Ramadhan
Memaki di Medsos atau Bicara Kasar Apakah Membatalkan Puasa? Simak Penjelasan Lengkapnya
Namun apakah mengumpat, bicara kotor atau kasar juga dapat membatalkan puasa? Beberapa kata umpatan acapkali refleks diucapkan.
Secara lahiriah, buah tampak bagus dari luar.
Namun, secara batiniah, belum tentu isi buah tersebut juga sebagus penampang luarnya.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
رُبَّ صَاىِٔمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوْعُ وَالْعَطَشُ
“Berapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga saja.” (HR. Ibnu Majah no.1690 dan Syaikh Albani berkata, ”Hasan Shahih.”)
"Banyak orang yang melakukan puasa, tidak makan, tidak minum, dan tidak bergaul. Akan tetapi, tidak ada yang bisa didapatkan dari puasanya itu, kecuali lapar dan haus," ujar Aris.
Baca juga: Tradisi Nyekar Jelang Puasa, Pedagang Bunga di Balikpapan Panen Rezeki
Aris menjelaskan mengapa orang yang melaksanakan puasa tetapi tidak mendapatkan pahala.
Hal ini seperti yang disabdakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan (tetap) mengamalkannya, maka tidaklah Allah Azza wa Jalla butuh (atas perbuatannya meskipun) meninggalkan makan dan minumnya” [HR. Bukhari 4/99]
Jadi, secara batiniah, puasa seseorang yang berkata kotor dianggap sia-sia dan berkurang pahalanya.
Namun, secara lahiriah, puasa tersebut tetap sah.
Aris menegaskan kembali, orang yang berpuasa tetapi tidak menjaga mulutnya dari perkataan kotor, ibarat buah yang dari luar tampak bagus, tetapi ketika dibelah banyak ulat di dalamnya.
"Oleh karena itu, puasa bukan hanya menjaga apa yang masuk ke dalam mulut, tetapi juga menjaga apa yang keluar dari mulut," tutur Aris.
Jadi, puasa tetap sah, tetapi tidak ada manfaat yang ditemukan dalam isi puasa tersebut.