Kebakaran di Samarinda
Sedang Beristirahat Siang, Kobaran Api Paksa Warga di Muso Salim Samarinda Berlarian Selamatkan Diri
Meski bangunan ludes terbakar, namun 32 jiwa yang terdampak dalam kebakaran di Jalan Abdul Muthalib, Kawasan Muso Salim
Penulis: Rita Lavenia | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Meski bangunan ludes terbakar, namun 32 jiwa yang terdampak dalam kebakaran di Jalan Abdul Muthalib, Kawasan Muso Salim, RT 02 dan 04 Kelurahan Sungai Pinang Luar, Kecamatan Samarinda Kota tetap bersyukur karena tidak ada korban jiwa dalam musibah yang terjadi Sabtu (2/4/2022) Pukul 14.20 WITA.
Abdus Somad (30) salah seorang korban menuturkan, kebakaran terjadi begitu cepat.
Dimana, kala itu dirinya bersama istri dan kedua anaknya tengah beristirahat siang di lantai dua rumah bernomor 64 mereka.
Tiba-tiba, sang istri yang masih terjaga melihat kepulan asap tebal yang perlahan memenuhi ruangan mereka.
Tentu kepulan asap yang menyesakan pernapasan menyadarkan dan membuat mereka sekeluarga berhamburan keluar tempat peristirahatan.
Baca juga: Proses Pendinginan Api Sempat Menyala Lagi di Restoran Bakso Samarinda
Baca juga: BREAKING NEWS Kebakaran di Kawasan Jalan Arif Rahman Hakim - Muso Salim Kota Samarinda, Api Membesar
Baca juga: Sejumlah Tempat Usaha Ludes Terbakar di Muso Salim Samarinda
"Saya lihat ke samping (kiri rumah), api sangat besar. Seperti ledakan kecil," jelasnya.
Api terus merembet ke kanan kiri dari sumber api yang diketahui bangunan servis peralatan elektronik.
Mereka masih sempat menyelamatkan surat-surat dan sedikit barang berharga mereka.
"Sisanya habis. Di sini ngontrak. Sudah 9 tahun di sini, aman-aman aja. Tapi ikhlaskan saja karena sudah terjadi," ucap ahli gigi ini.
Begitupun Marwiah (50), penghuni gedung sebelah klinik gigi tersebut mengaku masih bingung harus mengungsi kemana.
Sebab tidak satupun barang berharga yang sempat mereka selamatkan selain pakaian yang melekat di tubuh.
"Kami sedang berada di lantai satu rumah. Semua ngumpul istirahat. Tiba-tiba orang teriak kebakaran," jelasnya.
Mereka pun berhamburan keluar dan mendapati api sudah membesar dari bagian belakang rumah.
Kondisi angin kencang membuat satu persatu bangunan yang didominasi bermaterial kayu tersebut dengan cepat dilahap api.
"Enggk berfikir apa-apa lagi karena hawa panasnya saja kerasa sekali. Jadi kami berlarian ke jembatan (Jalan Arif Rahman Hakim)," terangnya.