Breaking News

Berita Paser Terkini

Harga TBS Anjlok, Apkasindo Kaltim Bakal Lakukan Aksi Damai di Titik Nol IKN Nusantara

Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) se-Kalimatan Timur bakal lakukan aksi protes anjloknya harga Tandan Buah Segar (TBS)

Penulis: Syaifullah Ibrahim | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/SYAIFULLAH IBRAHIM
Kebun sawit yang ada di Kecamatan Kuaro, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur.TRIBUNKALTIM.CO/SYAIFULLAH IBRAHIM 

TRIBUNKALTIM.CO, TANA PASER- Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) se-Kalimatan Timur bakal lakukan aksi protes anjloknya harga Tandan Buah Segar (TBS) yang disebabkan adanya larangan ekspor CPO dan sejenisnya.

Aksi tersebut rencananya akan digelar hari ini, berpusat di Titik Nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Diikuti kisaran 200 orang perwakilan DPW Apkasindo se-Kalimantan Timur (Kaltim), Minggu (15/5/2022).

Ketua DPW Apkasindo Kaltim, Betman Siahaan menyebutkan aksi damai yang akan dilakukan merupakan bentuk kekecewaan pada Pabrik Kelapa Sawit (PKS).

"Titik kumpul di Desa Sepan PPU, ada sekitar 200 orang mewakili DPD Apkasindo se Kaltim. Kita mau menunjukkan secara nasional turunya harga TBS yang tidak sesuai dengan harga yang telah di keluarkan oleh pemerintah," kata Siahaan saat di konfirmasi TribunKaltim.co.

Ditegaskan, dampak yang ditimbulkan akibat larangan ekspor Crude Palm Oil (CPO) juga berimbas pada petani sawit

Baca juga: Kapolri Turun Tangan Kawal Kebijakan Jokowi, Jangan Coba-coba Ekspor CPO dan Migor

Baca juga: Kapal TB NSS II tak Bawa CPO Keluar Negeri, Danlanal Balikpapan: Publik Bisa Membuktikan

Baca juga: Tanggapan PT Sinarmas LDA Maritime Terkait Tongkang Bermuatan CPO yang Ditahan KRI

"Kami bukan demo, kami hanya akan melakukan aksi damai di IKN, karena sebagai daerah penyangga IKN menjerit dengan keputusan pemerintah pusat. Petani sawit yang menjadi korban kebijakan," tegasnya.

Selain membeli dibawah harga, kata Siahaan, terdapat beberapa PKS yang tidak mau menerima TBS petani dengan alasan tangki timbun mereka penuh.

Menurutnya, hal itu merupakan imbas dari kebijakan Pemerintah Pusat yang melarang ekspor minyak sawit mentah atau CPO.

"Semua PKS kebingungan dengan minyak mereka mau dijual kemana, kami ke IKN mau menunjukkan bahwa petani sawit tidak mau lagi memanen hasil kebun mereka karena harga yang tidak seimbang dengan biaya yang dikeluarkan, itulah inti alasan pergerakan petani ke IKN," ungkap Siahaan.

Terkhusus untuk wilayah Kabupaten Paser, kondisi petani sawit sangatlah memprihatinkan dikarenakan hasil panen dibeli dengan murah oleh pihak perusahaan.

"Kondisi petani di Paser sangat memprihatinkan, mereka (petani) sudah tidak bisa panen karena pertimbangan harga tidak sesuai lagi dengan biaya panen dan transport," paparnya.

Sejauh ini, terdapat 2 pabrik di Paser telah menutup pabrik dan tak lagi membeli TBS dari petani yakni PT Saraswati Sawit Makmur Lestari dan PT Multi Makmur Mitra Alam (M3A).

"Sudah ada dua pabrik yang menutup pembelian TBS petani, Saraswati dan M3A di Paser sudah menutup," sambung Siahaan.

Ia khawatir, akan ada pabrik lainnya yang melakukan langkah serupa, ditambah lagi belum adanys tindakan serius yang dilakukan pemerintah daerah.

Padahal, beberapa waktu lalu Gubernur Kaltim telah mengeluarkan surat agar pabrik membeli harga TBS seusuai dengan ketentuan harga yang ditetapkan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved