Berita Samarinda Terkini

Kisah Tim SAR Gabungan Evakuasi Pria di Samarinda yang Menetap pada Tebing Tinggi 10 Meter

Aksi itu juga dilakukan bersama Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Samarinda, unsur SAR gabungan lain, petugas medis 112

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY
PERTOLONGAN - Saat Tim SAR Gabungan mengevakuasi pria sakit menggunakan tandu medis dan membawa kerumah pada Jumat (23/4/2021) siang. TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pria 30 tahun yang diketahui bernama panggilan Reza, dievakuasi Unit Siaga SAR Basarnas Samarinda.

Aksi itu juga dilakukan bersama Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Samarinda, unsur SAR gabungan lain, petugas medis 112, serta relawan, Jumat (23/4/2021) kemarin.

Diketahui Reza karena menderita pembengkakan pada bagian kaki sebelah kiri.

Baca Juga: Longsor di Jalan Pattimura Samarinda, Walikota Andi Harun Ikut Semprot Air, Singkirkan Tanah

Baca Juga: Ditemukan WNA India di Samarinda Positif Covid-19, Pintu Masuk Pelabuhan di Balikpapan Diperketat

Sakit yang diderita pria yang tak memiliki sanak saudara di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur ini, membuatnya tak bisa bangun dari tempatnya tinggal.

Pria ini bermukim di Jalan Cipto Mangunkusumo, Kelurahan Sungai Keledang, Kecamatan Samarinda Seberang, Kota Samarinda, persis di bukit yang akan menuju Jembatan Mahakam.

Usai dievakuasi, kini Reza tengah menjalani perawatan di RSUD I.A Moeis, Kota Samarinda.

Mengkonfirmasi ke pihak RSUD IA Moeis, melalui Humas-nya, bernama Meti.

Dia pun membenarkan bahwa pria yang dievakuasi pada Jumat (23/4/2021) kemarin tengah dalam perawatan intensif pihaknya.

Baca Juga: TERUNGKAP Ada 6 WNA Asal India Positif Covid-19 di Samarinda, Begini Kronologinya

Baca Juga: NEWS VIDEO Proses Evakuasi Pasien dari Tebing Setinggi 10 Meter oleh Tim SAR Gabungan Samarinda

"Iya benar, sedang kami rawat dan sampai saat ini masih dalam perawatan," singkat Meti, Sabtu (24/4/2021).

Mencoba menelusuri bagaimana kelanjutan nasib pria yang hidup sebatang kara di Kota Tepian ini, Tribunkaltim.co, juga menanyakan kepada Petugas Dinas Sosial.

Yakni Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Samarinda Seberang, Hj. Mursyidah yang bertugas membantu menyelenggarakan kesejahteraan sosial di tingkat kecamatan.

Keseharian jadi Pengamen

Sehari-hari, lanjut Hj. Mursyidah, Reza bekerja sebagai pengamen jalanan, digubuk yang di tempat dia bernaung ditemukan sebuah gitar.

Dan menjelaskan bahwa pasien masih berada di RSUD IA Moeis dan tengah menjalani perawatan intensif. 

"Saya termasuk ikut membawa ke rumah sakit, kemarin saya tanya bisa jawab namanya selebihnya hendak bertanya tanggal lahir dan nama orang tuanya," sebutnya, Sabtu (24/4/2021). 

Baca Juga: NEWS VIDEO 15 Hari Operasi Pekat, 1051 Botol Miras Disita dan Dimusnahkan Polresta Samarinda

Baca Juga: Imam Besar Islamic Center Samarinda Fachruddin Wahab Tutup Usia, Gubernur Kaltim: Mari Kita Doakan

Maksud petugas TKSK ini jika memang mengetahui data dirinya akan dibuatkan identitas, mengingat tak ada satupun tanda pengenal melekat dibajunya ataupun ditempatnya bermukim 

"Kalau tahu kan bisa kita buatkan KTP dan KK, tidak punya identitas sama sekali," ucap Hj. Mursyidah.

