Kepala Diskominfo Berau Sebut Wilayah Blank Spot di Bumi Batiwakkal Masih di Atas 30 Persen

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Berau, Susila Harjaka menyebutkan, wilayah yang masih blank spot di Bumi Batiwakkal masih lebih dari 30 persen dari luar Kabupaten Berau, Kamis (25/2/2021).

Menurut Susila blank spot yang dimaksud yakni tidak ada jaringan telekomunikasi sama sekali baik itu analog atau digital,

"Yang ada di beberapa kampung saat ini hanya digital namun masih kecil tapi secara telekomunikasi GSM itu bisa 2G, 3G, 4G itu yang tidak ada sama sekali," jelasnya.

Baca juga: Kantor Dishub Samarinda Bantah Ada Ruangan Karaoke dan Datangkan Pemandu Lagu

Baca juga: Kecelakaan Maut di Bontang, Satu Wanita jadi Korban Tewas, Sopir Kaget sebab Pedal Gas Dikira Rem

Kondisi itupun diakui sulit diatasi terlebih anggaran yang dimiliki oleh Diskominfo jadi salah satu OPD yang anggarannya paling kecil.

"Ibarat kata anggaran yang ada cukup untuk sewa dan belanja tenaga kontrak," imbuhnya

"Yang jelas di APBD anggaran kami kecil sehingga sulit untuk merealisasikan semua kampung terlepas dari zona blank spot," tuturnya.

Baca juga: Kejari Balikpapan Sudah Amankan Puluhan Dokumen Terkait Kasus PT Kaltim Kariangau Terminal

Baca juga: BREAKING NEWS 7.680 Botol Vaksin Sinovac Tiba, Disimpan di Gudang Pendingin yang Dijaga Ketat Brimob

Iapun berharap ada support dari pemerintah kampung atau desa termasuk pihak ke tiga yakni perusahaan untuk mensupport dalam mengatasi blank spot di Kabupaten Berau.

"Berharap support dari legislatif dan semua OPD bisa memperjuangkan anggaran atau kebijakan karena diperlukan sebagai payung hukum dalam pengembangan untuk mengeluarkan wilayah dari zona blank spot," tuturnya.

Baca juga: PT Pelindo IV Digeledah Kejari Balikpapan, Terungkap Jadi Pemegang Saham PT KKT

Sebelumnya, Komisi 3 DPRD Berau juga telah meminta data kepada Diskominfo terkait wilayah yang masih berstatus blank spot. Hal itu untuk dilaporkan ke pemerintah Provinsi Kaltim agar jadi prioritas. 

Penulis: Ikbal Nurkarim/Editor: Samir Paturusi