Virus Corona di Nunukan

Dirut RSUD Nunukan Beber Alasan Hasil Sampel PCR Ratusan PMI Terlambat Diketahui

Direktur Utama RSUD Nunukan, dr Dulman beber alasan hasil sampel Swab PCR ratusan Pekerja Migran Indonesia (PMI) terlambat diketahui

Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/FEBRIANUS FELIS
Tim medis Kantor Kesehatan Pelabuhan Tunon Taka Nunukan, lakukan pengambilan sampel swab PCR ratusan PMI yang tiba, pada Kamis (21/10/2021), sore.TRIBUNKALTIM.CO/FEBRIANUS FELIS 

TRIBUNKALTIM.CO,NUNUKAN- Direktur Utama RSUD Nunukan, dr Dulman beber alasan hasil sampel Swab PCR ratusan Pekerja Migran Indonesia (PMI) terlambat diketahui.

Dulman mengatakan sampel swab 193 PMI yang dideportasi pada Kamis (21/10), sore, ternyata diuji menggunakan PCR portable.

Padahal sebelumnya RSUD Nunukan telah menyiapkan dua mesin PCR yang mampu merunning 96 sampel dengan waktu 3 jam.

"Pada saat mau pakai ada komponen dalam gedung PCR yang kurang, sehingga kami memutuskan memakai PCR portable yang hanya mampu running 8 sampel. Makanya lama baru diketahui hasilnya," kata dr Dulman kepada TribunKaltim.Co, Kamis (28/10/2021), pukul 18.00 Wita.

Baca juga: UPDATE Tarif PCR Terbaru, Cek Syarat Naik Pesawat Lion Air dan Garuda ke Wilayah PPKM Level 1 - 4

Baca juga: Dirut RSUD Nunukan Minta Pelaku Perjalanan tak Perlu PCR, Ini Alasannya

Baca juga: Wabup Berau Gamalis, Minta Dinkes Surati Klinik Terkait Harga Maksimal Tes PCR

Namun, Dulman mengaku mengenai komponen di ruangan PCR yang kurang itu, pihaknya sudah atasi.

"Sudah kami atasi. November nanti katanya ada 300-san PMI lagi yang dideportasi dari Malaysia. Mudahan tidak ada kendala lagi nantinya," ucapnya.

Menurutnya, ke depan pihaknya akan melakukan sedikit perubahan dalam pemeriksaan kesehatan PMI yang tiba di Pelabuhan Tunon Taka Nunukan.

Sebelum mengambil sampel swab PCR, terhadap PMI akan dilakukan swab Antigen terlebih dahulu.

"Ibu bupati usulkan sebelum PCR dilakukan Antigen dulu. Biar bisa dipilah mana yang reaktif mana yang tidak. Soalnya hasil PCR kan menunggu beberapa jam ke depan," ujarnya.

Lanjut Dulman,"Dengan Antigen, meskipun tidak seakurat PCR minimal bisa deteksi lebih awal. Kalau pakai Antigen bisa deteksi virus yang sudah ada di dalam tubuh 1-7 hari. Pada saat mereka datang kan belum 7 hari, jadi bisa dideteksi pakai Antigen," tambahnya.

Dia menuturkan, 16 PMI yang dinyatakan positif Covid-19 sesuai hasil PCR saat kedatangan, masih menjalani isolasi di rumah sakit.

Bahkan untuk mengetahui adanya varian baru Covid-19 yang masuk ke Nunukan, sampel swab 16 PMI itu juga dikirim ke laboratorium di Jakarta.

"Mereka tidak ada gejala, 10 hari ke depan akan dites PCR lagi. Kalau negatif dipulangkan ke kampung halaman. Sampel swab mereka juga dikirim ke Jakarta," tuturnya.

Baca juga: Harga Test PCR di Balikpapan Wajib Rp 300 Ribu, Dinkes Sudah Surati Klinik dan Laboratorium

Jumlah terkonfirmasi Covid-19 Kabupaten Nunukan hingga hari ini sebanyak 6.206 kasus. Adapun rincian kasus sebagai berikut:

- Sebanyak 47 pasien sedang dirawat.

- Sebanyak 6.023 pasien dinyatakan sembuh.

- Sebanyak 136 pasien meninggal dunia.

- Suspek yang dipantau 0 (nihil).

- Kontak erat yang dipantau 0 (nihil). (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved