Berita Balikpapan Terkini
Pedagang Pasar Pandansari Mengeluh ke Walikota Balikpapan, Omzet Turun, Kalah Bersaing dengan PKL
Pedagang Pasar Pandansari, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, curhat soal persaingan tidak sehat kepada Walikota Balikpapan, Rizal Effendi
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Pedagang Pasar Pandansari, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, curhat soal persaingan tidak sehat kepada Walikota Balikpapan, Rizal Effendi.
Mereka mengeluh omzet turun lantaran disalip banyaknya Pedagang Kaki Lima (PKL) di luar area pasar.
Salah seorang pedagang Pasar Pandansari, Ahmad (49) menyebut hal itu dampak dari munculnya PKL.
Menurutnya, pedagang di luar pasar menjadi ancaman bagi pedagang resmi yang mengantongi izin sewa lapak.
Baca juga: Lockdown Kaltim di Akhir Pekan, Pedagang Ikan Pasar Pandansari Balikpapan Layani 3 Pembeli Saja
"Tidak ada orang yang masuk ke dalam apabila tidak ditertibkan," tuturnya.
"Kalau ditertibkan otomatis pembeli akan masuk ke dalam. Sekarang jualan sepi betul," ujarnya.
Tak bisa dipungkiri, banyak pengunjung yang memilih berbelanja di pinggir jalan sebab lebih mudah dijangkau.
Baca juga: Dilacak Lewat Maps, Istri Pedagang Pasar Pandansari Balikpapan yang Positif Covid-19 Kabur Lagi
Kondisi itu berpengaruh terhadap pendapatan harian. Ahmad menyebut penurunan omzet pedagang mencapai 70 persen.
Banyak pedagang yang gulung tikar lantaran dagangan mereka tidak laku. Namun, ada sejumlah pedagang pindah lapak dan ikut menjadi PKL.
“Pinggir jalan sudah penuh PKL semua, jadi orang mau parkir juga susah sekarang,” katanya.
Ahmad yang sudah berjualan di Pasar Pandansarai sejak 20 tahun lebih itu pun berharap pemerintah hadir untuk menertibkan PKL.
Baca juga: Universitas Balikpapan Lakukan Penarikan Peserta KKN
Baca juga: Istri Pedagang Pasar Pandansari Positif Covid-19 Kabur ke Banjarmasin, Pemkot Balikpapan Kerepotan
Menurutnya masih ada tempat bagi pedagang di dalam kawasan bangunan pasar yang bisa dijadikan lapak.
“Misalnya bekas kebakaran di lantai dua tempo lalu. Itu kan sekarang kosong. Tinggal dibersihkan,” sebutnya.
Ahmad yang berprofesi sebagai pedagang kelontongan di lantai dasar itu, menyebut harus ada solusi untuk mengatasi peliknya soal PKL.
Baca juga: Pemkot Balikpapan Ancam Tutup Sementara Pasar Pandansari, Ini Penyebabnya
Baca juga: Tim Gugus Percepatan Penanganan Covid-19 Siapkan 500 Swab, Buat Pedagang Pasar Pandansari Balikpapan
Misalnya pemerintah mengatur kembali jadwal operasional PKL yang pernah diterapkan sebelumnya.
Sehingga PKL yang berada di luar area pasar Pandansari hanya bisa berdagang pada waktu tertentu.
“Kalau dulu kan PKL boleh berdagang sampai jam 7 malam. Sekarang 24 jam,” sebutnya.
Selain itu, Ahmad juga menuturkan bangunan pasar Pandansari juga perlu direvitalisasi.

Terutama soal pintu masuk yang masih dibilang minim dan masalah kebersihan di pasar tersebut.
Sehingga pengunjung pasar bisa lebih leluasa mengakses lapak para pedagang yang setiap bulannya membayar retribusi petak.
“Saya bayar Rp 180 ribu setiap bulan," ujarnya.
Baca juga: Kembali Semrawut, DPRD Balikpapan Desak Pasar Pandansari Ditata Lagi
Baca juga: Ratusan Pedagang Pandansari Divaksin Covid-19, Tiga Pasar di Balikpapan Ini Masuk Tahap Berikut
Memang ada juga pedagang yang membayarnya tiga atau empat bulan sekali.
"Itu karena dagangannya sepi, kalau ramai, ya bayar,” pungkasnya.
Penulis Miftah Aulia | Editor: Budi Susilo