Berita Kaltim Terkini
Bea Cukai Akan Tingkatkan Patroli Bersama Terlebih di Jalur dan Pelabuhan 'Tikus'
Penting bagi BNNP Kaltim menggandeng jajarannya, untuk Custom Protection atau perlindungan khusus bagi barang masuk ke wilayah Kalimantan Timur
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kalimantan Bagian Timur (Kanwil DJBC Kalbagtim), yang diwakili Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B (KPPBC TMP B) Samarinda, bak gayung bersambut, juga menyetujui langkah kerjasama antar stakeholder terkait yang digalakkan BNNP Kaltim.
Kepala KPPBC TMP B Samarinda, Rambang Firstyadi menjelaskan bahwa penting bagi BNNP Kaltim menggandeng jajarannya, untuk Custom Protection atau perlindungan khusus bagi barang masuk ke wilayah Kalimantan Timur, khususnya Kota Samarinda.
Meski tidak ada bandara maupun pelabuhan internasional di Ibu Kota Kaltim ini.
Baca Juga: Kepala BNNP Kaltim Sebut tak Ada yang Setuju Kaltim Jadi Tempat Pemasaran Narkoba
Baca Juga: BNNP Berkomunikasi ke Polda Kaltim, Sabu yang Dimusnahkan Identik dengan Kasus 25 Kg
"Kami ada di tempat yang ada hubungannya dengan arus keluar dan masuk melewati batas negara. Jadi kadang ada di Bandara, Pelabuhan dll. Jika ada pelayanan kedatangan internasional di Bandara atau Pelabuhan, maka kami ada disana," jelas Rambang Firstyadi, Rabu (19/5/2021).
"Samarinda yang paling diawasi itu kantor pos atai jasa ekspedisi antar negara. Karena disini tidak ada pelabuhan dan Bandara Internasional," sambungnya.
Walau begitu, pengawasan yang dilakukan bukan berarti tidak ada sama sekali. Melihat geografis Kota Tepian yang juga terdapat alur Sungai Mahakam, dianggapnya perlu untuk memproteksi dari penyelundupan barang terlarang termasuk narkotika.
Jalur-jalur perairan juga nantinya akan secara khusus dilakukan patroli, termasuk jalur pintas dan dermaga "tikus" dibeberapa kawasan perairan Sungai Mahakam.
"Kami kerjasama dengan BNN untuk patroli bersama. Jalan dan dermaga "tikus" ini memang susah dijangkau karena keterbatasan SDM dan minimnya sarana prasarana," ungkap Rambang Firstyadi.
Baca Juga: Ketua DPRD Kaltim Makmur HAPK Terima Kunjungan Kepala BNNP Kaltim
Baca Juga: Pandemi Covid-19, BNNP Kaltim Klaim Peredaran Narkotika Menurun, Ini Faktornya
Tak hanya BNN, Bea Cukai juga bekerjasama dengan pihak kepolisian, bahkan bersama dengan Balai Besar POM untuk patroli bersama mengawasi barang ilegal yang datang dari luar negeri.
"Memang selalu melakukan sinergi dengan institusi lain untuk patroli bersama," sebut Rambang Firstyadi.
Dicontohkannya bahwa pernah suatu ketika Kanwil DJBC Kalbagtim menggelar agenda rutinnnya di Kota Balikpapan, para penyelundup barang ilegal justru memanfaatkan situasi tersebut, namun berhasil digagalkan.
"Ternyata justru ketangkap, setelah diselidiki itu banyak dirubah jadwalnya. Yang harusnya minggu depan dirubah menjadi saat itu juga. Jadi memang semuanya saling melihat, mereka nilai kami lengah, maka dia masuk," kata Rambang Firstyadi.
Menyinggung terkait kendala di lapangan saat melakukan patroli, pengawasan serta giat pemeriksaan perlindungan khusus (custom protection), Rambang Firstyadi menjelaskan bahwa terkadang karena letak geografis, banyak jalan tidak terduga sehingga tidak bisa terdeteksi.
Sehingga kemungkinan potensi masuknya jaringan narkotika atau penyelundup barang ilegal bisa saja terjadi.
Dia mengaku tak bisa menjaga rute secara berkala, khususnya yang dipakai para sindikat peredaran narkotika yang kini juga mulai mengawasi satu sama lain, melihat kelengahan petugas.
Baca Juga: Kabupaten Tana Tidung Sepi, BNNP Kaltara Mengendus, Bukan Berarti Tidak Ada Peredaran Narkotika
Baca Juga: BNNP Kaltara Ungkap Peredaran Narkotika Jenis Sabu Dua Kg, Salah Satu Pelaku Merupakan Residivis
"Mungkin kalau kita lihat, jaringan (narkotika) ini sudah canggih dengan mengamati semua institusi, Bea Cukai diamati dia lagi ngapain. Kebetulan pas kami lengah baru mereka masuk," paparnya.
Jika mengenai moda transportasi yang dipakai, sepengalamannya di lapangan banyak menggunakan kapal cepat dan besar untuk menghindari petugas gabungan.
"Biasanya memakai kapal cepat. Speed boat, dari kapal besar nanti diambil speed," pungkas Rambang Firstyadi. (*)