Pria Diduga Bunuh Diri di Samarinda

Pria Diduga Bunuh Diri di Samarinda, Kesaksian dari Ketua RT 77, Dikenal Sudah Lama Menghuni

Darroji (20) diketemukan oleh kakak perempuannya Darmi (24) di salah satu kamar dengan beberapa warga Jalan Manunggal.

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY
EVAKUASI - Saat jenazah Darroji (20) yang ditemukan tergantung diruangan kamar rumah yang didiaminya Jalan Manunggal RT. 77 No.66 Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, di evakuasi Unit Inafis Satreskrim Polresta Samarinda bersama Relawan Inafis dibantu Relawan Gabungan Kota Samarinda, Selasa (5/1/2021) malam. TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Darroji (20) diketemukan oleh kakak perempuannya Darmi (24) di salah satu kamar dengan beberapa warga Jalan Manunggal RT. 77 No.66 Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, tergantung dengan seutas tali nilon berwarna kuning.

Tak hanya itu, sang adik ditemukan kondisi tali nilon juga melilit tangan serta leher.

Kaki sang adik juga terlilit oleh sebuah ban dalam bekas.

Tak ingin dikonfirmasi, reporter Tribunkaltim.co mengarah ke Ketua RT 77, Junaidi.

Baca juga: Polisi Pastikan Pria Tewas di Big Mall Samarinda Akibat Bunuh Diri, Lompat di Ketinggian 14 Meter

Baca juga: Usai Cekcok dengan Istri, Anggota Polsek Tebet Bunuh Diri Pakai Pistol, Anak dan Istri Juga Ditembak

Baca juga: Masa Pandemi Covid-19, Rentan Memicu Frustasi, Depresi Hingga Berbuat Nekat Bunuh Diri

Saat ditanya perihal diketemukan warganya yang diduga berbuat aksi nekat ini, ia bercerita bahwa pada saat kejadian, ditelpon oleh anaknya.

Sekitar pukul 20.00 Wita, bunyi ponselnya berdering. Junaidi mengaku sedang berjaga malam di Pos Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) Loa Bakung, Samarinda.

Pria 54 tahun yang sudah setahun terakhir menjadi Ketua RT 77 ini mengaku terkejut.

Rumah tunggal, berbahan kayu yang baru saja melangsungkan acara pernikahan ini, malah menjadi duka untuk keluarga tersebut.

Baca juga: Masa Pandemi Covid-19, Rentan Memicu Frustasi, Depresi Hingga Berbuat Nekat Bunuh Diri

Baca juga: Wanita Paru Baya di Bontang Tergantung di Pohon, warga tak Tahu Alasan Korban Bunuh Diri

"Saya jaga malam di pos FKPM. Lalu anak saya telpon, ada yang meninggal dunia (tergantung). Saya pulang, disana ada kakaknya (Darmi), rupanya adiknya yang meninggal. Baru saja hari Minggu (20/12/2020) lalu melangsungkan acara (pernikahan) kakaknya," jelas Junaidi ditemui, Selasa (5/1/2021) malam.

Dilanjutkannya, bahwa Darmi memberitahukan sang adik meninggal dalam posisi tergantung seutas tali yang dikaitkan pada kayu dilangit-langit rumah.

Saat di cek dengan beberapa warga dan paman Darmi, benar saja Darroji sudah meninggal dalam posisi tergantung.

Baca juga: Heboh Pasien Covid-19 Diduga Bunuh Diri, Kapolresta Balikpapan: Sempat Mengamuk dan Minta Pulang

Baca juga: NEWS VIDEO Siswi SMA di Gowa Nekat Bunuh Diri, Diduga Depresi Sekolah Online

Baca juga: Penutupan Dolly dan Bom Bunuh Diri Warnai 10 Tahun Kepemimpinan Risma, Ada juga yang Membahagiakan

Setelah sang kakak menikah, ia (Darroji) tak lagi tinggal satu atap.

Sebelumnya, dari keterangan Junaidi bahwa yang menghuni ialah dua orang kakak beradik.

Sang ibu berada di Banjarmasin, Kalimantan Selatan sedangkan ayahnya sudah meninggal dunia sekitar enam bulan silam.

"Bapak meninggal belum sampai setahun, mungkin ke Banjar ibunya. Berempat bersaudara, yang baru menikah yang menemukan tadi (Darmi)," tegas Junaidi.

Ditanya keseharian Darroji. Junaidi menjawab bahwa seperti warga pada umumnya ia selalu bergaul, supel dan menegur dengan warga sekitar khususnya kawasan RT-nya.

Namun beberapa hari terakhir tak terlihat aktifitas Darroji, bahkan lampu teras rumah padam.

"Bergaul normal saja. Dalam 3 sampai 4 hari gelap atau mati (lampu teras rumah). Tidak ada juga keliatan dia (Darroji)," sebutnya.

Disinggung berapa lama tinggal di kawasan Jalan Manunggal, ditegaskan bahwa keluarga Darroji sejak dulu memang sudah bertempat tinggal di kawasan tersebut.

Daruji yang diduga bunuh diri ini, sejak kecil bersama ayah, ibu dan sanak saudaranya sudah mendiami rumah tersebut hingga beranjak dewasa.

Baca juga: Anak-anak Jadi Yatim Piatu Seketika Usai Ayah Habisi Ibu Lalu Bunuh Diri, Warga Geger, Ini Sebabnya

Baca juga: Gadis 17 Tahun Tewas Bunuh Diri, Diduga Karena Putus Cinta, Tinggalkan Surat Untuk Mantan

Baca juga: NEWS VIDEO Siswi SMA di Gowa Nekat Bunuh Diri, Diduga Depresi Sekolah Online

Bahkan rumah tersebut menjadi saksi pernikahan Darmi, kakak Darroji.

Perihal tangan yang terlilit tali dan ikatan pada kaki, Junaidi tak bisa memastikan.

"Tidak terlihat terikat, saya berdiri di jarak dua meter dan terlihat gelap. Lampu kamar padam. Korban memang orang sini, mulai dari kecil tinggal disini," ucapnya.

"Setelah menemukan kondisi tubuhnya (Darroji) tergantung, segera saya melapor ke Bhabinkhamtibmas, Babinsa dan Polsek Sungai Kunjang," sambung Junaidi.

Kondisi Tangan dan Kaki Terikat

Kabar ditemukannya seorang pria tergantung dengan tangan terlilit ikatan langsung tersebar luas.

Peristiwa tersebut terjadi di sebuah rumah bangunan kayu di Jalan Manunggal RT. 77 No 66, Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur.

Selasa (5/1/2021) sekitar pukul 21.00 Wita, jajaran Polsek Sungai Kunjang, Unit Inafis Polresta Samarinda dan Unit Jatanras langsung datang ke lokasi Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Baca juga: Kepolisian Beber Pria yang Terjatuh di Parkiran Big Mall Samarinda Sebelum Ditemukan Terkapar

Baca juga: Gubernur Kaltim Ditanya Jatah Vaksin, Isran Noor: Aku Ini Masih Muda, Umur 36 Tahun jadi Tidak Perlu

Baca juga: Tagihan Kontraktor Belum Dibayar Rp 305 M, Pemkab Kukar Jamin Tetap Bayar

Kondisi tangan yang terlilit ikatan dibenarkan oleh paman pria yang ditemukan tergantung di ruang kamar rumah.

Mardan (30), paman korban mengatakan, ia menemukan sang keponakan yang bernama Daruji (20), Selasa (5/1/2021) selepas isya.

"Pas ditemukan posisinya tergantung. Jam 8 lewat. Tangan dan kaki terlilit ikatan. Yang nemukan kakaknya sebetulnya. Saya dipanggil dan ngecek kemari," ujar sang paman ditemui di lokasi, Selasa (5/1/2020) malam.

Ditanya lebih lanjut, tentang kondisi tubuh keponakannya, apakah ada tanda kekerasan atau hal mencurigakan lain sebelum kedatangan pihak berwajib, serta kondisi rumah saat dilakukan pengecekan, Mardan menceritakan, bahwa lampu kamar dalam keadaan padam.

Hanya satu ruangan yakni di tengah rumah dalam kondisi menyala lampunya.

"Posisi kamar mati lampunya. Semua lampu mati, cuman lampu tengah saja yang nyala. Kipas juga nyala. Badannya sudah membengkak. Lukanya (tanda kekerasan) nggak tahu karena sudah bengkak. Mengenalinya dari tato motif Dayak di bagian bahu kanan," ucapnya.

Kontak bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.

Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia berikut ini: https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

(Tribunkaltim.co/ Mohammad Fairoussaniy)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved