Berita Kutai Barat Terkini

Permintaan Daging Sapi di Kaltim Tembus 60 Ribu Ekor Per Tahun, 83 Persen Stok dari NTT dan Sulawesi

Tingginya tingkat permintaan daging sapi di wilayah Kalimantan Timur setiap tahun membuat pemerintah kewalahan.

Penulis: Zainul | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/ZAINUL
Budaya penggemukan ratusan ekor sapi di wilayah Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur. TRIBUNKALTIM.CO/ZAINUL 

TRIBUNKALTIM.CO,SENDAWAR -Tingginya tingkat permintaan daging sapi di wilayah Kalimantan Timur setiap tahun membuat pemerintah kewalahan.

Bahkan pemerintah terpaksa harus mendatangkan impor daging sapi dari daerah agar permintaan daging sapi di masyarakat Kaltim dapat terpenuhi. 

Berdasarkan data yang dicatat oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Timur, angka permintaan daging sapi diseluruh  wilayah Kalimantan Timur setiap tahunnya mencapai 60 ribu ekor.

Baca Juga: Yayuk Serahkan Memori Pertanggungjawaban Ketua TP PKK, Pesannya: Jangan Lelah Memajukan Kutai Barat

Baca Juga: Sekda Kubar Ayonius Resmi Dilantik Jadi Plh Bupati Kutai Barat Hingga 26 April 2021

Dari angka tersebut, Pemerintah Provinsi Kaltim maupun pemerintah daerah hanya mampu memenuhi 72 persen saja dari sapi lokal. 

Sementara 82 persen lainnya masih mengandalkan atau bergantung, pada hasil impor yang di datangkan dari luar daerah seperti dari Pulau NTT dan Sulawesi. 

"Kebutuhan di Kalimantan Timur itu kurang lebih 60.000 ekor per tahun, jenis sapi bali ini kurang lebih beratnya 400 kg, kemudian kebutuhan daging beku kita itu kurang lebih 4.782 ton per tahun.

Itu setara dengan 38.250 ekor sapi jadi kebutuhan kita totalnya 60.000 tambah hampir 40 ribu kurang lebih seratus ribu pertahun," ujar Kabid Pengembangan Kawasan Usaha Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Timur, I Gusti Made Jaya Ade saat diwawancarai TribunKaltim.Co, Selasa (20/4/2021).

Baca Juga: Wabup Kubar Edyanto Arkan, Seluruh Kampung Tahun 2024 di Kutai Barat Teraliri Listrik PLN 24 Jam

Baca Juga: Listrik Menyala Saat Bulan Ramadhan, 11 Desa di Kecamatan Bongan, Kutai Barat Kini Dilistriki PLN

"Jadi 60.000 ekor itu kita baru bisa memenuhi kurang lebih 27 persen, jadi 83 persennya masih kita impor kita datangkan dari luar, dari NTT dari Bali, Sulawesi Selatan dan Gorontalo," jelasnya.

Hal ini juga menurut I Gusti Made Jaya Ade, merupakan peluang besar bagi masyarakat Kalimantan Timur untuk menfaatkan situasi tingginya perminta daging sapi di pangsa pasar wilayah Kaltim. 

"Ini merupakan peluang pasar yang sangat baik sekali jadi teman-teman kita peternak yang mau memanfaatkan hal ini.

Namun kita masih banyak harus di datangkan dari luar tetapi dengan upaya kita saat ini minimal bisa menggemukkan walaupun nanti kita tetap membutuhkan bibit.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved