Berita Bontang Terkini

Jumlah Warga Miskin di Bontang Merangkak Naik, Angka Terbanyak Berada di Lok Tuan

Dari catatan Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (Dinsos-PM), ada sekitar 8.815 warga miskin saat ini bermukim di Bontang

Penulis: Ismail Usman | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/ISMAIL USMAN
Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (Dinsos-PM), Abdu Safa Muha. 

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Data warga miskin di Bontang tahun 2021 merangkak naik dari tahun lalu.

Dari catatan Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (Dinsos-PM), ada sekitar 8.815 warga miskin saat ini bermukim di Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur.

Jika dibandingkan dari data tahun lalu, tampak ada penambahan warga miskin sebanyak 115 orang.

Baca Juga: Rencana Aktivitas Muat Batubara di Pelabuhan Lok Tuan Bontang Tak Diatur dalam RIP

Baca Juga: Status Zona Merah Lok Tuan Bontang Selama 5 Bulan Kini Berakhir,  Tersisa 16 Kasus Aktif

"Kalau tahun lalu itu, 8.700 warga miskin. Jadi naik, tapi tidak signifikan," ujar Abdu Safa Muha Kepala Dinsos-PM, Selasa (13/04/2021).

Dijelaskan Safa, kenaikan ini dipicu karena kondisi pandemi  Covid-19. Jadi hal ini wajar jika terjadi penambahan warga miskin.

"Bukan hanya Bontang, semua daerah naik. Bahkan lebih parah dari daerah kita," tuturnya.

Ia juga mengungkapkan, data warga miskin dapat diperbaharui setiap hari melalui mekanisme pendataan tingkat RT.

Baca Juga: DPRD Bontang Pelototi Proses Kajian Rencana Muat Batu di Pelabuhan Lok Tuan, Agar tak Sesuai Pesanan

Baca Juga: Rapat Komisi III DPRD Bontang Berlangsung Tegang, Tolak Rencana Muat Batu Baru di Pelabuhan Lok Tuan

Dari data RT itu dilaporan ke Dinsos-PM. Sehingga petugas survei turun melakukan pendataan.

"Datanya kami dapat dari laporan RT. nanti kami yang pastikan dilapangan. Bisa juga dari musyawarah kelurahan," ujarnya lagi.

Diakhir ia juga menambahkan, berdasarkan data lapangan, angka kemiskinan tertinggi di Bontang saat ini berada di Kelurahan Lok Tuan.

Baca Juga: Tekad Basri Rase Walikota Terpilih, Pembangunan Kilang Minyak Tetap di Bontang

Baca Juga: Rakercab DPC Gerindra Bontang, Andi Harun Beri Tugas Berat untuk Kader, Tambah Kursi di Parlemen

Sebab jumlah warganya terbilang paling besar dari wilayah lainnya.

Sementara disusul urutan tertinggi ke dua yakni Berbas Tengah dan Tanjung Laut.

"Tingkat besaran penduduk itu mempengaruhi. Cuman bedanya juga cuman tipis-tipis," pungkasnya.

Bontang jadi Kota Terkaya di Kalimantan Timur

Kota Bontang menjadi daerah paling kaya atau makmur di Kalimantan Timur versi dari Badan Pusat Statistika (BPS).

Hal itu ditandai total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dicatat BPS, per kapita sebanyak Rp 312 juta per tahun.

Jika dirata-ratakan perbulanya, warga Kota Bontang bisa memperoleh Rp 26 juta.

PDRB atas dasar harga Berlaku itu nilai tambah barang dan jasa dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahunnya.

Baca juga: Disdikbud Bontang Usulkan 188 Formasi Tenaga Pengajar dan Guru Ngaji dalam Rekrutmen PPPK 2021

Sederhananya, total nilai tambah barang dan jasa satu daerah dibagi dengan jumlah penduduk.

"Tertinggi karena pembagian jumlah penduduknya lebih sedikit," ujar Widiyantono Kepala BPS Bontang, Selasa (16/3/2021).

Sehingga Kota Bontang, Kalimantan Timur menempatkan posisi pertama sebagai daerah paling kaya atau paling tajir di Kalimantan Timur.

Bahkan pada tingkat nasional, daerah julukan kota gas dan kondensat ini berada diurutan ketiga di Indonesia.

Baca juga: Spesialis Congkel Rumah Digelandang ke Mapolres Bontang usai Maling Ponsel di Dua TKP

Baca juga: Komisi 3 DPRD Kaltim Prihatin Kondisi Jalan Poros Bontang, Kutim dan Berau, Minta Pemerintah Serius

Tak heran, mengingat Bontang menjadi tempat berdirinya beragam perusahaan dan pabrik raksasa seperti Pupuk Kaltim (PKT) dan PT Badak NGL.

Masih data BPS Bontang, posisi kedua diisi oleh Kutai Timur dengan nominal PDRB per kapita Rp 296 juta. Selanjutnya, Kutai Kartanegara sebanyak Rp 185 juta.

Adapun distribusi persentase PDRB Bontang atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha tahun 2020, paling besar disumbang oleh sektor industri pengolahan (manufacturing) sebesar 79,6 persen dan konstruksi 6,59 persen.

Baca juga: Penunjang Ibu Kota Negara, Desa di Kecamatan Sepaku Interkoneksi Antar Destinasi Wisata

Baca juga: Deretan Proyek Besar Penajam Paser Utara, Penunjang Ibu Kota Negara RI di Kalimantan Timur

Jumlah sektor industri mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 80,73 persen.

Sementara sektor Konstruksi meningkatkan dari sebelumnya 6,34 persen.

"Produksi sektor industri dari tahun ke tahun turun karena memang bahan bakunya sudah mulai berkurang contohnya PT Badak," ujar Widi kembali.

Penulis Ismail Usman | Editor: Budi Susilo

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved