Berita Kutim Terkini
Kritisi Pimpinan Manajemen, Ratusan Pegawai Tenaga Kesehatan RSUD Kudungga Mengeluh ke Bupati Kutim
Tenaga Kesehatan Pegawai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kudungga mengadukan berbagai keluh kesah mereka ke Bupati Kutai Timur.
Penulis: Syifaul Mirfaqo |
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Tenaga Kesehatan Pegawai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kudungga mengadukan berbagai keluh kesah mereka ke Bupati Kutai Timur.
Hal ini buntut dari kekecewaan pegawai yang menyebut kelompok mereka pro perubahan terhadap manajemen RSUD Kudungga yang dinilai otoriter.
Audiensi ini berlangsung di Gedung Serba Guna Kawasan Pemerintah Bukit Pelangi Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur.
Dokter Spesialis Paru RSUD Kudungga sekaligus juru bicara dalam aksi damai, dr Didit Tri Setyo Budi mengungkap kekecewaan pegawai terhadap kepemimpinan di rumah sakit plat merah tersebut.
Kedatangan kurang lebih 150 pegawai tenaga kesehatan tersebut merupakan kegiatan audiensi kali kedua, setelah sebelumnya mereka meminta agar terjadi perubahan baik dalam manajemen rumah sakit.
Baca juga: KPC dan Kontraktor Sumbang Alkes untuk RSUD Kudungga, Sudah Rp 11,3 M Bantu Atasi Pandemi di Kutim
Baca juga: RSUD Kudungga Kekurangan Tenaga Pemulasaran Jenazah, Kemenag Kutim Beri Solusi
Baca juga: Stok Tabung Oksigen untuk Pasien Covid-19 di RSUD Kudungga Masih Aman, Sehari 176 Tabung Terpakai
"Kami datang kemari dalam rangka menindaklanjuti audiensi yang pertama, yaitu ketika kami menyerahkan petisi yang ditandatangani sekitar 250 orang karyawan yang meminta untuk dilakukannya perubahan pada manajemen Rumah Sakit Kudungga," ujarnya, Kamis (4/11/2021).
Kendati telah menyerahkan petisi, pegawai RSUD Kudungga Pro Perubahan tersebut belum juga mendapatkan keputusan yang berarti.
Didit mengakui, keberangkatan ratusan pegawai menghadap pimpinan daerah kedua kalinya tersebut didorong keresahan yang kian menumpuk dan harapan terhadap perbaikan dalam manajerial RSUD Kudungga.
"Kami memberanikan diri untuk menghadiri acara audiensi ini untuk meluapkan segala emosi, mengeluarkan uneg-uneg, segala keluhan atau bahkan keraguan kita," ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Mantan Kepala Keperawatan Spesialis Covid-19, Yerina memaparkan keluhannya terhadap petinggi RSUD Kudungga hingga berurai air mata.
Yerina mengaku keresahan yang dialami pegawai RSUD Kudungga sebenarnya sudah berlangsung lama, namun baru bisa tersampaikan di kesempatan tersebut.
"Kami sebenarnya sudah lama pengen ada kesempatan seperti ini," ucap Yerina.
Lebih lanjut, ia memaparkan etika pimpinan manajemen RSUD Kudungga yang bersikap acuh terhadap tenaga kesehatan ketika puncak penularan Covid-19 beberapa bulan lalu.
Baca juga: Ruang ICU dan Perawatan RSUD Kudungga Kutim dalam Penanganan Covid-19 Terpantau Aman
Padahal, saat itu banyak Nakes yang tumbang terpapar Covid-19 sehingga membutuhkan perhatian dan dorongan motivasi agar lekas pulih.
"Di tengah-tengah pelayanan Covid-19 itu, hampir semua dari kami terpapar dengan virus dan yang kami dapati tidak ada sekalipun tindakan dari manajemen untuk memberikan perhatian kepada kami," ujarnya.
Terlebih ketika dr Didit, Dokter Spesialis Paru yang merupakan satu-satunya dokter paru di Kabupaten Kutim turut terpapar Covid-19.
Yerina menilai makanan yang diberikan kepada dr Didit tidak selayaknya makanan tetap yang seharusnya diberikan kepada pasien.
"Seperti waktu dokter Didit diopname. Sama sekali tidak ada makanan tetap yang diberikan seperti makanan paket biasa dan pihak top manajemen tidak pernah datang sekadar memberikan doa atau semangat," ucapnya.
Selain itu, masih banyak keluhan yang disampaikan pegawai RSUD Kudungga termasuk dari tenaga dokter, perawat, hingga pegawai teknis.
Mereka berharap dengan mengadu kepada Bupati Kutim akan ada pergantian terhadap direktur RSUD Kudungga saat ini, dr Anik Istiyandari.
Sementara itu, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman menyambut baik keluh kesah tenaga kesehatan RSUD Kudungga yang hadir dan berencana memberikan jawaban atas tuntutan mereka secepatnya. (*)