Berita Samarinda Terkini
BI Samarinda Laporkan Inflasi Bulan Oktober, Kelompok Makanan dan Tembakau Menjadi Penyumbang
Bank Indonesia melaporkan inflasi Kalimantan Timur Oktober 2021. Dari laporan itu indeks harga konsumen (IHK) mengalami inflasi 0,04 persen mtm
Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Bank Indonesia melaporkan inflasi Kalimantan Timur Oktober 2021. Dari laporan itu indeks harga konsumen (IHK) mengalami inflasi 0,04 persen mtm.
Kepala Kantor Perwakilan BI Kaltim Tutuk SH Cahyono, Kamis (4/11/2021) mengatakan inflasi pada bulan Oktober itu lebih rendah dari bulan sebelumnya. Pada bulan September kemarin angka inflasi berada di angka 0,15 persen.
Berdasarkan inflasi tahunan (year on year/yoy) Kaltim mengalami inflasi sebesar 1,91. Sedangkan tahun kalender inflasi sebesar 1,28 persen (year to date/ytd).
Tutuk mengatakan sumber inflasi berdasarkan pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok pakaian dan alas kaki. Setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi dan juga berlanjutnya deflasi pada kelompok transportasi.
Sementara itu Tutuk menerangkan, komoditas hortikultura menjadi penyumbang utama deflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau seiring dengan pasokan yang kembali berlimpah.
Baca juga: Kenaikan Harga Bahan Bakar Rumah Tangga Picu Inflasi di Kota Balikpapan
Baca juga: Pasokan Cabai dan Ayam Ras Melimpah, Berimbas Tekanan Inflasi Rendah, Deflasi Tarakan 0,13 Persen
Baca juga: Covid-19 Melandai, Ekonomi Kaltim Mengalami Inflasi, Berikut Ini Pemicunya
"Deflasi komoditas hortikultura itu seperti kangkung, bayam, tomat, cabai rawit dan sawi hijau," katanya.
Komoditas Kangkung dan Bayam menjadi dua komoditas utama penyumbang deflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta tercatat mengalami perubahan harga masing-masing sebesar -15,65 persen (mtm) dan -17,43 persen (mtm).
Dilanjutkan Tutuk, kelompok makanan, minuman dan tembakau tercatat mengalami deflasi sebesar 0,30 persen, dimana pada bulan sebelumnya mencatatkan inflasi yang cukup tinggi mencapai 0,50 persen.
"Kembali melimpahnya pasokan karena membaiknya produksi di daerah sentra menjadi penyebab utama deflasi pada komoditas hortikultura tersebut setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi yang tinggi akibat keterbatasan produksi," jelas Tutuk.
Sementara itu, kelompok transportasi tercatat mengalami deflasi sebesar 0,12 persen (mtm) walau tidak sedalam deflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,32 persen (mtm).
Baca juga: Tekanan Inflasi Turun Karena Pasokan Terjaga, Bawang Merah Masih Ikut Sumbang di Angka 0,04 Persen
Deflasi tersebut utamanya bersumber dari tarif angkutan udara di Balikpapan yang tercatat mengalami deflasi sebesar 5,78 persen (mtm) dan memberikan andil -0,07 persen (mtm).
"Kelompok transportasi juga melanjutkan tren deflasi di bulan ini," imbuhnya.
"Dalamnya deflasi tersebut tertahan oleh inflasi tarif angkutan udara di Samarinda yang tercatat sebesar 2,18 persen (mtm) dan tercatat memberikan andil sebesar 0,03 persen (mtm)," dia menambahkan.
Masih dalam pemaparan Tutuk, koordinasi dalam kerangka Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPD) di wilayah Kalimantan Timur terus dilakukan guna menjaga stabilitas pasokan dan keterjangkauan harga.
Tutuk menyebutkan, TPID di wilayah Kaltim telah melakukan rapat koordinasi teknis pembentukan Kios Inflasi Digital (KID) Kota Samarinda sebagai tindak lanjut dari audiensi KPw BI Kaltim bersama Wali Kota Samarinda sebelumnya terkait rencana pembentukan KID Kota Samarinda. (*)