Berita Kutim Terkini
Kisah Kepala Sekolah SLBN Kutim, 26 Tahun Perjuangkan Hak Pendidikan untuk Anak Berkebutuhan Khusus
Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Kutai Timur tidak serta merta hadir begitu saja. Ada perjuangan kepala SLBN Kutim Haristo selama bertahun-tahun untu
Penulis: Syifaul Mirfaqo |
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA- Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Kutai Timur tidak serta merta hadir begitu saja.
Ada perjuangan kepala SLBN Kutim Haristo selama bertahun-tahun untuk menghadirkan sekolah bagi anak-anak istimewa di Kutai Timur.
"Setiap ada pertemuan dengan pemerintah atau anggota dewan, saya selalu tampil ngomong tentang SLB," ujarnya, Kamis (18/3/2021).
Baca juga: Polemik Tapal Batas Kutim-Bontang, Agiel: Harus Ada Sinergitas Pemprov Kaltim dengan Pihak Terkait
Baca juga: Mengintip Greenhouse Sekolah Luar Biasa di Kutim, Edukasi Siswa dalam Agrobisnis dan Minapolitan
Haristo mengaku impiannya membangun SLB sempat ditertawakan karena statusnya yang pada saat itu mengajar di Sekolah Dasar Negeri sebagai PNS.
Namun ia tidak patah semangat dan terus menyuarakan pentingnya pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) di Kutai Timur.
Pernah datang kabar gembira di masa pemerintahan Bupati Kutai Timur Awang Faroek Ishak, di mana saat itu peletakan batu pertama pembangunan SLBN dilakukan.
Disayangkan Haristo, sampai saat ini pembangunan gedung tersebut tak kunjung dilakukan.
Meskipun merasa kecewa, tapi ia tetap terus memperjuangkan hadirnya SLBN.
"Sampai tahun 2010 ada lagi respons positif dari pemerintah. Ternyata dibangunlah gedung SLB di tempat berbeda," ucapnya.
Sempat tak menyangka, ternyata satu buah bangunan, berdiri di Jalan Guru Besar Kecamatan Sangatta Utara sebagai SLBN.
Di tahun 2011, Haristo dipanggil dan diminta untuk mengepalai SLBN yang hendak beroperasi.
Baca juga: Komisi 3 DPRD Kaltim Prihatin Kondisi Jalan Poros Bontang, Kutim dan Berau, Minta Pemerintah Serius
Baca juga: Jadwal Vaksin Sinovac untuk Tahap Kedua di Kutim, Berikut Ini Urutan dan Tempat Penyuntikan
"Saya ditelpon. Kaget saya. Pada saat itu saya memang sedang tidak di Sangatta, di suruh pulang menjadi kepala SLBN," kenangnya.
Mau tidak mau karena mendirikan SLBN adalah impiannya sejak tahun 1995 dan akhirnya bisa terwujud di tahun 2011.
Haristo pun pulang dan menghadap ke Dinas Pendidikan Kutai Timur untuk menerima SK penunjukan Kepala SLBN.
Ternyata, perjuangannya belum terhenti sampai di situ.
