Berita Berau Terkini
Berikut Beberapa Faktor Buaya Menyerang Manusia Versi BKSDA Berau
Merespon adanya korban keganasan buaya lagi di Kampung Dumaring, Kecamatan Talisayan, Kabupaten Berau.
Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Merespon adanya korban keganasan buaya lagi di Kampung Dumaring, Kecamatan Talisayan, Kabupaten Berau, Kantor Seksi Konservasi Wilayah I Berau, Balai Konservasi Sumber Daya Alam atau BKSDA jelaskan, ada faktor tertentu.
Melalui Kepala BKSDA SKW I Berau, Dheny Mardiono, menjelaskan ada beberapa faktor pada satwa liar termasuk buaya yang menyebabkan satwa tersebut menjadi agresif. Diantaranya satwa tersebut merasa terdesak dan terancam.
Dheny melanjutkan, bisa jadi satwa tersebut merasa terganggu, merasa lapar ataupun memiliki sifat yang tidak normal, sehingga dapat menyerang pihak manusia.
“Benar memang ada beberapa kejadian, apalagi daerah sungai rawan terdapat satwa predator. Biasanya jika kondisi mereka terancam, tentu akan menyerang,” jelasnya kepada Tribunkaltim.co, Selasa (1/6/2021).
Baca Juga: DPRD Bontang Geram, Tuding Pemkot Tidak Mampu Mengatasi Ancaman Buaya di Selambai Lok Tuan
Sementara itu, untuk kondisi buaya dengan perilaku tidak normal, cenderung akan terus menyerang siapapun yang mendekat.
Kendati pihaknya belum bisa memastikan berapa banyak jumlah pasti di perairan sungai di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur.
Jika berasal dari laporan masyarakat. Tentu sering ditemukan banyaknya kejadian buaya yang menyerang masyarakat maupun yang muncul ke permukaan.
“Pernah ada korban lain sekitar daerah kampung Pegat Batumbuk dekat Kasai, disitu juga terdapat buaya yang bisa saja menyerang manusia,” jelasnya.
Baca Juga: BKSDA Kaltim Hanya Mengevakuasi Buaya Selambai Bontang yang Kerap Menyerang Manusia
Baca Juga: NEWS VIDEO Remaja Selambai Lok Tuan Bontang, Berhasil Selamat Setelah Berduel dengan Buaya 5 Meter
Mengantisipasi hal ini terjadi, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak Polsek dan aparatur Kampung untuk memasang imbauan agar lebih berhati-hati dalam melakukan aktivitas di sungai.
Sepekan 2 Orang jadi Korban
Di tempat terpisah, berita sebelumnya. Belum hilang ingatan, insiden remaja (16) yang diserangan buaya, Rabu 24 Februari 2021 lalu, kini kembali menimpa AL pelajar SMP di Laut Selambai Kota Bontang.
Kejadian itu terjadi saat AL (13) hendak berenang dengan rekannya pada, Minggu (27/02/2021) kemarin, sekira pukul 14.30 Wita.
Akibatnya, kedua korban ini mendapat luka dibagian kaki.
Baca juga: Kelakuan Zaskia Gotik Saat Olahraga Zumba, Kondisi Tubuh Istri Sirajuddin Mahmud Jadi Sorotan
Baca juga: Siaran Langsung Liga Inggris, Chelsea vs Manchester United, Link Live Streaming Mola TV
Bahkan, akibat gigitan moster air itu, kaki kiri AL nyaris terputus.
Bhabinkamtibmas Loktuan Aipda Ahmad Bajuri membeberkan, dalam sepekan ada dua orang telah menjadi korban serangan predator buas.
"Ada lagi mas, hanya selang tiga hari saja," tutur Bajuri.
Ia mengungkapkan, di Lok Tuan telah banyak yang jadi korban serangan buaya.
Namun khusus untuk di Selambai, pihaknya mencatat telah ada delapan orang jadi korban.
"Sebenarnya di Kelurahan Lok Tuan sudah banyak. Tapi kalau di Selambai ada 8 orang mas," ujarnya.
Baca juga: Login www.prakerja.go.id, Cara Cek Lolos Kartu Prakerja Gelombang 12, Jangan Sedih Dulu Bila Gagal
Baca juga: Link Live Streaming Liga Italia via RCTI, AS Roma vs AC Milan, Kick-off 02.00 WIB, Gratis
Selain itu ia juga mengungkapkan pada kejadian sebelumnya telah melaporkan ke BKSDA Kalimantan Timur agar segera mengevakuasi buaya tersebut.
Pasalnya buaya tersebut telah sangat meresahkan warga khususnya yang bermukim di kampung atas laut seperti Selambai.
"Saya sudah lapor mas, soalnya sudah sangat meresahkan warga. Walaupun ada plang pemberitahuan, namun kita tidak bisa mengawasi 24 jam orang agar tidak turun ke laut," ungkapnya.
Baca juga: GRATIS Siaran Langsung Liga Italia Malam Ini, Verona vs Juventus, Link Live Streaming RCTI Plus
Atas kejadian ini, ia pun berharap agar pemerintah segera mengambil langkah solusi agar kejadian serupa tak terulang lagi.
"Iya harus melihat populasi buaya yang banyak dan telah meresahkan warga, pemerintah sebaiknya membuat penangkaran buaya," pungkasnya.
Penulis Renata Andini dan Ismail | Editor: Budi Susilo