Ibu Kota Negara

Dampak IKN Nusantara, Jepang Ingin Kontribusi Pengembangan Teknologi Pangan di Penajam

Jepang tertarik mengembangkan teknologinya di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), imbas dari perpindahan Ibu Kota Negara

Penulis: Nita Rahayu | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/NITA RAHAYU
Jepang tertarik mengembangkan teknologinya di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), imbas dari perpindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kecamatan Sepaku. 

TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM - Jepang tertarik mengembangkan teknologinya di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), imbas dari perpindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kecamatan Sepaku.

Hal tersebut setelah pertemuan JITA Association Japan dengan Pelaksana Tugas (Plt) Bupati PPU Hamdam Kamis (26/5/2022).

Pengembangan Teknologi yang ingin dikembangkan Negeri Sakura itu, terutama dibidang ketahanan pangan.

"Kami sangat terbuka akan konsentrasi sektor ketahanan pangan. Potensi daerah yang kita miliki tentu memberikan peluang untuk berinvestasi di sektor tersebut. Ketika IKN pindah maka akan membutuhkan pangan yang cukup besar," ungkap Hamdam.

Baca juga: Implikasi Positif dan Negatif Penetapan IKN Nusantara di Kaltim Bagi Kota Balikpapan

Baca juga: Wakil Ketua DPRD Balikpapan Sebut Pembiayaan IKN Nusantara Bisa Kelar 1 Tahun, Bagaimana Caranya?

Baca juga: Pembangunan IKN Nusantara Segera Dimulai, 100 Ribu Tenaga Kerja Mulai Pindah ke PPU pada Juli 2022

Sementara itu, Ketua JITA Association Japan Fujiki menyampaikan, teknologi yang dibutuhkan PPU saat ini terutama dalam komoditas padi, bambu, serta udang.

“JITA ingin menjadi bagian yang membuat IKN ini menjadi yang paling maju di seluruh dunia," harap Fujiki.

Untuk teknologi ketahanan pangan tersebut, dikatakan Fujiki berdasarkan hasil penelitian butuh proses selama lima tahun untuk pengembanhannya.

"Ketika tidak ada hambatan dalam proses aturan-aturan bisa lebih cepat pelaksanannya.
Yang dibutuhkan masyarakat terkait kebutuhan utama manusia yaitu sandang pangan dan papan tentunya sehingga JITA ingin bekerjasama dalam bidang tersebut," sambung Fujiki.

Baca juga: 100.000 Tenaga Kerja Bakal Pindah ke IKN Nusantara

Selama ini diketahui berbagai teknologi telah dikembangkan asosiasi tersebut, seperti penanaman padi dengan hasil produksi yang berlimpah dalam sekali panen.

Dengan kondisi iklim tropis yang ada di Indonesia maka panen padi bisa minimum enam atau sampai delapan kali dalam setahun.

“Penajam Paser Utara adalah pilihan yang tepat untuk bekerja sama di bidang ketahanan pangan berupa padi, bambu dan juga udang serta merangkul badan usaha perorangan dan lainnya," pungkasnya. (*)

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved