Berita Nasional Terkini

Pembunuh Amel & Tuti Kelupaan Sesuatu Ini di TKP Kasus Subang? dr Hastry: Gak Ada Kejahatan Sempurna

Sejumlah hal baru seputar kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang atau kasus Subang terungkap.

Editor: Doan Pardede
Tribun Jabar/Dwiky Maulana Vellayati
Polisi berpakaian biasa mendatangi lokasi kejadian perampasan nyawa ibu dan anak di Dusun Ciseuti, Desa Jalancagak, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Minggu (3/10/2021). 

TRIBUNKALTIM.CO - Sejumlah hal baru seputar kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang atau kasus Subang terungkap.

Untuk diketahui, ibu dan anak, Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu atau Amel (23)  menjadi korban meninggal dalam keadaan mengenaskan.

Tuti dan Amalia ditemukan tak bernyawa di dalam bagasi mobil Alphard secara tragis, (18/8/2021) lalu.

Selama kasus Subang itu bergulir, kepolisian bekerja keras untuk mengungkap pelaku rajapati tersebut.

Baca juga: Kasus Subang Dialihkan ke Polda Jabar Reaksi Pengacara Yosef hingga Polisi Periksa Sudah 55 Saksi

Baca juga: Kasus Subang Terbaru , Pelaku Tahu Amel Punya 3 HP & Disimpan di Mana Saja? Log Panggilan Diselidiki

Baca juga: Kuasa Hukum Pastikan Danu & Yoris Aman, Siapa Sebenarnya Saksi Kasus Subang Terakhir yang Diperiksa?

Berbagai upaya telah dilakukan penyidik Polres Subang hingga melibatkan Polda Jabar dan Bareskrim.

Mulai dari olah TKP, hingga pemeriksaan kepada 55 saksi yang hingga kini masih berlangsung.

Hal ini terungkap dalam perbincangan antara ahli forensik dokter Sumy Hastry, Denny Darko dan YouTuber Anjas di Thailand dalam video yang diunggah di akun Denny Darko pada 22 November 2021 lalu.

Salah hal yang menjadi sorotan dalam perbincangan tersebut adalah seputar barang bukti di tempat kejadian perkara (TKP) kasus Subang,

Dokter Hastry menyampaikan, salah salah hal yang membuat lamannya penanganan kasus Subang ini adalah pihaknya harus melakukan pemeriksaan yang komprehensif.

Selain itu, dokter Hastry juga memastikan bahwa jumlah pelaku lebih dari 1 orang,

Satu hal yang cukup menarik yang diulas adalah seputar kabar DNA di puntung rokok di TKP kasus Subang yang identik milik salah satu saksi, yang baru disampaikan ke publik sekitar 1 bulan setelah kejadian.

Dokter Hastry mengatakan, lamanya hal tersebut diumumkan karena penyidik memang harus memastikan apakah DNA tersebut ada atau tidak di waktu kematian.

"Alibinya. Itu yang sulit karena harus kita bandingkan lagi dengan properti atau sisa-sisa rokok yang lain. Apakah ini lama, sehari, dua hari. Karena rumah itu kan banyak didatangi orang-orang dari bukan keluarga, dari yayasan. Jadi lama lagi, oh yang paling baru ini DNA siapa, sesuai nggak dengan waktu kematian, waktu kejadian. Sebenarnya kita sudah dapat, sudah selesai dari properti yang kita periksa di laboratorium di Jakarta sudah ketemu semua. Tunggu  saja," kata dokter Hastry.

Baca juga: Oknum yang Diduga Suruh Banpol Disorot Jelang TSK Kasus Subang Diungkap, Kuasa Hukum: Temuan Penting

Bila ada framing juga bisa ketahuan

Terkait bila ada pihak-pihak yang ingin melakukan framing dengan menaruh puntung milik seseorang di TKP kasus Subang agar dia dituduh sebagai pelaku, menurut dokter Hastry hal itu juga bisa ketahuan.

Dokter Hastry menyampaikan, profil masing-masing perokok berbeda-beda, misalnya ada yang cuma menghabiskan 1 sedikit, setengah batang atau merokok sampai rokok habis.

Cara memegang rokok juga ketika merokok berbeda-beda.

"Kita mem-profile saksi-saksi ini, bagaimana sih dia memegang rokok, bagaimana dia menghabiskan rokok. Dan itu sudah bisa kita buktikan, ternyata berbeda-beda. Jadi nanti saat diumumkan, cara merokok dia seperti itu. Kita ada rekamannya, jadi tanpa disadari," kata dokter Hastry.

Terkait para pembunuh yang terkesan sangat mahir mengecoh polisi, seperti menghilangkan sidik jari, dokter Hastry mengakui bahwa kepolisian terus berupaya untuk meningkatkan kemampuan SDM, dan terus melengkapi sarana dan prasarana.

"Saya yakin klo olah TKP yang benar, minimal setelah kejadian langsung bekerja, 2 X 24 jam pasti terungkap. Karena tidak aja kejahatan yang sempurna," katanya.

Untuk kasus Subang, dokter Hastry mengakui bahwa autopsi pertama yang dilakukan memang kurang lengkap.

Tapi untungnya dalam autopsi yang kedua, dokter Hastry sudah mendapatkan bukti yang cukup untuk mengungkap pelaku.

"Di autopsi pertama saya sempat kecewa juga, kenapa gak diperiksa lengkap, kenapa gak diambil ini, ini, ini. Itu kan kuncinya sekali, Tapi sudahlah sudah terjadi Saya lakukan yang kedua, saya lengkapi. Alhamdulillah saya bisa dapat yang penting banget. Itu memang sudah rencana Tuhan kalau saya memang harus autopsi kedua untuk melengkapi," katanya.

Dan hal kedua yang perlu diketahui, dirinya tak akan berhenti melakukan autopsi sebelum 

"Kalau saya belum ketemu cara, mekanisme kematiannya saya nggak akan berhenti, terus. Saya pernah autopsi sampai 8 jam," katanya.

Video selengkapnya bisa dilihat di bawah ini

Baca juga: Ada Apa? Yosef Disebut Bak Kesambet Usai Ambil Barang dari TKP Kasus Subang dan Panggil-panggil Amel

Perencanaan pembunuh diakui luar biasa

Dalam video sebelumnya, Kombes dokter Sumy Hastry Purwanti juga mengaku ikut sedih ada pihak-pihak yang mengangap keoolisian tidak serius menangani kasus Subang ini. 

"100 persen terungkap," kata dokter Sumy Hastry Purwanti.

Bahkan, sebenarnya, kata dokter Sumy, dia sebelumnya memprediksi bahwa kasus Subang ini sudah akan diungkap sekitar tanggal 18 November 2021 ini.

Menjawab pertanyaan Denny Darko seputar jumlah pelaku, dokter Sumy memastikan bahwa pelaku lebih dari 1 orang.

Saat Denny Darko bertanya lebih jauh apakah pelaku lebih dari 3 orang, dokter Sumy hanya tersenyum dan tidak memberikan jawaban, 

Polisi berpakaian biasa mendatangi lokasi kejadian perampasan nyawa ibu dan anak di Dusun Ciseuti, Desa Jalancagak, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Minggu (3/10/2021).
Polisi berpakaian biasa mendatangi lokasi kejadian perampasan nyawa ibu dan anak di Dusun Ciseuti, Desa Jalancagak, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Minggu (3/10/2021). (Tribun Jabar/Dwiky Maulana Vellayati)

Baca juga: Ada Langsung Ditahan? Kades Kaget Dengar Pemeriksaan Terakhir Saksi Kasus Subang Digelar Hari Ini

Terkait pertanyaan polisi seolah-olah kalah dari pelaku kasus Subang, dokter Sumy memastikan bahwa pernyataan itu tidak benar.

Hanya saja, kata dokter Sumy, polisi memang sangat berhati-hati dalam menangani kasus Subang ini. 

Terkait adanya dugaan keterlibatan oknum, yang dalam hal ini adalah seseorang 'berseragam" dari instansi manapun yang bertindak atas kemauannya sendiri dan bukan atas nama instansi, dokter Sumy mengatakan bahwa penanganan kasus Subang belum mengarah ke adanya indikasi tersebut.

Dan dirinya saat ini masih fokus ke hal-hal yang berkaitan pengumpulan bukti-bukti forensik dan ilmiah.

Terkait kenapa proses penetapan tersangka kasus Subang ini selalu mundur, dokter Sumy mengatakan bahwa pihaknya memang harus melakukan pemeriksaan komprehensif dan banyak tim yang terlibat.

dokter Hastry juga mengakui bahwa ada kesulitan dalam mengumpulkan bukti forensik di tempat kejadian perkara (TKP), yang menunjukkan bahwa kasus Subang ini memang sudah dokterencanakan dengan matang,

 "Memang ada perencanaan yang luar biasa bagus,"katanya.

Apakah kasus Subang ini akan merembet ke mana-mana karena tersangka mungkin akan 'bernyanyi' dan menyeret nama lain? simak tanggapan dokter Sumy Hastry di bawah ini:

Baca juga: Ada Apa? Yosef Disebut Bak Kesambet Usai Ambil Barang dari TKP Kasus Subang dan Panggil-panggil Amel

AKBP Sumarni Syok Saat Tahu Siapa yang Suruh Yoris Bawa Mobil Yaris dari TKP Kasus Subang

Baru-baru ini, sejumlah hal baru seputar kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang atau kasus Subang mengemuka. 

Kuasa hukum Yoris, Achmad Taufan Soedirjo buka suara soal kejadian di tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) di Subang, Jawa Barat, pada 19 Agustus 2021.

Taufan merinci soal detik-detik Yosef masuk ke TKP berdasarkan pengakuan Yoris.

Setelah kejadian Yosef dan adiknya yakni Mulyana masuk ke TKP, pihak keluarga diketahui sudah mulai curiga.

Informasi ini disampaikan oleh Taufan dalam kanal YouTube Misteri Mbak Suci, Selasa (16/11/2021).

Setelah masuk ke TKP, Yosef disebut sempat bertingkah aneh seperti kesambet.

Saat di TKP Yosef disebut mengambil pul golf yang kemudian dititipkan kepada Yoris.

Pada saat bertingkah aneh di kediaman Wak Lilis, Yosef tiba-tiba menanyakan soal pul golf itu kepada Yoris.

Belum sempat selesai bertanya, Mulyana tiba-tiba mengajak Yosef untuk pergi ke gurunya agar bisa disembuhkan.

Pada saat itu, Mulyana juga menyuruh agar mobil Yaris yang dibawa dari TKP diantar ke sebuah daerah tempat Arif tinggal.

Arif sendiri merupakan keponakan Yosef yang bekerja sebagai polisi dan sempat mendampingi Yoris di TKP.

"Muncul kecurigaan dari Yoris dan keluarga," kata Taufan, seperti dilansir TribunWow.com dengan judul Bawa Mobil dari TKP, Ada Pengakuan Yoris yang Buat Kapolres Subang Syok

Kemudian saat diperiksa oleh penyidik, istri Yoris juga sempat menceritakan soal permintaan Mulyana mengantar mobil ke sebuah daerah tertentu.

Namun pengakuan istri Yoris itu tidak dimasukkan ke dalam BAP.

Selanjutnya, terdapat juga pengakuan Yoris yang membuat Kapolres Subang kaget terkait mobil Yaris yang dibawa dari TKP.

"Yoris pun pernah menceritakan terkait Kanit Pak Taryono, menyuruh mengambil dan membawa mobil Yoris kepada Kapolres Subang dan Kapolres Subang pun kaget, syok mendengarnya," kata Taufan.

Taufan mengatakan hal ini menjadi janggal sebab mobil Alphard tempat jasad korban ditemukan langsung dibawa ke Polsek Jalancagak, sedangkan beberapa barang lainnya justru dititipkan ke Yoris.

"Kejanggalan kami, kenapa mobil atau barang-barang tersebut yang diambil dari TKP, itu diperintahkan dibawa dulu oleh Yoris," ungkap Taufan.

"Kami berharap penyidik benar-benar profesional dan memeriksa kejadian yang sebenar-benarnya," sambungnya.

Simak videonya mulai menit ke-6.30:

Mulyana Klaim Dapat Izin Polisi Masuk TKP

Sebelumnye diberitakan, pernyataan Yoris mengenai masuknya Yosef dan Adiknya, Mulyana ke TKP kasus pembunuhan Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) di Subang, Jawa Barat telah menimbulkan pertanyaan besar.

Tidak ingin ada kesalahpahaman, Mulyana menjelaskan bahwa Yosef dan dirinya masuk TKP kasus Subang sehari setelah jasad korban ditemukan karena mendapat izin dari polisi.

"Malah diantar sama petugas," katanya dalam Youtube indoktera zainal chanel, Kamis (11/11/2021).

Mulyana menjelaskan bahwa dirinya diminta polisi untuk mengambil kucing yang berada di TKP yang merupakan rumah Yosef.

Itu menjadi pembicaraan ketika Yosef dan Mulyana berada di Polsek Jalancagak.

Ada polisi yang merasa kasihan karena kucing itu berada di TKP dan tidak ada yang mengurusnya.

Bahkan Mulyana menyampaikan bahwa Yosef dan Yoris berada di satu mobil yang sama oleh petugas.

"Kalau Pak Yosef, sama Yoris, Arif, dan (...), empat orang ya," katanya.

Mulyana yang menyampaikan hal itu dihadapan Kepala Desa Jalancagak, Subang, Indoktera Zainal Alim, mendapar konfirmasi dari Indoktera.

Di sana Indoktera juga mengaku mendapat telepon untuk mendampingi Yoris ke TKP.

Namun, karena Yoris ke TKP bersama-sama dengan Yosef, ia tidak jadi melakukan hal itu.

Yosef dan Mulyana disebut datang pada Kamis (19/8/2021) sekitar pukul 16.00 WIB.

Saat itu, kata Mulyana, sedang ada petugas yang berjaga.

"Pas saya datang ke sana, di sana masih banyak orang, malah ada juga petugas di sana yang lagi menjaga rumah," ujarnya.

Menurut Mulyana, tujuan utama mereka datang ke sana adalah mengambil kucing peliharaan keluarga.

Mulyana juga menyampaikan bahwa awalnya ia enggan untuk masuk ke TKP karena tidak tega, namun karena dibujuk, ia pun kemudian masuk ke sana.

Berbeda dengan Yosef dan Yoris yang disebut tidak masuk ke dalam TKP.

"Setau saya Pak Yosef itu enggak masuk, seingat saya, malah Yosef itu ngobrol dengan Yoris, di belakang monil Yaris kalau tidak salah," jelasnya.

"Saya masuk ke sana tidak sendiri, diajak sama orang, sama petugas, ada petugas juga mendampingi," tambahnya.

Terkait barang yang diambil, Mulyana menjelaskan bila orang-orang yang ke sana hanya mengambil kucing.

Mulyana pun tidak membawa atau bukan orang yang memegang kucing itu.

"Sepulang dari sana juga steelah kita masukkan kucing terus kita pulangnya juga ke rumahnya Lilis bareng," katanya.

Yosef yang ada di sana menambahkan bahwa dirinya memang mengambil barang.

Namun itu berada di luar rumah dan merupakan paket yang baru sampai di lokasi.

"Ini kan baru datang, masukin saja ke mobilnya, mobil Yaris, dibawanya oleh Yoris, nah enggak tau kemananya itu," jelasnya.

Diketahui paket yang dimaksud kini sudah berada di tempat kakak dari Tuti, yang bernama Lilis.(*)

Berita Nasional Terkini Lainnya

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved