Berita Nasional Terkini

PAN dan PPP Diprediksi jadi Partai Politik yang Terdegradasi di Pemilu 2024

Memasuki tahun 2024, akan ada gelaran pesta demokrasi di Republik Indonesia, berlangsung pemilu secara serentak

Editor: Budi Susilo
Tribun Kaltim/Budi Susilo
Ilustrasi partai politik peserta Pemilu 2019. Diprediksi, PPP hingga PAN bakal jadi parpol Islam yang terdegradasi atau tak lolos ke parlemen pada Pemilu 2024. 

TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Memasuki tahun 2024, akan ada gelaran pesta demokrasi di Republik Indonesia, berlangsung pemilu secara serentak, pemilihan legislatif maupun eksektif. 

Ada beberapa partai politik yang nanti saat bertarung akan masuk dalam klasemen terbawah, rakyat sedikit yang memilih.

Ada ekspetasi yang tidak sesuai harapan di Pemilu 2024 nanti. Ya, iniah partai Amanat Nasional dan Partai Persatuan Pembangunan jadi sorotan dalam nasibnya nanti.  

Disampaikan oleh Managing Director of Paramadina Democracy Forum (PDF), Ahmad Khoirul Umam.

Baca juga: Grace Natalie Kenang Perjuangan Bersama Tsamara di PSI: Beban Berat jadi Ringan, Dipikul Sama-sama

Baca juga: Ormas Minta THR Lebaran 2022, Polisi Bakal Bertindak Tegas

Baca juga: Eksistensi Peran Partai Politik Islam dalam Pilpres 2024, Bakal Hanya jadi Pengikut Saja?

Dia memprediksi, PPP hingga PAN bakal jadi parpol Islam yang terdegradasi atau tak lolos ke parlemen pada Pemilu 2024.

"Ancaman degradasi dari zona parliamentary treshold 4 persen yang berpotensi menghantui PAN dan menghantui PPP," kata Umam dalam diskusi publik PDF bertajuk 'Peran & Tantangan Partai Politik Islam Menuju Pemilu 2024', Selasa (19/4/2022).

Dia menjelaskan, PAN sebagai parpol mempunyai diaspora kekuatan, di mana kekuatan PAN dengan Zulkifli Hasan terdegradasi dengan adanya Partai Ummat dan Partai Pelita.

"Pak Amien Rais, bagaimanapun beliau, sekontroversial beliau, tetapi setidaknya beliau masih punya pengaruh yang cukup kuat di basis pemilih masyarakat Muhammadiyah. Pak Din Syamsuddin juga sama," ulasnya.

Baca juga: Kaltim Punya 2 Agenda Besar, Pemilu Serentak dan IKN, Kepala Kesbangpol Serukan Jaga Kondusivitas

Jika PAN tidak mampu mempertahankan perolehan suara 4 persennya, Umam menyebut representasi kekuatan politik Muhammadiyah berpotensi hilang.

Untuk PPP, Umam, menyebut partai berlambang kakbah itu jika tak punya coattail effect dan tak punya split ticket voting, maka berpotensi terancam.

"Kemarin di 2019 mendapatkan 4,52 persen, hanya sedikit, hanya lebih dari 0,52 persen dari ambang batas 4 persen parliementary treshold."

"Kalau kemudian tidak terjadi misalnya coattail effect tidak ada, kemudian kembali terjadi split ticket voting, maka itu berpotensi menjadi ancaman."

Baca juga: Santuni Anak Yatim saat Ramadan, Airlangga Didoakan Jadi Presiden 2024

"Silakan itu bagian dari evaluasi yang harus dimatangkan untuk mendapatkan konsolidasi kekuatan yang lebih maksimal," paparnya. (Reza Deni)

PAN Usul Pemilu 2024 Ditunda

Berita sebelumnya. Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) juga sepakat agar Pemilu 2024 mendatang ditunda pelaksanaannya.

Sebelumnya, usulan penundaan juga disampaikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Pertama, pandemi Covid-19 yang belum berakhir, memerlukan perhatian dan keseriusan untuk menanganinya.

Kedua, terkait pertumbuhan ekonomi yang belum membaik.

Baca juga: Badan Kesbangpol Sebut Ada 9 Parpol Baru di Kaltim yang Bakal Ikut Pemilu 2024

"Perekonomian yang belum membaik, pertumbuhan kita rata-rata masih 3 persen sampai 3,5 persen, situasi masyarakat yang kehilangan pekerjaan, usaha-usaha yang belum kembali pulih secara utuh secara sempurna. Itu alasan kedua yang kita ikuti," kata Zulhas di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (25/2/2022).

Alasan ketiga, perkembangan global terkini, terutama konflik antara Rusia dan Ukraina yang mengakibatkan harga minyak dunia meningkat.

Keempat, Pemilu 2024 membutuhkan biaya yang lebih besar dibanding pemilu-pemilu sebelumnya.

Alasan kelima, keberlangsungan program-program untuk pembangunan terhambat karena adanya pandemi ini.

Baca juga: Prabowo Subianto Punya Elektabilitas di Pilpres 2024, Bisa Hilangkan Polarisasi di Masyarakat

Alasan terakhir, merujuk pada survei terakhir Litbang Kompas, kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo, mencapai angka tertinggi di angka 73,9 persen.

"Oleh karenanya berbagai pertimbangan itu dan masukan-masukan dari masyarakat, berbagai kalangan, kami memutuskan setuju pemilu diundur," ucapnya.

"Langkah selanjutnya tentu kita akan komunikasi dengan teman-teman koalisi parpol lainnya juga dengan berbagai kalangan dengan ormas dan tentu kelompok elite politik lainnya," pungkasnya. 

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul PAN dan PPP Diprediksi Tak Lolos ke DPR pada Pemilu 2024, Ini Alasannya

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved