Kebakaran Pasar di Nunukan
Bocah 8 Tahun di Nunukan Nyaris Putus Leher Gegara Dibacok Pria yang Diduga Alami Gangguan Jiwa
Diketahui belakangan, pria yang bernama Andi Sudarmin (44) itu diduga alami gangguan jiwa.
TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Pria yang diduga sebagai pelaku pembakaran sekaligus penganiayaan nyaris membacok leher bocah 8 tahun di Inhutani, RT 10, Kelurahan Nunukan Utara , Kalimantan Utara (Kaltara), Minggu sore.
Diketahui belakangan, pria yang bernama Andi Sudarmin (44) itu diduga alami gangguan jiwa.
Bagaimana tidak, selain mambakar rumah yang baru ia kontrak sekira satu tahun, pria itu juga tega membacok 7 orang sekaligus.
Baca juga: Pelaku Pembacokan Pria Paruh Baya Idap Skizofrenia, Merasa Dikucilkan Hingga Picu Aksi Brutal
Baca juga: Program Semar Mesem Bawa Mulyono Jadi Camat Terbaik Se-Kaltim dengan Hadiah 10 Gram Emas
Baca juga: Pemkab PPU Ajukan Permohonan Bangun Pasar di Desa Sukaraja Sepaku untuk Sokong Kawasan IKN
Diberitakan sebelumnya, Sekretaris Pemadam Kebakaran Kabupaten Nunukan, Firnanda, mengatakan pelaku yang diduga membakar rumah kontrakannya sendiri, awalnya terlibat pertengkaran dengan iparnya.
Menurut Firnanda, sumber api berasal dari sebuah tabung gas yang ada di dapur.
Baca juga: Kasus Makin Meningkat, Walikota Balikpapan Rizal Effendi Beri Sinyal Akan PSBB
Baca juga: Mantan Pramugari Cantik Buka RuangRupa di Sangatta, Usung Nuansa Cafe Ala Bali
Bahkan, pelaku sempat mengancam warga sekitar dengan parang apabila berani memadamkan sumber api tersebut.
Tak hanya itu, informasi yang dihimpun dari warga sekitar, siapa saja yang berada di dekat pria tersebut juga ikut dibacoknya.
Nasib yang sama terjadi terhadap bocah 8 tahun bernama Nur Afikah yang nyaris putus leher, lantaran dibacok pria yang saat itu tengah mengejar seorang warga dengan sebilah parang hingga di depan rumah anak itu.
Baca juga: BREAKING NEWS Si Jago Merah Mengamuk di Pasar Inhutani Nunukan, Rumah Warga Ikut Terbakar
Baca juga: Bupati Nunukan Jamin Korban Kebakaran Dapat Makan 3 Kali dan Siapkan Tempat Tinggal Alternatif
Baca juga: BPBD Dirikan 4 Tenda Pengungsian Bagi Korban dari 57 Rumah yang Terbakar di Nunukan
"Pelaku itu kejar orang sampai di depan rumah saya. Jadi pas dengar teriakan, anak saya kaget lalu keluar di depan pintu rumah. Waktu itu pas depan pintu rumah kami, sudah ada pelaku sama orang yang dikejar parang. Saya di dalam rumah sama istri sekira pukul 18.30 Wita.
Jadi saya lari dari dalam rumah mau tarik anak saya. Kalau saya tidak tarik mungkin lehernya yang putus. Begitu saya tarik anak saya, jadi posisi anak agak tunduk sedikit, jadi yang kena parang itu bagian belakang," kata sang ayah, Taufik kepada TribunKaltim.Co, saat ditemui di IGD, RSUD Nunukan, Senin (11/01/2021), pukul 11.00 Wita.
Diketahui, Nur Afikah anak pertama dari tiga bersaudara. Ia seorang pelajar kelas II di SDN 005 Nunukan.
Baca juga: 57 Rumah di Nunukan Terbakar, Diduga Pelaku Pembakaran Alami Gangguan Jiwa
Baca juga: Bocah Disabilitas di Nunukan Hidup Terpisah dari Saudara Kembarnya, Ingin Jadi Jaksa dan Bisa Jalan
Menurut pengakuan sang ayah, Nur Afika saat itu menangis dan belakangnya berdarah, sehingga tanpa pikir panjang, sang ayah langsung membawanya ke Puskesmas Nunukan.
"Saya lihat darah ditambah anak saya nangis, jadi langsung saya larikan ke Puskesmas Nunukan. Setelah itu kami diarahkan ke RSUD Nunukan untuk penanganan lebih lanjut," ujar Taufik.
Tak hanya anaknya yang dibacok, rumah Taufik pun ludes terbakar api. Lantaran, letak rumah Taufik dengan rumah pelaku hanya berjarak lima rumah.
"Rumah saya habis terbakar juga. Karena jarak rumah saya sama pelaku 5 rumah. Pelaku itu bakar rumah yang dia kontrak. Rumah di sana kan hampir semua berbahan kayu baru berdempet-dempetan. Sekarang istri sama 2 anak saya ada di rumah neneknya di Sei Bolong," tuturnya.