Virus Corona di Kutim
Kenang Saat Kasus Covid-19 Melonjak, Wabup Kutim Kasmidi Akui Sangat Berat
Pasca libur lebaran Idul Fitri tahun 2021, Kabupaten Kutim mengalami pelonjakan terkonfirmasi Covid-19 yang sangat tinggi
Penulis: Syifaul Mirfaqo | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA- Pasca libur lebaran Idul Fitri tahun 2021, Kabupaten Kutim mengalami pelonjakan terkonfirmasi Covid-19 yang sangat tinggi.
Akibatnya, Ketersediaan ranjang rumah sakit rujukan Covid-19 sempat tidak mencukupi dan jumlah pasien melebihi kapasitas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kudungga.
Bahkan Kabupaten Kutim sempat menjadi penyumbang terbesar angka terkonfirmasi positif covid-19 yang ada di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Wakil Bupati Kutim, Kasmidi Bulang menjelaskan bahwa tidak bisa dipungkiri bahwa pada beberapa minggu ini Kabupaten Kutim tengah berjuang berlepas dari penularan Covid-19.
"Saya akui kemarin kabupaten Kutim menjadi penyumbang angka terkonfirmasi tertinggi berbarengan dengan saudara kita didaerah lain seperti Kukar, Balikpapan bahkan Samarinda," ujarnya, Kamis (28/10/2021).
Baca juga: Walikota Rahmad Masud Optimis Balikpapan Dipilih Jadi Kota Tangguh Covid-19
Baca juga: Cegah Covid-19 di Perbatasan RI, Masuk Apau Kayan Malinau Wajib Isolasi Mandiri
Baca juga: Update Covid-19 Kutai Timur Kamis 28 Oktober 2021, Kasus Aktif Tersisa 18 Pasien
Kutim berada pada posisi ketiga dari 30 besar Kabupaten/Kota di Indonesia yang wajib mengadakan tempat Isolasi Terpadu (Isoter).
Namun, semua tidak terlepas dari luas wilayah Kabupaten Kutim yang sejatinya menjadi tempat persinggahan dari wilayah utara ke selatan, maupun sebaliknya.
Kabupaten Kutim menjadi penghubung akses darat antar Kabupaten dan Kota, seperti Kabupaten Berau, Nunukan, Malinau Kalimantan Utara (Kaltara).
"Kita tidak menyalahkan itu semua, tetapi memang itu resiko daripada daerah-daerah yang menjadi tempat persinggahan," ucapnya.
Kendati demikian, dengan koordinasi yang baik oleh Satuan Gugus Tugas Penanganan Covid-19, penularan berhasil ditekan secara maksimal.
Tim satgas terpadu ini bahu membahu melakukan instruksi melaksanakan PPKM Level-4 dimana pemerintah setempat melakukan pengetatan dan pembatasan di berbagai wilayah.
Masyarakat luar tidak lagi dengan mudah masuk ke Kabupaten Kutim khususnya daerah perkotaan seperti Sangatta.
"Mereka yang mau masuk minimal swab antigen dan wajib. Jadi ketika mereka terkonfirmasi kami terpaksa masukkan ke isolasi mandiri atau balik kanan," ucapnya.
Baca juga: Update Covid-19 Bontang, Kamis 28 Oktober 2021, Kasus Aktif Nihil, 7 Kelurahan Masuk Zona Hijau
Selama 3 bulan Satgas Kutim berjuang mengupayakan kesehatan masyarakat dengan menciptakan berbagai kebijakan.
"Saat itu memang sangat berat untuk kami, tapi Alhamdulillah sudah kita koordinasikan dengan baik, semua stakeholder. Perusahaan juga sudah kami minta ketika cuti wajib karantina sebelum masuk dan dibuat negatif atau aman," tutupnya. (*)