Virus Corona di Tarakan
Usai Vaksinasi Massal di Tarakan, Satu Warga Pingsan dan Dirujuk ke RSUD
Kegiatan vaksinasi massal kembali dilanjutkan Tim Satgas Penanganan Covid-19 dari Dinkes Tarakan.
Ia melanjutkan, untuk penanganannya, di UGD RSUD akan dilakukan obeservasi.
Baca juga: Rakerwil APEKSI V Regional Kalimantan di Tarakan, Bahas Strategi Pemda Tangani Pandemi Covid-19
Jika nanti diperiksa tidak ada penyakit lain lanjut dr. Devi, maka yang bersangkutan bisa dipulangkan hari ini.
Adapun jenis KIPI lanjutnya, belum bisa dipastikan. Apakah masuk KIPI ringan atau serius lanjutnya.
"Kalau dia dilakukan perawatan di RSUD, bisa jadi KIPI serius," urainya.
Lebih lanjut dibeberkan dr. Devi, selama vaksinasi massal, ini kasus kedua ditangani Dinkes Tarakan.
Baca juga: Soal Distribusi Vaksin, Walikota Samarinda Andi Harun Komunikasi Intens dengan Kantor Staf Presiden
Dulu pernah sekali. Kasus pertama dia punya penyakit berhubungan dengan paru paru.
"Cuma dia mungkin tidak sampaikan," bebernya.
Dan sebelum divaksin juga sesak tapi dia akui sudah biasa. "Akhirnya setelah vaksin, dia harus dirawat," ungkapnya.
Untuk persyaratan vaksin lebih jauh dibeberkan dr. Devi, tekanan darah tak boleh melebihi 180/110. Jika rutin kontrol baru diiperbolehkan.
Baca juga: Kabar Tenaga Kesehatan Sudah Vaksin tapi Tetap Bisa Positif Covid-19, Pihak Sinovac Angkat Bicara
Kemudian ketika ditemukan demam dan pilek, tidak dieprbolehkan vaksin.
"Khawatirnya nanti makin memperberat. Nanti kalau kejadian KIPI, dibilang karena vaksin padahal bukan," jelasnya.
Kemudian memiliki riwayat jantung dan gula darah. Jika tak terkontrol tak boleh vaksin.
Selain itu ginjal, kelainan darah talesemia yang belum terkontrol tidak boleh vaksin. Termasuk ibu hamil dan menyusui.
"Penyakit kencing manis. Kalau dia terkontrol, rutin berobat, gula darah standar terkontrol, bisa vaksin," jelasnya.
Ia melanjutkan, untuk kasus KIPI hari ini, ia memang memiliki riyawat penyakit. Namun tak bisa disebutkan untuk menjaga privasi pasien.
Dia bisa tetap divaksin dengan riwayat penyakit ya itu. Hanya kembali ke emosional orang berbeda.
"Mengalami stres sedikit faktor pencetusnya juga tegang khawatir, kaku, padahal sudah sarapan dia," pungkasnya.