Berita Kukar Terkini
Metode Guru SDN 003 Tenggarong Kukar, Mengajar Pelajaran Matematika Memakai Kelereng
Guru Sekolah Dasar di daerah Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur membuat terobosan.
TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Guru Sekolah Dasar di daerah Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur membuat terobosan dalam sistem pengajaran.
Yakni membuat metode belajar matematika yang dipersembahkan bagi para siswa-siswinya agar bisa lebih menyenangkan dan bisa mudah dicerna.
Prinsip itulah yang dipakai Kurnia Astuti, Wali Kelas IV SDN 003 Tenggarong Kukar.
Dirinya membeberkan kepada TribunKaltim.co, Senin (15/11/2021), matematika sering menjadi mata pelajaran yang paling dihindari oleh siswa.
Baca juga: Pemkab Kutai Kartanegara Jalin Sinergitas Bersama Tanoto Foundation Bangun Rumah Anak SIGAP
Baca juga: Tingkatkan Mutu Pendidikan, Disdikbud dan Tanoto Foundation Gelar Pelatihan Mentorship Fasilitator
Baca juga: Berdayakan Pendidik, Tanoto Foundation Dukung Percepatan Peningkatan Kualitas Pendidikan Indonesia
Alasannya karena sulit dimengerti sehingga siswa tidak dapat mengerjakan penugasan yang diberikan.
Untuk itu, Kurnia Astutik selalu membawakan pelajaran matematika dalam kemasan permainan.
"Gamifikasi ini berfungsi agar siswa tidak takut untuk berproses menemukan dalam mengerjakan soal matematika," katanya via press rilis.
Tujuan pembelajaran kali ini adalah Siswa mampu menjelaskan dan menentukan faktor persekutuan, faktor persekutuan terbesar (FPB), kelipatan persekutuan, dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Program PINTAR Tanoto Foundation, Dosen dan Guru Kolaborasi Kembangkan Inovasi Pembelajaran
Selain itu, siswa juga mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan faktor persekutuan, Faktor Persekutuan Terbesar (FPB), kelipatan persekutuan.
Dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
Dalam menentukan FPB ini, Kurnia Astuti menggunakan benda konkret. Penggunaan benda konkret ini agar mempermudah siswa memahami logika dan cara kerja FPB.
Guru Kurnia Astuti membagikan lembar kerja dengan pertanyaan panduan untuk memandu siswa berpraktik dengan kelereng.
a. Pada 2 piring, berapa banyak kancing warna merah dan biru masing-masing?
b. Pada 3 piring, berapa banyak kancing warna merah dan biru masing-masing?
c. Dapatkah kamu membagi kedua kancing sama banyak di 5 piring?
d. Berapa paling banyak piring yang kamu sediakan yang berisi kedua kancing masing-masing sama banyak?
e. Berdasarkan jumlah kancing, kamu dapat menentukan FPB 2 bilangan yang harus diselesaikan adalah … dan …
Dari percobaan tersebut, siswa harus membuat laporan. Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, siswa diharapkan membawa 12 kancing/ kelereng/ kacang/ batu-batuan berwarna merah dan 18 kancing/ kelereng/ kacang/ batu-batuan berwarna biru, dan sediakan beberapa piring untuk berpraktik.
Siswa diminta untuk menaruh kancing merah dan biru sama banyak pada dua piring.
Baca juga: Tanoto Foundation Rangkul Balikpapan dan Kukar Pelatihan untuk Praktisi Pendidikan
Lalu melanjutkan menaruh jumlah yang sama banyak di tiga piring, dan seterusnya dengan jumlah piring bertambah hingga kacang habis.
Muhammad Maulana Akmal Fadil membuat kesimpulan pada laporannya bahwa pada 2 piring banyaknya biji manik-manik warna silver 6 dan warna emas ada 9.
Pada tiga piring banyaknya biji manik-manik warna silver 4 dan warna emas ada 6.
Biji dari dua warna yang berbeda tersebut tidak dapat dibagi sama banyak di 5 piring.
Karena bilangan 5 bukan merupakan factor dari bilangan 12 dan 18.
Faktor dari bilangan 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 12dan factor dari bilangan 18 adalah 1, 2, 3, 6, 9, 18.
Paling banyak piring yang disediakan yang berisi kedua biji manik-manik yang sama banyak adalah 3 piring.
Sedangkan, berdasarkan jumlah biji manik-manik di dalam piring, kita dapat menemukan FPB 2 bilangan yang harus diselesaikan adalah 12 dan 18.
Maulana mengaku dengan adanya pembuatan laporan membuatnya berpola pikir runtut ketika mengerjakan matematika. (*)