Kondisi Reza yang sangat lemas kemarin, membuat Hj. Mursyidah bertanya pada dua orang rekannya yang terkadang bertemu.

PERTOLONGAN - Saat Tim SAR Gabungan mengevakuasi pria sakit menggunakan tandu medis dan membawa kerumah pada Jumat (23/4/2021) siang kemarin. TRIBUNKALTIM.CO/ MOHAMMAD FAIROUSSANIY
PERTOLONGAN - Saat Tim SAR Gabungan mengevakuasi pria sakit menggunakan tandu medis dan membawa kerumah pada Jumat (23/4/2021) siang kemarin. (TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY)

Dua orang yang tidak mau disebut namanya in, menjawab pertanyaan dokter perihal sakit yang diderita, yang akhirnya diketahui sejak 10 hari terakhir.

Jadi tidak bisa diajak ngomong banyak (pasien), dalam kondisi tidak bisa bangun, buang air kecil dan besar di gubuk. Itu dibersihkan perawat juga kemarin.

"Setelah itu lalu saya tanya ke pendaftaran RSUD IA Moeis, jadi menulis nama pasien dan sudah koordinasi dengan adminnya (untuk dirawat)," jelas Hj. Mursyidah.

"Artinya akan dirawat, dan ada laporan dari 112, lalu saya lapor kepada Kepala Dinsos Kota Samarinda (untuk biaya perawatan dan pengobatan)," sambungnya.

Selebihnya jikalau Reza sudah bisa diajak berkomunikasi, nanti pihak Dinsos Kota Samarinda melalui TKSK Samarinda Seberang akan membuatkan identitas sementara untuknya.

"Kalau temannya tidak tahu darimana, hanya bertemu di Samarinda, tetapi memang luar daerah sini semua (termasuk temannya). Temannya ngomong berkeyakinan Nasrani, jadi tidak ada cerita juga terkait keluarga atau orang tua," ungkap Hj. Mursyidah kembali.

Langkah Dinas Sosial Samarinda

Terkait rencana Dinsos Kota Samarinda kedepan, yang sudah membiayai dan berencana memberikan identitas pada Reza.

Apakah akan ditampung di panti sosial jika nanti sembuh. Hj. Mursyidah mengatakan bahwa kalau diperkirakan dari umur yang baru menginjak 30-an tahun, kondisi Reza untuk berkarya dan bekerja masihlah mampu sebetulnya (setelah sembuh).

Namun, dari Dinsos Kota Samarinda turut menyatakan bahwa sepulang dari rumah sakit, ketika sudah diizinkan pulang, akan sementara di titip ke panti sosial.

Baca Juga: Titik Lokasi Pembagian Takjil Ramadhan dan Paket Sembako dari Para Pengusaha di Samarinda

Baca Juga: BREAKING NEWS Komplotan Perampok Rumah Mewah di Samarinda Dibekuk Jajaran Polres Berau

"Dalam kondisi belum terlalu sehat (pulih) misalnya, sudah diizinkan pulang, nanti kami akan titipkan di panti sosial, sementara saja. Karena tidak ada panti sosial untuk orang muda, yang ada untuk lansia kan, dia kan masih muda, mampu berkarya dan bekerja, biasanya begitu," bebernya.

Namun, misalnya selepas kepulihannya, dia ingin pulang ke daerah asalnya, Hj. Mursyidah menambahkan, akan mencarikan sebuah paguyuban yang menaungi masyarakat yang memang merantau di Kota Samarinda berdasar asal daerah masing-masing.

Baca Juga: Komplotan Perampok Rumah Daerah Samarinda yang Diringkus Polisi Pernah Beraksi di Bontang

Pihaknya koordinasikan di paguyuban tersebut, atau dia mau mencari pekerjaan juga bisa disitu. Kalau misalnya mentok dan ingin pulang, tetapi dari paguyuban tidak ada pembiayaan.

"Kita akan cari donatur biasanya begitu, setelah itu dipulangkan. Nanti dinsos memfasilitasi surat menyuratnya," tutupnya.

Berita tentang Samarinda

Penulis Moh Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved