Fakta Unik Ikan Buntal yang jadi Makanan Mewah di Jepang, Racunnya Ternyata Tak Hilang saat Dimasak
Cek fakta unik seputar ikan buntal atau fugu yang jadi makanan mewah di Jepang, racunnya 1.200 kali lebih berbahaya ketimbang sianida.
TRIBUNKALTIM.CO - Inilah sejumlah fakta unik seputar ikan buntal atau fugu yang jadi makanan mewah di Jepang, racunnya 1.200 kali lebih berbahaya ketimbang sianida.
Teman-teman pasti sering melihat beragam hidangan khas Jepang yang terbuat dari bahan dasar ikan.
Namun, tahukah teman-teman ada satu jenis ikan beracun yang dikonsumsi oleh orang Jepang?
Makanan tersebut terbuat dari bahan dasar ikan buntal atau ikan fugu yang memiliki racun berbahaya.
Baca juga: Khasiat Minum Air Putih Hangat di Pagi Hari Bagi Kesehatan Tubuh Anda, Membantu Mengeluarkan Racun
Baca juga: Benarkah Kandungan Gizi Ikan Kembung Lebih Bagus dari Salmon? Ini Penjelasan Ahlinya
Baca juga: Ada Ikan Salmon hingga Seledri, Ini Makanan yang Dapat Mencegah Tekanan Darah Tinggi
Walau beracun, ikan buntal ini justru menjadi hidangan mewah untuk warga Jepang.
Jenis ikan ini ada sekitar 120 spesies yang tersebar di seluruh dunia, tapi sebagian besar ikan buntal bisa ditemukan di perairan laut tropis dan subtropis.
Bahkan ada juga ikan buntal yang hidup di air tawar dan air payau.
Beberapa jenis ikan buntal memiliki warna cerah yang diidentikan sebagai hewan beracun.

Namun, ikan buntal dengan warna redup dan samar juga tetep memiliki racun yang berbahaya.
Mengutip Bobo.id di artikel berjudul Jadi Hidangan Mahal di Jepang Meski Beracun, Ini 4 Fakta Ikan Buntal, berikut akan dijelaskan beberapa fakta unik tentang ikan buntal, yang menjadi makanan khas Jepang.
Fakta Unik Ikan Buntal atau Fugu
1. Sangat Beracun
Ikan dengan ukuran sekitar 2,5 cm hingga 60 cm ini ternyata menjadi salah satu hewan paling beracun di lautan.
Baca juga: Satu Keluarga di Jatim Keracunan Usai Konsumsi Ikan Buntal, tapi di Jepang Dianggap Makanan Lezat
Pada ikan buntal ini terdapat racun mematikan yang bernama tetrodoksin.
Racun itu disebut 1.200 kali lebih berbahaya daripada sianida.