Virus Corona di Tarakan

Pemesanan Tiba di Tarakan Menunggu 10 Minggu, Satu Unit Alat GeNose C19 Tembus Rp 80 Juta

Total Rp 80 juta anggaran yang harus disiapkan untuk mendatangkan alat skrining GeNose C19 ke Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara

Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH
Momen uji coba penggunaan GeNose C19, Sabtu (19/4/2021) lalu. TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH 

TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN - Total Rp 80 juta anggaran yang harus disiapkan untuk mendatangkan alat skrining GeNose C19 ke Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara.

Selain biaya yang besar juga stok alat yang terbatas, mesin skrining GeNose C19 juga membutuhkan waktu hingga 10 minggu untuk proses pemesanan hingga barang tiba.

Itu dibeberkan dr. Wira, Penyelenggara Pelaksana Layanan GeNose C19, Badan Layanan Umum (BLU) Bandar Udara Internasional Juwata Tarakan.

Baca juga: Siapkan 5 Alat Deteksi Covid-19, Bandara SAMS Sepinggan Uji Coba GeNose kepada Penumpang Pesawat

Baca juga: Sepekan Penerapan GeNose di Bandara APT Pranoto, Sehari 100 Tes, Belum Ada Temuan Positif Covid-19

Dibeberkan dr.Wira yang juga pernah menjabat sebagai Dirut RSUD Kota Tarakan dan sudah memasuki masa purna tugas, keberadaan stok mesin GeNose C19 saat ini masih begitu langka.

Alatnya itu beserta perangkatnya kurang lebih hampir Rp 80 juta untuk satu unitnya.

"Itu termasuk ongkir dan lain-lain. Kalau mau beli bisa sampai 10 minggu. Kita ngambil dari distributor resmi," beber dr. Wira kepada TribunKaltara.com usai uji coba yang dilakukan pada Senin (19/4/2021) lalu.

Ada lima distributor resmi di Indonesia dan satu dari BUMN penyedia alat GeNos C19. Pertama, PT Mitra Lima Sehat.

Kedua PT Indofarma Global Medika, ketiga, PT Dunia Kecantikan Indonesia, keempat PT Sigma andalan Nusa, kelima PT Global Sitek Medika dan keenam, PT Graha Rekayasa.

Ia melanjutkan, Penyelenggara GeNose C19 masing-masing daerah sudah memiliki komitmen dengan distributor saat proses pembelian.

Baca juga: Mulai Juni 2021, GeNose Bakal Diterapkan di Pelabuhan Semayang Balikpapan

Baca juga: NEWS VIDEO Uji Coba GeNose di Terminal Batu Ampar, Gratis Bagi Penumpang

"Kalau mau beli harus melalui proses pemesanan dulu dan itu tidak bisa langsung didatangkan," jelasnya.

Dan lanjutnya, proses membula adi lelang jual beli bukan waktu pendek. Membutuhkan waktu yang panjang prosesnya sampai bisa tiba di Tarakan, Kalimantan Utara.

Ia mencontohkan, ada beberapa distributor yang membutuhkan waktu hingga setengah tahun untuk mengumpulkan alkes.

"Karena alkes tersebut, walaupun ditunggu 10 minggu itu belum tentu dapat. Belum tentu datang. Dan pihak mereka tidak bisa menjanjikan bisa dapat Itu kendalanya di kami," bebernya.

Sehingga lanjutnya jika ditanya apakah kemungkinan pihaknya akan menambah unit mesin GeNose C19, akan melihat situasi dan kondisi serta animo masyarakat pengguna GeNose C19 itu sendiri.

Selain mesin yang langka, tabung plastik yang berfungsi menampung uap udara dari mulut juga sama sulitnya untuk didapatkan.

"Mereka memang tidak memberi batasan berapa yang bisa dipesan. Tidak ada ketentuan. Tapi siapa cepat dia dapat. Berapa kita order, maka kalau ada barang, siap dikirim," lanjut dr. Wira.

Untuk stok tabung plastik yang didatangkan pihaknya mencapai 20 ribu kantong. Namun didatangkannya pun bertahan dan tidak sekali datang.

"Makanya jangan tunggu stok kosong harus order. Itupun nunggu 10 minggu. Kita sudah deposit dengan biaya cukup besar," ujarnya.

Adapun penyebab kelangkaaan dibeberkan dr. Wira, karena tabung plastik terbuat dari bahan plastik khusus. Bentuknya lebih mirip urine pack. Dan itu diimpor dari luar negeri.

"Itu bukan bahan plastik sembarangan. Bahannya spesial untuk virus. Itu tidak mudah bocor," tegasnya.

Kondisi itu pula menjadi kendala pihaknya ditambah lagi permintaan dari masing-masing daerah yang siap menjalankan GeNose C19 cukup tinggi.

"Karena sekarang juga bisa digunakan di mall mall untuk deteksi masyarakat bukan cuma di Bandara," jelasnya.

Adapun lama waktu yang dibutuhkan untuk membaca Covid-19 per satu sampel kurang lebih dua menit.

"Dua mneit sudah terdeteksi sudah bisa terbaca," beber dr. Wira.

Untuk biaya sendiri lanjut dr. Wira, sangat tejangkau dan sama dengan wilayah lainnya. "Cuma Rp 50 ribu saja di Tarakan," pungkasnya. 

Walikota Tarakan Khairul Beri Penilaian

Berita sebelumnya. Walikota Tarakan, dr Khairul akui, Kota Tarakan masih gunakan hasil rapid test antigen sebagai salah satu persyaratan masuk ke Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara.

"Saat ini yang standar masih yang direkomendasikan kementerian kesehatan, ya kalau naik transportasi harus rapid antigen. Terus untuk konfirmasinya (apabila reaktif) pakai PCR," ujarnya, Sabtu (3/4/2021).

Dia sampaikan, pegawai negeri di lingkup Kota Tarakan pun jika kembali dari perjalanan dinas, masih menggunakan PCR.

Baca juga: Pembagian Zakat Jadi Sorotan, Satgas Covid-19 Balikpapan Siapkan Tim Rapid Antigen untuk Petugas

Baca juga: Kasus Positif Covid-19 Melandai, Balikpapan Batal Bangun Rumah Sakit Darurat

"Karena masih itu yang standar," terangnya kepada Tribunkaltim.co.

Meski begitu, dia menuturkan, masyarakat Indonesia harus menghargai karya anak bangsa itu.

Namun demikian, tetap perlu dilakukan uji coba. Jika menggunakan genose, yang bersangkutan negatif. Maka perlu dicoba dengan menggunakan PCR.

"Kalau sama hasilnya, mendekati akurasi semisal 95 sampai 100 persen, itu tentu gak ada masalah," sebutnya.

Baca juga: Wagub Kaltim Sebut Anggaran Penanganan Covid-19 Terserap 49%, Hadi Mulyadi: Digunakan Sebaik Mungkin

"Tapi kan itu bukan kewajiban kami melakukan penelitian itu. Tapi ada beberapa tempat, misal di kereta api sudah menggunakan genose," jelasnya.

Dia sampaikan, jika diperintahkan menggunakan genose, maka pihaknya akan mengikuti perintah tersebut.

"Tapi kalau kami di sini khusus pegawai Pemkot, baik ASN maupun non ASN, kalau pulang dari luar daerah, sebelum masuk kantor harus PCR," ujarnya. 

"Tapi untuk transportasi, ya itu kembali lagi dari kebijakan Kementerian Perhubungan," tuturnya.

Berita tentang Tarakan

Penulis Andi Pausiah | Editor: Budi Susilo

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved