Hari AIDS Sedunia

Diperingati Setiap 1 Desember, Inilah Daftar Pesohor dan Atlet Dunia Meninggal Karena HIV/AIDS

HIV/AIDS tak memandang bulu. Layaknya publik pada umumnya, para pesohor dan atlet kelas dunia juga bisa terkena HIV/AIDS

AFP
Freddie Mercury (kanan). Diperingati Setiap 1 Desember, Inilah Daftar Pesohor dan Atlet Dunia Meninggal Karena HIV/AIDS. 

Hal tersebut diungkapkan dokter pribadi sang pebalap, David Odson.

"Tidak ada yang tahu siapa wanita itu. Tim adalah selebriti dengan kharisma besar dan punya ketampanan. Dia bisa menggaet banyak wanita," ucap Odson.

Baca juga: 850 Warga Binaan Lapas Tenggarong Jalani Screening TB-HIV Tahap II, Gunakan Metode Rapid Test

4. Tommy Morrison

Pada 1996, Tommy Morrison memutuskan pensiun dari dunia tinju profesional setelah dinyatakan positif terkena HIV.

Seiring kesehatan yang semakin memburuk, mantan juara kelas berat ini meninggal dunia pada 1 September 2013.

Morrison mencatatkan 48 kemenangan, 3 kekalahan, dan 1 kali seri dalam 52 pertarungan.

Ia pernah menjadi bintang tamu dalam film Rocky

5. Mike Beuttler

Dari lintasan F1, ada nama Mike Beuttler. Pebalap asal Inggris ini meninggal dunia di Los Angeles, Amerika Serikat, pada 29 Desember 1988.

Beuttler wafat setelah bertahun-tahun melawan penyakit AIDS. Ia meninggal pada usia 48 tahun.

Makna Pita Merah

Hari peringatan HID/AIDS sedunia yang jatuh setiap tanggal 1 Desember setiap tahunnya, identik dengan pita merah.

Lalu, tahukah kalian mengenai makna dari pita merah yang kerap muncul sebagai simbol di hari HIV/AIDS?

Berikut penjelasan mengenai makna pita merah pada hari HIV/AIDS:

Pita merah sendiri sudah menjadi simbol kesadaran terhadap AIDS yang diakui secara internasional, digunakan untuk memberikan dukungan pada orang-orang dengan HIV dan mengenang mereka yang meninggal karena penyakti terkait AIDS.

Bagaimana asalnya penggunaan pita merah tersebut?

Baca juga: Pertamina RU Balikpapan Laksanakan Donor Darah dan VCT HIV/AIDS

Pada 1988, sebuah kelompok bernama Visual AIDS didirikan oleh para profesional seni sebagai respons terhadap pengaruh AIDS pada komunitas seni sekaligus cara untuk mengajak para pelaku dan penikmat seni untuk berkontribusi memerangi AIDS.

Tiga tahun kemudian pada 1991, para seniman Visual AIDS bersama-sama merancang simbol visual sebagai wujud belas kasih bagi orang-orang dengan HIV dan orang-orang yang merawat mereka.

Pita itu ternyata terinspirasi dari pita kuning untuk menghormati para tentara Amerika yang bertugas dalam perang Teluk.

Namun, para seniman memilih pita merah sebagai lambang dukungan dan solidaritas mereka untuk orang-orang dengan HIV dan untuk mengenang mereka yang meninggal karena penyakit terkait AIDS.

Warna merah sendiri dipilih karena dianggap berhubungan dengan darah dan gagasan dari sebuah gairah (passion).

"Tidak hanya dalam hal kemarahan tetapi juga cinta," demikian diungkapkan oleh pendiri Red Ribbon Porject (Proyek Pita Merah), seperti dilansir situs UNAIDS.

Dalam sebuah kampanye spontan pada 1991, para sukarelawan Proyek Pita Merah mengirimkan surat dan pita merah kepada semua peserta yang menghadiri Tony Awards di Amerika Serikat, di mana aktor Jeremy Irons tampil di televisi nasional dengan pita merah tersemat di kerah pakaiannya.

Baca juga: Sederet Khasiat Buah Sawo, Cegah Kanker hingga HIV, Simak Tips Menyimpan dan Mengonsumsi Sawo

Simbol itu kemudian datang ke Eropa dalam skala massal pada Senin Paskah di 1992, ketika lebih dari 100.000 pita merah dibagikan selama Konser Penghormatan Kesadaran AIDS Freddy Mercury di stadion Wembley, Inggris.

Lebih dari satu miliar orang di lebih dari 70 negara menonton pertunjukan tersebut melalui televisi.

Sepanjang era '90-an, banyak selebritas menggunakan pita merah, yang juga didukung oleh kepedulian tinggi Putri Diana terhadap AIDS.

"Fakta bahwa gerakan itu diikuti secara luas sungguh menakjubkan. Kami tidak percaya," ungkap salah satu seniman Visual AIDS, Allan Frame, yang juga terlibat dalam pembuatan lambang pita merah, dilansir dari Kompas.com.

Hari ini, pita merah telah menjadi simbol solidaritas dan dukungan internasional bagi orang-orang dengan HIV.

Mengenakan pita merah adalah cara sederhana dan ampuh untuk menantang stigma dan prasangka seputar AIDS. (*)

Berita Hari AIDS Sedunia

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved