Berita Kaltim Terkini
Kisah Sekolah di Balikpapan dan Tenggarong, Mendorong Siswanya Belajar Aktif dan Budaya Literasi
Suasana riuh sekolah terasa dari gerbang sekolah. Para guru SDN 003 Tenggarong mengantarkan siswanya untuk dijemput di depan gerbang
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Suasana riuh sekolah terasa dari gerbang sekolah. Para guru SDN 003 Tenggarong mengantarkan siswanya untuk dijemput di depan gerbang.
“Kami membiasakan untuk mengantar dan menjemput siswa di gerbang sekolah, hingga orang tua datang. Kami ingin siswa merasakan cinta kami yang tulus ke siswa. Karena siswa kami sudah kami anggap anak sendiri,” ungkap Kepala Sekolah SDN 003 Tenggarong, Hj. Ana Rupaida, S.Pd.SD kepada TribunKaltim.co via press rilis, Jumat (4/2/2022).
Tantangan membuka sekolah lagi adalah membangun karakter siswa yang merupakan ciri khas SDN 003 Tenggarong.
Salah satunya adalah pembiasaan siswa. Ketika membuka pembelajaran tatap muka, SDN 003 Tenggarong fokus pembiasaan lingkungan sekolah, tata krama untuk makan bersama, dan kebiasaan berpartisipasi di sekolah, seperti berbaris, berdoa.
Baca juga: Komisi IV DPRD Samarinda Soroti Penerapan Protokol Kesehatan di Sekolah
Baca juga: Delapan Sekolah di Balikpapan Tutup saat PTM karena Siswa Terpapar Covid-19
Baca juga: Ada Siswa di Paser Positif Covid-19, Dua Sekolah Ditutup Sementara Selama 14 Hari
“Saya senang sekali jika ada siswa yang sedang makan, tiba-tiba menawarkan saya makan. Saya merasa SDN 003 Tenggarong mampu membangun karakter yang luhur,” ungkap Ana.
Visi SDN 003 Tenggarong adalah SEKOLAH BERWAWASAN LINGKUNGAN, SEHAT, BERAKHLAK MULIA.
Dalam menerapkan ini, SDN 003 Tenggarong bermitra dengan Tanoto Foundation untuk mendorong performa siswa dengan pembelajaran aktif dan budaya literasi.
SDN 003 Tenggarong juga berfokus ke karakter. Selain pembiasaan, Ana Rupaida juga percaya dengan melalui contoh dan suri teladan, akan membangun karakter siswa.
Baca juga: Kantin Sekolah di PPU Diizinkan Buka, Pedagang Mengaku Bersyukur
“Ketika ada guru yang melakukan kesalahan, saya tidak menegur, saya ingin rasa malu yang mendorong mereka untuk mengoreksi kesalahan mereka sendiri,” ungkap Ana Rupaida.
Di SDN 003 Tenggarong sendiri, dalam menerapkan visi sehat, membiasakan siswanya untuk menjaga kebersihan dan kesehatan dengan kebiasaan cuci tangan.
Selain itu, dalam memulai pembelajaran tatap muka, SDN 003 Tenggarong membiasakan kerja sama sesama siswa dengan piket menjaga kebersihan kelas.
Ini pun ditiru oleh guru-guru SDN 003 Tenggarong dengan siswanya, dengan pembiasaan dan suri teladan, guru menyeimbangkan observasi dan intervensi.
Jika siswa melakukan kesalahan, siswa dapat refleksi dan didorong rasa malu untuk mengoreksi sendiri, sebelum ditegur guru.
Saat ini SDN 003 Tenggarong juga terpilih untuk sekolah ramah anak, desain infrastruktur sekolah dibuat yang membuat siswa nyaman bergerak.
Media pembelajaran yang dipilih pun yang tidak mengancam kenyamanan dan keamanan siswa.
Unggul dan Berkarakter
Cerita yang sama juga berlangsung di MINU Balikpapan, dengan Visi barunya Unggul, Berkarakter dan Berwawasan Lingkungan Kepala Madrasah MINU Balikpapan, Ahmad Gunanto percaya visi yang dipunyai MINU berevolusi sesuai perkembangan yang dialami madrasah.
“Saya ingin madrasah saya unggul dalam akademisi dan juga unggul dalam karakter ( Akhlaqul Karimah ),” ungkap Ahmad Gunanto.
“Dengan unggul secara akademis, saya mengedepankan sumber daya guru madrasah. Saya libatkan penuh dengan perkembangan pendidikan, penguatan pendidikan, mengikuti kegiatan-kegiatan yang diamanahkan oleh Kementerian Agama dan juga mengikuti pelatihan dari Tanoto Foundation,” tambah Ahmad Gunanto.
Para guru madrasah menguatkan pembelajaran dengan pembelajaran aktif.
Ahmad Gunanto bersama guru senior melakukan supervisi akademik bagaimana kurikulum berbasis karakter yang diterapkan di madrasah.
Karakter ini menjadi penting di kurikulum madrasah, karena usia Madrasah Ibtidaiyah atau sekolah dasar adalah sekolah krusial dalam mengembangkan kualitas kepribadian anak yang nantinya akan dibawa hingga remaja dan dewasa.
“Kami menekankan karakter kejujuran, salah satunya, dalam kurikulum kami. Kerjasama dengan orang tua santri untuk menerapkan itu merupakan kunci menerapkan karakter ini. Selain itu, pemantauan dan komunikasi terbuka adalah hal lain yang kami lakukan,” ungkap Ahmad Gunanto.
Lisna, selaku ketua komite merasakan bahwa MINU seperti rumah kedua. Ia menyekolahkan kedua anaknya di MINU Balikpapan.
Lisna merasa kehangatan antara orang tua dan guru adalah kunci untuk selalu dekat dengan anak dan dapat 0merawat karakter anak. Karena dengan kehangatan, akan mempermudah memberikan contoh-contoh baik ke anak.
Kedepannya ketika Madrasah ini mencapai visinya, visi ini bertambah menjadi Madrasah Unggul, Berprestasi, Berkarakter, dan Berbudaya Lingkungan.
Memberi sekaligus menjadi contoh serta memberikan pengarahan merupakan strategi Ahmad Gunanto dalam mencapai visinya.
“Tentang menerapkan disiplin, saya datang di kantor Madrasah pukul 06 pagi. Sehingga jika ada guru yang telat, guru tersebut bisa diajak komunikasi terbuka kenapa telat dan bagaimana supaya tidak telat lagi,” tambah Ahmad Gunanto.
Membudayakan Budaya Baca
Baik, SDN 003 Tenggarong dan MINU Balikpapan, menciptakan suasana sekolah/ Madrasah yang memudahkan gerak siswa membaca.
Di sudut-sudut sekolah/Madrasah terlihat ada tempat-tempat membaca, di samping kantin dan di selasar membaca.
Selain menyiapkan infrastruktur dan jurnal membaca MINU Balikpapan juga mempunyai program koin membaca dimana siswa menabung untuk membeli buku yang disukai.
Sedangkan di SDN 003 Tenggarong, membuat jurnal membaca dimana siswa dapat mencatat kemajuan membaca.
Kurnia Astuti, dalam membudayakan budaya baca di masa transisi belajar dari rumah ke pembelajaran tatap muka dengan memelihara komunikasi dengan orang tua.
“Saya sebelum anak-anak pulang, memberitahu orang tua dan siswa tentang pelajaran esok harinya," ujarnya.
Kurnia juga berpesan pada siswa dan orang tua untuk membuat pertanyaan yang dibawa besok.
"Ini membangun kerjasama guru dan orang tua,” jelas Kurnia.
Keesokannya, setelah materi, pertanyaan tersebut dijawab oleh teman sekelasnya.
Selain itu, Kurnia juga menyediakan potongan kertas yang dibawa ke rumah. Potongan kertas tersebut berisikan kosa kata-kosa kata baru yang akan ditemukan di materi esok harinya.
Di rumah, siswa dan orang tua mencari makna dari kosa kata tersebut. Dengan memahami kosa kata terlebih dahulu, siswa juga lebih siap untuk menyerap materi yang akan diberikan. (*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.