Berita Penajam Terkini
Harga Minyak Goreng Melambung, Modal Pedagang Jajanan di Penajam Membengkak
Harga minyak goreng di pasar mengalami kenaikan sejak satu Minggu ini hingga Rp 5,000 per liternya
TRIBUNKALTIM.CO,PENAJAM- Para pelaku usaha jajanan atau gorengan di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mengeluh, lantaran harga minyak goreng melambung di pasaran.
Harga minyak goreng di pasar mengalami kenaikan sejak satu Minggu ini hingga Rp 5,000 per liternya.
Harga semula minyak goreng hanya Rp 15,000 namun saat ini menjadi Rp 20,000 perliternya.
Sementara untuk minyak goreng dengan berat 5 kilogram naik dari harga Rp 70,000 menjadi Rp 90,000.
Salah satu pelaku usaha jajanan kekinian, Stella Yunika (26) mengaku, bahwa kondisi kenaikan harga minyak goreng mengakibatkan pengeluaran modal usaha miliknya membengkak.
Namun dirinya tetap berjualan sesuai harga normal.
Baca juga: Promo Indomaret Hari ini Rabu 27 Oktober 2021, Belanja 2 Susu Anak Dapatkan Gratis Minyak Goreng
Baca juga: Hari Terakhir Promo Superindo Periode 18-21 Oktober 2021, Minyak Goreng hingga Daging Rendang Murah
Baca juga: Target Penyelesaian Perencanaan Pembangunan Rumjab Bupati PPU Tahap Kedua
"Ya gimana lagi, pengeluaran jadi membengkak kan. Mau tidak mau ya kita tetap juga berjualan sesuai harga awal," kata Stella, Senin (1/11/2021).
Meski harga minyak goreng mengalami kenaikan, wanita lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Muhammadiyah Malang ini mengaku tidak menaikan harga produk jajahan yang ia jual.
"Gak mungkin kita naikin harga kan. Nanti takutnya pelanggan gak ada," kata dia.
Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindakop) PPU Kuncoro, melalui Kabid Perdagangan Disperindakop PPU Bustam mengatakan, bahwa pihaknya belum mengetahui secara pasti apa penyebab terjadinya lonjakan kenaikan harga minyak goreng di Kabupaten PPU.
Baca juga: Dorong Percepatan Herd Immunity, Polres PPU Gelar Vaksinasi Massal Sasar Pelajar Sekolah
"Untuk harga minyak goreng sendiri staf Disperindagkop sudah melakukan survei di lapangan. Tapi saya belum dapat laporannya. Sehingga saya belum bisa pastikan penyebab kenaikan harga minyak goreng," ujar Bustam. (*)