Berita Internasional Terkini
Zelensky Tuding Rusia Lakukan Kejahatan Perang, Jerman Setujui Sanksi Baru, Rusia Tak Gentar
Di hari ke-39 perang Rusia-Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuding Rusia telah melakukan kejahatan perang.
Penulis: Rita Noor Shobah | Editor: Christoper Desmawangga
Rusia memasok 40 persen kebutuhan gas Eropa.
Menteri Luar Negeri Italia Luigi Di Maio mengatakan, peristiwa di Bucha melepaskan gelombang kemarahan yang akan mengarah pada sanksi baru.

Di Maio juga tidak mengesampingkan bahwa dalam beberapa jam ke depan, mungkin ada perdebatan tentang masalah impor energi fosil dari Rusia.
Dia juga menuturkan bahwa negaranya tidak akan memveto jika Eropa membuat paket sanksi lainnya kepada Rusia.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) mengatakan, mereka yang melakukan kejahatan perang harus bertanggung jawab atas perbuatannya.
Selain itu, Inggris mengatakan pihaknya meningkatkan sanksi kepada Rusia sedangkan Perancis mengutuk pelanggaran besar-besaran oleh pasukan Rusia di Ukraina.
Baca juga: CARA Vladimir Putin Pukul Balik Sanksi Barat, Rubel Rusia Menguat, Uni Eropa Pusing Soal Pasokan Gas
Sanksi
Kremlin mengatakan, sanksi-sanksi yang dijatuhkan kepada Barat sama dengan deklarasi perang ekonomi.
Rusia mengatakan, Moskwa sekarang akan melihat ke arah timur untuk mitra seperti China dan India. Rusia menghadapi kontraksi ekonomi terbesar selama beberapa dekade terakhir akibat sanksi dari Barat.
Putin menuturkan, Barat tidak mengerti apa-apa tentang Rusia jika menganggap Moskwa akan menyerah pada sanksi.
Pemutusan gas dari Rusia ke Eropa akan menghapus pertumbuhan di ekonomi terbesar “Benua Biru”, membuat harga energi melambung dan mendorong gelombang inflasi yang tinggi.
Baca juga: 37 Hari Perang Rusia-Ukraina, Dukungan untuk Putin Naik, Biden Terpaksa Lepas Cadangan Minyak Mentah
Di sisi lain, Rusia, yang telah memasok gas ke Eropa sejak 1970-an, akan kehilangan pendapatan senilai ratusan miliar dollar AS jika aliran gas ke Eropa diputus.
“Dunia jauh lebih besar dari Eropa, dan faktanya Rusia jauh lebih besar dari Eropa. Jadi, cepat atau lambat kami akan berdialog tidak peduli apa yang diinginkan orang-orang di seberang lautan," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada televisi pemerintah Channel One. (*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.