Berita Internasional Terkini
Inggris Berpotensi Digempur Rusia, Kehadiran Pasukan Elite SAS di Ukraina Jadi Penyebab
Ketegangan tak hanya terjadi antara Rusia dengan Ukraina, namun juga terhadap negara-negara Barat
"Tujuan perang Rusia adalah justru membuat Ukraina bergantung secara permanen pada Rusia - secara politik, budaya, dan ekonomi."
Baca juga: Hari Ke-59 Perang Rusia-Ukraina: Ultimatum Rusia, Jerman Hentikan Pengiriman Senjata
Di kawasan Donbass, perang telah berkecamuk selama delapan tahun.
Pada tahun 2014, separatis pro-Rusia memproklamirkan distrik Donetsk dan Luhansk sebagai negara merdeka.
Pada 2015, setelah periode pertempuran terbuka antara separatis dan pasukan pemerintah, gencatan senjata dicapai dengan penetapan "garis kontak" yang memisahkan bagian yang dikuasai Ukraina dari bagian yang dikuasai kelompok separatis.
Itu kemudian dikenal sebagai Perjanjian Minsk II.
Pada 21 Februari 2022, tiga hari sebelum invasi ke Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin secara resmi mengakui kedaulatan Republik Rakyat Luhansk dan Republik Rakyat Donetsk.
"Yang dimaksud Putin bukan hanya daerah yang dikuasai kubu separatis, melainkan seluruh kawasan distrik Donetsk dan Luhansk yang lebih luas", papar Andreas Heinemann-Gruder.
Itu sebabnya, Rusia bertekad paling tidak harus mampu menaklukkan Donbass sekarang setelah gagal merebut Kyiv.
"Jadi itu nanti bisa dideklarasikan sebagai kemenangan, dan mungkin juga akan dideklarasikan sebagai berakhirnya perang," pungkasnya. (*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.