Tak Hanya Jakarta! Epidemiolog UI Sebut Tarik Rem Darurat Satu Pulau Jawa, Jangan Tunggu Tahun Baru
Tak hanya Jakarta! epidemiolog UI sebut tarik rem darurat satu pulau Jawa, jangan tunggu tahun baru 2021.
TRIBUNKALTIM.CO - Tak hanya Jakarta! epidemiolog UI sebut tarik rem darurat satu pulau Jawa, jangan tunggu tahun baru 2021.
Kekhawatiran akan pandemi covid-19 kembali meroket.
Selain penularannya yang semakin tinggi di belahan wilayah Indonesia.
Ancaman varian baru covid-19 semakin membayang-bayangi Indonesia.
Bagaimana tidak, negara-negara tetangga telah mendeteksi varian baru covid-19 masuk ke wilayahnya.
Tak hanya manusia yang beradaptasi dengan pandemi ini, faktanya virus pun juga beradaptasi untuk tetap bertahan menyerang imunitas tubuh manusia.
Baca juga: VIRAL! Ratusan WNA di Bandara Soekarno-Hatta, Fadli Zon Tanyakan Penyebab Kerumunan, Langgar Prokes?
Baca juga: UPDATE! Aa Gym Positif Covid-19 Justru Bersyukur: Alhamdulillah Berarti Harus Karantina
Baca juga: Divonis 6,6 Tahun Karena Kasus Narkoba, Tahanan di Nunukan Melahiran Bayi Perempuan
Baca juga: Lahan Makam Khusus Covid-19 Kritis, Jenazah Pasien Corona Kini Dimakamkan dengan Sistem Tumpang
Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu Riono merespons penuhnya sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 di beberapa daerah.
Menurutnya, kebijakan rem darurat harus segera dilakukan, sebab peningkatan kasus Covid-19 sedang tinggi-tingginya.
"Jangan menarik (rem darurat) tahun depan, (tetapi) sekarang. Besok ditarik rem darurat," ujar Pandu kepada Kompas.com, Senin (28/12/2020).
Ia juga menanggapi wacana Pemprov DKI Jakarta yang kemungkinan akan menarik rem darurat dalam penanganan Covid-19.
Wacana tersebut muncul atas ketersediaan tempat tidur isolasi pasien Covid-19 di rumah sakit di Jakarta hampir penuh.
Pandu menilai, seharusnya bukan hanya Pemprov DKI Jakarta yang menarik rem darurat.
Tetapi, semua daerah yang ikut kewalahan menghadapi lonjakan pasien Covid-19 di rumah sakit.
"Jadi rem darurat jangan Jakarta saja. Semua yang punya masalah seperti Jakarta, tarik saja rem darurat," kata dia.
Baca juga: Hasil Final Showcase Indonesian Idol 2021, 1 Kontestan Harus Pulang, Top 14 ke Panggung Spektakuler
Baca juga: Chord Lagu Terlalu Pahit dari Slank, Ku Tahu Cinta Tak Harus Menguasai, Kunci Gitarnya Mudah
Menurut Pandu, kebijakan rem darurat yang diberlakukan Pemprov DKI Jakarta tidak akan berguna jika pemerintah daerah (pemda) lain tidak melakukan hal yang sama.
Sebab, hampir di seluruh daerah di Indonesia, rumah sakit rujukan Covid-19 penuh.
"Jakarta ajak semua gubernur menarik (rem darurat) bareng-bareng. Secepatnya tarik rem darurat."
"Tidak usah menunggu tahun baru. Minimal satu Pulau Jawa, kalau bisa se-Indonesia," ujar Pandu.
Pandu berpendapat, lonjakan kasus Covid-19 di Jakarta dan Indonesia terjadi karena beberapa hal.
Seperti pemerintah tetap menggelar Pilkada dan cuti bersama yang menyebabkan libur panjang.
"Jadi, pemerintah yang menggali lubang kubur sendiri, bukan masyarakat."
"Yang bikin Pilkada, pemerintah. Yang bikin cuti bersama siapa? Pemerintah," tutur Pandu.
Baca juga: Pertemuan AC Milan dengan Sang Agen Mentok, Hakan Calhanoglu Enggan Tandatangani Kontrak Baru
Baca juga: Bukan Tanggungjawab Pemkot Balikpapan, Ganti Rugi Lahan Jalan Pendekat Pulau Balang Lewat APBN
Pandu juga memprediksi, kasus Covid-19 di Ibu Kota akan meningkat lagi pasca-libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.
Adapun data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta per 25 Desember 2020, ada 6.984 tempat tidur isolasi yang tersedia di Jakarta.
Sekitar 84 persen di antaranya sudah terisi.
Sementara itu, jumlah tempat tidur ICU adalah 930 dan sudah terisi sebanyak 79 persen.
Tingkat keterisian tempat tidur isolasi dan ICU tersebut melebihi ambang batas standar Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, yakni sebesar 60 persen.
Baca juga: Gelar Aksi di Depan Mako Polresta Samarinda, Mahasiswa Tuntut dua Rekannya Dibebaskan
Baca juga: Memiliki HP Samsung Galaxy A21s Tapi Bingung Screenshotnya, Ini Cara Mudah dan Cepatnya
Wacana tarik rem darurat
Sebelumnya, pada Senin (28/12/2020), Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria berujar soal kemungkinan kebijakan rem darurat diberlakukan kembali jika kasus Covid-19 di Ibu Kota terus meningkat.
"Kita akan lihat nanti dalam beberapa hari ke depan, setelah tanggal 3 (Januari 2021) nanti apakah dimungkinkan."
"Nanti Pak Gubernur (Anies Baswedan) akan meminta kepada jajaran apakah dimungkinkan ada emergency break (rem darurat)," ucap Ariza dikutip dari Kompas.com.
Ariza menjelaskan, keputusan tersebut nantinya akan diambil sesuai dengan fakta dan data kasus Covid-19 di Jakarta.
Dengan kata lain, wacana tersebut belum tentu akan diambil karena data terkait penyebaran Covid-19 di DKI Jakarta cukup dinamis.
"Memang ini sangat dinamis sekali, terkait untuk data dan fakta," ucap Ariza.
Baca juga: NEWS VIDEO Sempat Hubungi Gisel, Nikita Mirzani Minta Kasus Video tak Diperpanjang
Baca juga: Chord Lagu Sabda Alam dari Chrisye, Serasa Pagi Tersenyum Mesra, Kunci Gitarnya Mudah Dimainkan
Ariza juga meminta pelaku usaha perkantoran untuk membantu pencegahan penyebaran Covid-19 di wilayah mereka masing-masing.
Hal itu agar tidak terjadi lagi peningkatan kasus yang menyebabkan Pemprov DKI Jakarta harus menarik rem darurat dan kembali memperketat PSBB.
"Semua berpulang pada kita semua, mari kita pastikan bahwa semua harus patuh taat melaksanakan protokol kesehatan," ucap Ariza. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Rumah Sakit Mulai Kewalahan, Epidemiolog Minta Segera Tarik Rem Darurat: Minimal Satu Pulau Jawa, https://www.tribunnews.com/nasional/2020/12/29/rumah-sakit-mulai-kewalahan-epidemiolog-minta-segera-tarik-rem-darurat-minimal-satu-pulau-jawa?page=all.
