Berita Internasional Terkini

Resmi, WHO Beri Nama Baru Virus Penyebab Covid-19, Bukan Lagi SARSCoV2, Tujuannya Hilangkan Stigma

Resmi, WHO beri nama baru Virus Corona penyebab Covid-19, bukan lagi SARS-CoV-2, tujuannya hilangkan stigma

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Freepik designed by kjpargeter
Ilustrasi virus Corona. Setelah B117 dari Inggris, kini ditemukan varian baru Virus Corona, belum diberi kode alfanumerik, yang sulit dideteksi dengan PCR biasa. 

Aksi Kekerasan Melonjak Selama Pandemi

Awal bulan ini, Presiden AS Joe Biden menandatangani undang-undang kejahatan rasial yang bertujuan melindungi orang Asia-Amerika yang mengalami lonjakan serangan selama pandemi COVID-19.

Kelompok anti-ekstrimisme AS mengatakan, jumlah serangan dan kejahatan rasial terhadap orang Asia-Amerika telah meledak sejak awal krisis.

Mereka menyalahkan mantan Presiden Donald Trump, yang berulang kali menyebut COVID-19 sebagai "virus China".

Penuh Pertimbangan

Pilihan alfabet Yunani datang setelah berbulan-bulan, menurut bakteriolog Mark Pallen yang terlibat dalam pembicaraan.

Namun banyak yang sudah menjadi merek, perusahaan, atau nama asing.

Gagasan lain untuk merujuk pada varian yang menjadi perhatian sebagai VOC1, VOC2 dan lain-lain dibatalkan setelah menunjukkan, kata itu menyerupai kata umpatan bahasa Inggris.

Secara historis, virus sering dikaitkan dengan lokasi asal muasal virus tersebut seperti Ebola yang dinamai menurut nama sungai Kongo.

Tapi ini bisa merusak tempat dan seringkali tidak akurat seperti dengan apa yang disebut pandemi "flu Spanyol" 1918 yang asal-usulnya tidak diketahui.

Pandemi Covid-19 akan Jadi Endemik

Dilansir Tribunnews, pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya sempat mengatakan, pandemi Covid-19 bisa menjadi endemik.

Menurut WHO, meski pandemi virus corona yang dihadapi saat ini sangat parah, fenomena ini belum tentu yang besar.

Oleh sebab itu, WHO mengingatkan agar dunia bisa belajar untuk hidup berdampingan dengan Covid-19.

"Virus (corona) ditakdirkan akan menjadi endemik. Bahkan saat vaksin mulai diluncurkan," kata Profesor David Heymann, ketua kelompok penasihat strategi dan teknis WHO untuk bahaya infeksi pada akhir 2020 lalu.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved