Berita Nasional Terkini

Kata-kata Arteria Dahlan soal Bahasa Sunda yang Memicu Protes hingga Viral

Nama politisi PDI Perjuangan Arteria Dahlan kembali jadi sorotan gara-gara ucapannya soal bahasa Sunda.

Editor: Syaiful Syafar
CAPTURE YOUTUBE DPR RI/TWITTER.COM
Politisi PDI Perjuangan (PDIP) Arteria Dahlan kembali jadi sorotan gara-gara ucapannya soal bahasa Sunda. Buntutnya, Arteria Dahlan sampai jadi trending topic di Twitter sejak kemarin hingga hari ini. 

TRIBUNKALTIM.CO - Nama politisi PDI Perjuangan (PDIP) Arteria Dahlan kembali jadi sorotan gara-gara ucapannya soal bahasa Sunda.

Buntutnya, Arteria Dahlan sampai jadi trending topic di Twitter sejak kemarin hingga hari ini.

Ucapan Arteria Dahlan soal bahasa Sunda memicu protes banyak orang. Mulai dari politisi, tokoh masyarakat, akademisi, hingga netizen.

Lantas, apa sebenarnya yang diucapkan Arteria Dahlan hingga menyulut emosi banyak orang?

Semua itu bermula saat Komisi III DPR RI menggelar rapat dengan Jaksa Agung ST Burhanuddin, Senin (17/1/2022) di ruang rapat Komisi III DPR, Kompleks DPR/MPR, Jakarta.

Baca juga: Minta Kajati Berbahasa Sunda Dicopot, Arteria Dahlan Disebut Lebay, Ridwan Kamil Imbau Minta Maaf

Awalnya, Arteria Dahlan saat itu menyinggung ada Kejaksaan Tinggi berbicara bahasa Sunda saat rapat kerja.

"Ada kritik sedikit Pak JA, ada Kajati yang dalam rapat dan dalam raker itu ngomong pakai bahasa Sunda, ganti Pak itu," kata Arteria Dahlan kala itu.

Arteria Dahlan menyayangkan sikap Kajati yang menggunakan bahasa Sunda saat rapat.

Menurut politisi PDIP itu, Kajati seharusnya menggunakan bahasa Indonesia.

"Kita ini Indonesia, Pak. Jadi orang takut kalau omong pakai bahasa Sunda, nanti orang takut ngomong apa dan sebagainya. Kami mohon sekali yang seperti ini dilakukan penindakan tegas," lanjut dia.

Didesak Minta Maaf

Buntut dari ucapan Arteria Dahlan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil buka suara.

Ridwan Kamil mengatakan, jika Arteria Dahlan tidak nyaman dengan penggunaan bahasa Sunda, tinggal disampaikan secara sederhana. 

Namun, jika bentuknya meminta untuk diberhentikan jabatan, menurut Ridwan Kamil, hal itu terlalu berlebihan.

"Jadi saya menyesalkan statement dari Pak Arteria Dahlan terkait masalah bahasa ya, yang ada ratusan tahun atau ribuan tahun, menjadi kekayaan Nusantara ini," kata Emil, sapaan Ridwan Kamil, di sela kunjungannya di Bali, Selasa (18/1/2021), dikutip dari Tribun Jabar.

"Tidak ada dasar hukum yang jelas dan saya amati ini menyinggung banyak pihak warga Sunda di mana-mana. Saya sudah cek ke mana-mana. Saya kira tidak ada di rapat yang sifatnya formal dari A sampai Z nya Bahasa Sunda," kata Emil.

Baca juga: Ridwan Kamil Sesalkan Pernyataan Arteria Dahlan Soal Bahasa Sunda, Politisi PDIP Disuruh Minta Maaf

Emil mengatakan, warga Sunda sangat pemaaf.

Untuk itu Arteria diminta segera meminta maaf.

"Jadi saya mengimbau Pak Arteria Dahlan sebaiknya meminta maaf kepada masyarakat Sunda di Nusantara ini. Kalau tidak dilakukan, pasti akan bereskalasi. Sebenarnya orang Sunda itu pemaaf ya, jadi saya berharap itu dilakukan," kata Emil.

Terpisah, Anggota DPR RI Dedi Mulyadi mengomentari pernyataan Anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan.

Menurut Dedi yang juga tokoh Sunda, penggunaan bahasa daerah dalam kegiatan rapat meripakan sesuatu yang wajar.

"Wajar saja dilakukan selama yang diajak rapat, yang diajak diskusi, mengerti bahasa daerah yang digunakan sebagai media dialog pada waktu itu," ujar Dedi Mulyadi dalam keterangannya, Selasa (18/1/2021).

Baca juga: Dinilai Sudutkan Sunda, Akhirnya Arteria Dahlan Buka Suara, Sedih Dengar Pernyataan Ridwan Kamil

Saat menjadi Bupati Purwakarta pun, Dedi mengaku kerap menggunakan bahasa Sunda sebagai media dialog bersama masyarakat dan rapat pejabat.

Bahkan dalam satu hari ada pengkhususan di mana seluruh warga hingga pejabat harus menggunakan bahasa, pakaian hingga menyediakan makanan khas Sunda.

"Saya lihat di Jawa Tengah bupati, wali kota, gubernur sering juga menggunakan bahasa Jawa dalam kegiatan kesehariannya. Ini adalah bagian dari kita menjaga dialektika bahasa sebagai keragaman Indonesia," ungkapnya.

Bahkan, kata Dedi, saat ia memimpin rapat sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPR RI kerap menyisipkan bahasa Sunda di dalamnya.

"Justru itu malah membuat suasana rapat rileks tidak tegang. Sehingga apa yang ada di pikiran kita, gagasan kita bisa tercurahkan. Dan lama-lama anggota yang rapat sedikit banyak mendapat kosakata baru bahasa Sunda yang dimengerti," katanya.

Sehingga menurutnya tidak ada masalah jika menggunakan bahasa daerah manapun selama bisa dipahami oleh peserta rapat atau acara yang kita pimpin.

Dedi justru mempertanyakan orang-orang yang kerap menggunakan bahasa asing saat rapat atau keseharian.

"Kita tidak pernah berpikir apakah istilah asing itu dimengerti atau tidak oleh peserta rapat atau diskusi itu," ucapnya.

Baca juga: Kasus Baru Arteria Dahlan, 5 Mobil Mewah Pakai Plat Nopol Sama, BK DPR Disentil dan Apa Kata Polisi?

Ia pun mengajak agar bersama-sama menjaga keberagaman dan kebhinekaan untuk persatuan juga kesatuan bangsa Indonesia.

Bagi Dedi berbahasa daerah bukan berarti tidak nasionalis. Sebab nasionalisme dibangun dari kekuatan daerah-daerah.

"Jadi kalau Kajati terima suap saya setuju untuk dipecat, tapi kalau pimpin rapat pakai bahasa Sunda apa salahnya?," ungkap Dedi.

Tanggapan atas pernyataan Arteria Dahlan juga disuarakan politisi Partai Gerindra, Fadli Zon.

Fadli Zon mengatakan bahwa dirinya bangga bisa bahasa Sunda.

Dan menurut Fadli Zon bahasa daerah seharusnya disosialisasikan kembali bukan malah ditiadakan.

Hal ini diungkapkan Fadli Zon lewat cuitan di akun Twitter pribadinya:

"Sy bangga masih bisa basa Sunda. Justru seharusnya bahasa daerah di sosialisasikan kembali, dihidupkan kembali, bukan ditiadakan," tulis Fadli Zon.

Merasa Ucapannya Dipelintir

Menanggapi gelombang protes yang tertuju padanya, Arteria Dahlan mengaku sedih karena merasa pernyataannya telah dipelintir.

Bahkan, pernyataan tersebut justru membuat orang-orang yang ia hormati ikut mengkritiknya.

"Saya ingin meluruskan, dikatakan saya mendiskreditkan (orang Sunda) Pak Jaksa Agung itu orang Sunda, sudah kaya orang tua saya dengan mereka."

"Sekitar saya ini orang Sunda semua, ngga mungkin kami mendiskreditkan orang Sunda. Kok tiba-tiba bisa dipelintir seperti itu," kata Arteria, dikutip dari tayangan Youtube tvOne, Rabu (19/1/2021).

"Yang saya sedih ya Kang Emil (Ridwan Kamil), Kang Uu (UU Ruzhanul Ulum) malah ngomongnya begitu, padahal saya sama beliau sangat hormat, sangat respect," tambah Arteria.

Ia menegaskan, pihaknya sama sekali tidak bermaksud menghina orang Sunda.

Hal tersebut ia buktikan dengan kerap memuji Kejaksaan RI saat ini yang mayoritas diduduki orang Sunda.

"Kita sama sekali tidak ada hal sekecil apapun yang mendiskreditkan suku Sunda, orang Sunda."

"Buktinya berkali-kali saya katakan Kejaksaan saat ini top banget, bagus, mayoritas orang Sunda di dalamnya tapi bukan karena kedekatan dengan orang Sunda, tapi karena memiliki kompetensi yang bagus," ungkapnya.

Baca juga: Ridwan Kamil Minta Arteria Dahlan Minta Maaf dengan Masyarakat Sunda, Jika Enggan Bisa Bahaya?

Arteria pun menyayangkan, dalam rapat kemarin, ia menyampaikan beberapa hal yang dirasa penting selama 15 menit.

Namun, hal tersebut justru tidak dibahas oleh publik.

Padahal, ia merasa pernyataan yang menjadi polemik saat ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan isu penting yang dibicarakan Arteria dalam rapat.

"Kemarin rapat kerja komisi III dengan Kejaksaan RI, saya bicara 15 menit lebih, banyak hal yang kita bicarakan tapi memang yang di-highlight isunya."

"Dipelintir istilah saya seoalah-olah menggunakan bahasa Sunda itu kejahatan, padahal tidak ada sama sekali pembicaraan saya terkait itu," tegasnya.

Sudah Minta Maaf ke Partai

Arteria Dahlan dikatakan sudah meminta maaf perihal ucapannya yang meminta Jaksa Agung ST Burhanuddin memecat anak buahnya karena telah menggunakan bahasa Sunda dalam rapat.

Keterangan itu disampaikan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto ketika KOMPAS.TV mengonfirmasi sikap partai terkait Arteria Dahlan, Kamis (20/1/2022).

"Arteria sudah meminta maaf," kata Hasto.

Menurut Hasto, Arteria Dahlan sudah melakukan klarifikasi kepada Ketua DPP Badan Kehormatan Partai Komaruddin Watubun.

"Kemarin sudah klarifikasi ke Pak Komar, coba tanya Pak Komar," ujar Hasto. (*)

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved