Disdikbud Bontang Sepakat Pembelajaran Tatap Muka Hanya Kelas 6 SD dan 9 SMP

Disdikbud Bontang, kembali mengubah skema penerapan pembelajaran jarak jauh yang akan digelar, Januari 2021 mendatang.

Penulis: Ismail Usman | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/ISMAIL USMAN
Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Disdikbud Bontang, Saparuddin.TRIBUNKALTIM.CO/ISMAIL USMAN 

TRIBUNKALTIM.CO,BONTANG-Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang, kembali mengubah skema penerapan pembelajaran jarak jauh yang akan digelar, Januari 2021 mendatang.

Diubahnya skema tersebut lantaran banyak dari pihak guru dan orang tua menilai, jika teknis sebelumnya sangat berisiko.

"Iya ada perubahan. Hasil rapat bersama para guru minta diubah, termasuk DPRD Komisi I juga minta dirubah karena resikonya tinggi," ungkap Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdikbud, Saparuddin. Jumat (18/12/2020).

Baca juga: Tentang Pembelajaran Tatap Muka di Kukar, Disdikbud Sebut Menyesuaikan Kondisi Masing-masing

Baca juga: Kadispora Alimuddin Sebut Sekolah di PPU 99 Persen Sepakat Belajar Tatap Muka Mulai Januari

Baca juga: NEWS VIDEO Simulasi Tatap Muka Tingkat SD, Wali Kota Kembali Soroti Masker Scuba & Jadwal Kepulangan

Dibeberkan Saparuddin sebelumnya, yang melakukan pembelajaran tatap muka hanya untuk kelas 5 dan 6 Sd. Sementara, sekolah menengah pertama (SMP) yang diperbolehkan kelas 8 dan 9.

Namun, hasil koordinasi terakhir bersama dewan guru, bersama Tim Satgas covid-19, dan DPRD Komisi I memutuskan, jika pelaksaan pembelajaran tatap muka hanya di peruntukan untuk kelas 6 SD dan 9 SMP.

"Iya kesepakatanya kelas 5 SD dan 8 SMP kembali mengikuti pembelajaran jarak jauh alias daring," sebutnya.

Baca juga: Tujuh Guru Positif Covid-19, Disdik Tunda 7 Sekolah di Balikpapan Ini Gelar Simulasi Tatap Muka

Baca juga: Tinjau Simulasi Tatap Muka di SDN 001, Walikota Soroti Penggunaan Masker Scuba dan Jadwal Kepulangan

Baca juga: Tujuh Guru Terpapar Covid-19, Walikota Balikpapan Bakal Evaluasi Rencana Buka Sekolah Tatap Muka

Keputusan tersebut tentunya mengacu pada tingkat besarnya resiko penyebaran covid-19, yang semakin hari bertambah.

"Iya kami juga enggak berani ambil resiko lah. Apa lagi ini akhir tahun ke mungkinan ada lonjakan kasus baru karena banyak agenda besar," tandasnya.

(TribunKaltim.Co/Ismail Usman)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved