada Yang positif langsung dikarantina," ucap Ery Wardhana.
Sebelumnya Dr. Ery Wardhana membahas tentang persiapan sekolah melaksanakan sekolah tatap muka di tengah pandemi Covid-19. Ia memaparkan beberapa cara agar pihak sekolah melaksanakan sekolah tatap muka secara aman.
Ia menyarankan pihak sekolah untuk selalu mengetatkan protokol kesehatan. Salah satu pencegahan protokol kesehatan yaitu menyiapkan tempat cuci tangan serta hand sanitizer di lokasi strategis di tiap sekolah.
Selain itu ia menyarankan agar sekolah diberikan waktu atau shift bagi murid yang ingin bersekolah. Sehingga jumlah murid di sekolah bisa terbagi dan tidak menyebabkan kerumunan massal.
"Di sekolah disiapkan cuci tangan atau hand sanitizer di lokasi strategis. Menginstruksikan kepada warga sekolah untuk cuci tangan, olahraga teratur makan makanan bergizi dan sehat. Membersihkan ruangan sekolah secara rutin," ucap Dry Wardhana.
Baca Juga: Disdikbud Bontang Siap Gelar Pembelajaran Tatap Muka, Tinggal Nunggu Persetujuan Wali Murid
Baca Juga: IDAI Khawatir Risiko Tinggi Lonjakan Kasus Corona Kala Ada Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah
Baca Juga: Kadinkes Sarankan Pembelajaran Tatap Muka di PPU Ditunda, Grace: Banyak Guru Positif Covid-19
Sementara itu ia menyarankan jika ada guru yang memiliki riwayat penyakit Komorbid sebaiknya tidak melaksanakan tatap muka. Sebab potensi penularan Covid-19 lebih tinggi bagi pemilik riwayat penyakit.
"Yang memiliki komorbid tidak terkendali sebisa mungkin diminimalisir kontak sekolah tatap muka," ujar Ery Wardhana.
Agenda bincang santai ini dihadiri seluruh perwakilan sekolah yang ada di 10 Kabupaten/Kota. Kabid pembinaan SMK Disdikbud Kaltim Idhamsyah menjadi moderator dalam kegiatan tersebut.
(TribunKaltim.Co/Jino Prayudi Kartono)