Virus Corona

Akhirnya Indonesia Susul Negara di Eropa, Tunda Penggunaan Vaksin AstraZeneca, Alasannya Terkuak

Akhirnya Indonesia susul Negara di Eropa, tunda penggunaan vaksin AstraZeneca, alasannya terkuak

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Tribun Jateng/Hermawan Handaka
Ilustrasi. vaksin Virus Corona 

TRIBUNKALTIM.CO - Indonesia akhirnya mengikuti langkah beberapa negara di Eropa yang menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca.

Sebelumnya, Indonesia sudah mendatangkan vaksin Virus Corona asal Oxford tersebut, beberapa waktu lalu.

Namun, dugaan efek samping berupa pembekuan darah membuat beberapa negara, termasuk Thailand menunda pemberian vaksin AstraZeneca.

Terbaru, negara-negara yang menunda penyuntikan vaksin Covid-19 merk AstraZeneca semakin banyak.

Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, langkah penundaan distribusi vaksin AstraZeneca dilakukan demi kehati-hatian pelaksanaan vaksinasi.

Ia mengatakan, penundaan distribusi bukan semata-mata terkait isu penggumpalan darah sebagai akibat dari penyuntikan vaksin AstraZeneca.

Baca juga: vaksin Nusantara untuk Covid-19 yang Digagas Terawan Tuai Polemik, Jokowi Angkat Bicara

Baca juga: Ratusan Pedagang Pasar Klandasan Disuntik vaksin Sinovac Dosis Kedua, 47 Orang tak Datang

"Kenapa Kementerian Kesehatan menunda dulu distribusi vaksin AstraZeneca karena kehati-hatian," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (16/3/2021).

Menurutnya, saat ini BPOM, ITAGI, dan para ahli sedang melihat apakah kriteria penerima vaksin Sinovac dapat diterapkan juga pada penerima vaksin AstraZeneca.

"Jadi kita menunggu proses ini sambil menunggu proses pengecekan secara fisik quality control apakah vial rusak, kemasan yang tidak baik sebelum fasyankes melakukan penyuntikan," ungkap Nadia.

Lebih jauh, Nadia menuturkan, pemerintah ingin memastikan vaksin yang diberikan ke masyarakat bermutu baik dan keamanan yang terjamin.

"Jadi kita betul-betul menyakini artinya melihat di dalam vial AstraZeneca tidak ada perubahan warna bentuk, fisik untuk melihat proses quliaty control yang paralel dengan kriteria yang sesuai termasuk rentang waktu pemberian dosis pertama dan kedua," ungkapnya.

Baca juga: Wakil Wali Kota Tarakan Ikut Vaksinasi Covid-19, Effendhi Djuprianto Akui Tidak Rasakan Sakit

Menunggu Hasil Kajian Resmi WHO

Ia mengatakan, sejumlah negara yang melakukan penundaan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca juga menunggu informasi resmi baik dari BPOM Eropa
maupun WHO.

Merujuk pada pernyataan European Medicine Agency (EMA) yang disampaikan pada Kamis (11/3/2021) lalu, bahwa tidak ada hubungan antara terjadi penggumpulan darah dengan penyuntikan vaksin Astrazeneca

Saat ini sudah ada 17 juta yang mendapatkan vaksinasi Astara Zeneca dimana laporan penggumpulan darah dilaporkan sebanyak 40 kasus.

"Jadi sebenarnya kasusnya sangat kecil," ucap perempuan berhijab ini.

Baca juga: Jadi Syarat Ibadah Haji 2021, 169 Calhaj Lansia Balikpapan Dapat Prioritas Suntik Vaksin Sinovac

Langkah Thailand

Dikutip dari laman The Financial Times, Jumat (12/3/2021), Thailand adalah negara Asia pertama yang menghentikan sementara upaya vaksinasi.

Otoritas kesehatan negara itu mengatakan bahwa mereka telah menangguhkan vaksinasi perdana ini setelah melihat adanya 'efek samping atau gejala merugikan' yang diamati pada beberapa orang yang menerima suntikan vaksin tersebut.

Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Kesehatan Masyarakat Thailand Anutin Charnvirakul menyebut penundaan vaksinasi untuk menunggu proses penelitian merupakan hal yang wajar.

"Memperlambat atau menghentikan vaksinasi untuk diselidiki adalah praktik medis yang umum. Komite manajemen vaksin pemerintah telah mengambil tindakan untuk memastikan 'keamanan maksimal dari publik'," kata Charnvirakul.

Baca juga: 6.995 Orang dari 6 Kecamatan di Kutai Timur Sudah Ikuti Vaksinasi Covid-19 Gratis

Penangguhan penggunaan vaksin ini tidak hanya dilakukan Thailand, namun juga Denmark, Norwegia dan Islandia yang sebelumnya telah melakukan penundaan vaksinasi pada Kamis kemarin.

Ini terjadi setelah adanya laporan bahwa sejumlah orang yang menerima vaksin tersebut mengalami pembekuan darah.

Namun, regulator obat Uni Eropa (UE) mengatakan saat ini tidak ada indikasi bahwa vaksin tersebut yang menyebabkan pembekuan.

Perlu diketahui, setidaknya lima negara Eropa lainnya telah menghentikan penggunaan vaksin tertentu pada minggu ini.

Baca juga: Vaksinasi untuk Lansia, Pegadaian Gelar Suntik Vaksin Sinovac bagi Orangtua Karyawan dan Pensiunan

Baca juga: 13 Ribu Lebih Vial Vaksin Mendarat di Bandara SAMS Balikpapan, Pelayan Publik Masih jadi Prioritas

Sementara regulator obat Italia mengatakan bahwa negara itu telah berhenti menggunakan vaksin lain setelah dikaitkan dengan dua kematian.

Thailand telah memperoleh sekitar 61 juta dosis vaksin AstraZeneca, yang sebagian besar akan diproduksi oleh Siam Bioscience, sebuah perusahaan lokal.

Negara itu juga mengimpor vaksin Sinovac buatan China sebanyak 2 juta dosis.

Respons kesehatan masyarakat Thailand terhadap pandemi secara umum dianggap berhasil, dengan populasi 69 juta, negara itu dilaporkan hanya mencatat 26.679 kasus positif Covid-19 dan 85 kematian.

(*)

Ikuti Berita Lain Terkait Virus Corona

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved